Hati terakhirku

5 0 0
                                    

[ satu bulan..dua bulan..tlah berlalu.]

Seperti biasanya aku berangkat ke tempat les dari sekolah bersama kiki dan khusnul. Sudah enam bulan aku bertahan di tempat les itu. Ini pertama kalinya aku bertahan lama di tempat bimbelku.
Di perjalanan kami bercakap-cakap mengenai rezy.

“ van kamu nggak mood lagi? “ Tanya kiki

“ nggak ko aku baik-baik saja.” Jawabku

“ akhir-akhir ini setiap kita ingin berangkat ke les mood mu suka berubah deh.” Tanya khusnul.

“ hmm iya nihh aku juga bingung dengan ke adaan ku yang sekang.” Jawabku dengan lemas.

“ ini pasti gara-gara rezy kan? Come on kamu harus move on sudah 2 bulan lebih kamu begini.” Ucap kiki.

“ kalau aku ketemu rezy nanti aku akan beri dia peringatan.” Kata khusnul dengan wajah yang marah.

Khunul dan kiki sudah mengetahui sebenarnya dengan apa yang terjadi terhadapku, bahwa aku begitu sangat di abaikan oleh rezy. Itu sebabnya mereka marah.

“sudahlahh, Disini aku yang salah karena tlah menyukai dia,  dia bahkan tak tahu apa-apa. nggak usah terlalu berlebihan deh  Ini kan masalah perasaanku biar aku saja yang mengatasinya sendiri.” Kataku dengan tenang, walaupun dalam hatiku berkata sebaliknya

“ ayokk semangat jangan mood-mood tan lagi.” Kata kiki

“  semangat.” Tambah khusnul

Kami tidak memerlukan waktu yang banyak untuk sampai di tempat les. Kami terlambat delapan menit. Pada saat aku masuk ke kelas aku melihat rezy yang juga ikut melihatku.

Hanya itu yang selalu terjadi pada kami selama ini, tidak ada yang begitu istimewa hanya saling bertatapan tanpa ada kata yang keluar dari mulut kami.

“ maaf kak kami terlambat “ kata khunul di kak tentor yang mengajar padaa saat itu.

“ iya, silahka duduk.” Kata kak tentor

Aku dan kiki hanya mengikuti mengekor di belakang khusnul untuk mengabil tempat duduk.

“ kita disini saja.” Tunjuk khusnul di bangku yang masih kosong.

Oh tidak, mengapa khusnul harus mengabil bangku yang berada di belakang dengan rezy. Aku harus bisa move on darinya. Aku tidak boleh lagi terbawa oleh perasaanku sendiri.

Sebenarnya hari ini aku sudah memutuskan bahwa hari ini adalah hari terakhirku untuk mengikuti bimbel ini. jadi, duduk di dekat  rezy saat ini tidak begitu buruk. Soal ayahku itu urusan belakangan,  bertahan selama 6 bulan lebih di sini saja ayah sudah salut kepadaku.

Karena ini adalah terakhir kalinya aku melihatnya dan berada di sampingnya walau hanya sebentar. Aku memutuskan untuk melihatnya sepuasku walau hanya punggungnya saja  dapat kulihat. Entah kapan lagi  aku bisa melihatnya dan bertemu dengannya.

Terimakasih fahrezy  tirta abdi pernah hadir di kehidupanku. Semoga kita dapat bertemu lagi dan pada saat pertemuan itu aku berharap kamu memaggilku dengan menyebut namaku dengan  sekali saja.

“Senang bisa mengenal mu fahrezy”

“ selamat tinggal.”

“ dan sampai jumpa.”

- bisik ku dalam hati.

Jam berlalu begitu cepat, tak terasa ternyata sudah waktunya jam pulang. Berat rasanya meninggalkan tempat ini, banyak kenangan ku padanya di sini walaupun hanya cinta sepihak tapi aku tetap senang bahwa rezy sudah hadir di kehidupku.
Aku telah bersiap untuk pulang dan kulihat rezy keluar kelas lebih dulu dariku.

“ hati-hati dijalan rezy, jangan melupakan ku.”ucapku dalam hati sambil tersenyum yang melihat punggungnya yang sudah hampir menghilang dari pandanganku.

“ van ayok kita pulang.” Ajak kiki.

“ ayok. “ jawabku.
Entah kenapa air mata ku keluar tanpa aku sadari.

“ van, kamu kenapa? “ kata kiki yang kaget melihatku.

“ iya van kamu kenapa? “ tambah khusnul

Situasi kelas saat ini hanya ada aku,kiki dan khusnul tak ada orang yang terdapat selain kami.

