Hari Pendaftar

8 1 0
                                    


Matahari yang belum juga muncul, suasana di luar masih gelan, sunyi senyap , dan suara ayam yang mulai berkokok. Jarum jam menunjukkan pukul 04.10

“ Vanesa, amel bangun nak, sudah subuh ayo sholat subuh dulu.” Kata ibu yang di luar kamar