“ hm?” Jawabku yang menghapus air mataku yang terus saja keluar. Jika aku berbicara saat ini juga, aku pasti akan menangis lebih keras. Jadi ku putuskan untuk diam saja.

“ van, kamu tidak papa?” kata khusnul yang mulai merangkul ku.

Aku sangat tidak bisa menahan tangisanku jikalau aku diberi pelukan dengan seseorang. itu hanya akan membuatku ingin tambah menangis lebih keras, oleh Karena itu pada  saat khusnul merangkul ku air mataku yang tergenang di kantung mataku itu semuanya keluar  aku tak bisa menahan tangisku

“ van cerita ke kami, kamu kenapa? “ Tanya kiki dengan wajah yang agak cemas.

“ aku sudah memutuskan untuk tidak datang ke bimbel ini lagi.” Jawabku yang menangis dengan nafas yang tertahan

“ hah? Kenapa? Kan masih ada tiga bulan lebih kita belajar disini.” Tanya khusnul

“ aku tidak bisa bimbel disini lagi, belajar disini hanya membuat hatiku sakit.” Jawabku

“ apa karena rezy? “ Tanya kiki

“ iya, bukan kah aku sangat kenak-kanakan? Aku berhenti karena hanya tidak ingin melihatnya itu hanya akan menyakiti hatiku..” Ucapku ke mereka

Entah kenapa air mataku tak bisa berhenti keluar dan juga hatiku terasa sangat sakit. Apa karna hatiku yang menyebabkan  aku menangis sekeras ini?

“ van apa itu benar-benar sangat menyakitimu? “ Tanya kiki yang ikut sedih melihatku.

“ ini sangat menyakitkan bagiku. aku sangat menyukainya aku ingin memilikinya bukankah aku sangat egois?” tanyaku ke mereka.

“ Dia benar-benar tidak suka padaku, hanya aku yang menyukainya. Apa dia sangat membenciku? Seberapa bencinya dia kepadaku? Apakah salah kalau aku menyukainya? Dia bahkan tidak membalas pesanku. Tapi, kenapa dia menyapaku lalu tersenyum kepada ku pada pertama kali aku masuk di sini.” Tambah ku lagi, kali ini tangisku semakin bertambah.

“ van, untuk apa dia membencimu? Kamu bahkan tidak punya salah terhadapnya. menyukai seseorang itu tidak ada salahnya van, hanya saja kamu harus tahu kapan dan  kepada siapa rasa suka ke seseorang itu harus diberikan. saat ini kamu menyukai seseorang di tempat yang salah, mungkin  rezy bukan tempat yang dapat kamu tuju. Jadi, itu sebabnya kamu tidak bisa berada di sisinya.” Kata kiki yang menatapku dengan penuh penjelasan

“ apa yang kamu katakan kepadaku semuanya benar ki, sepertinya aku salah menyukai seseorang.” Tambahku yang mulai meredahkan tangisanku

“ kalau kamu sudah mengerti, apa kamu tetap akan datang ke bimbel ini?” Tanya khusul kepadaku.

“ tidak, aku tidak ingin kesini lagi. Jika aku masih berada disini Itu akan menyakitkan bagiku apa lagi kalau aku akan melihat wajah rezy aku tidak akan sanggup melihatnya, itu akan membuatku tambah menyukainya walau pun aku tahu kalau aku salah menyukai seseorang.” Kataku dengan hati-hati.

“ jika itu jalan yang sudah kamu putuskan, kami hanya bisa mendukung mu van.” Ucap kiki kepadaku..

“ ya sudah aku akan mendukung setiap keputasanmu van.” Tambah khusnul

“ terimakasih, kalian selalu ada buatku selama ini. apa yang aku pendam selama ini semuanya sudah aku keluarkan. Itu berkat kalian karena sudah berusaha berada di sampingku dan mengerti keadaanku. Aku minta maaf ke kalian jika tidak bisa bersama kalian untuk tetap berada disini.” Kataku yang secara spontan tanganku memeluk mereka.

“ iya van tidak apa-apa.” Tambah mereka yang juga membalas pelukanku.

Yah, hari ini adalah hari yang menyedihkan sekaligus hari yang paling terkesanku bagiku. Berkat teman-temanku yang berada disampingku apa yang kupendam selama ini semuanya sudah keluar dan rasa sakit yang dihatiku ini sudah lebih membaik
Dan hari ini adalah hari terakhirku melihatnya.

Selamat tinggal, rezy sampai jumpa lagi, dan senang bisa kenal dengan mu.

Temporary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang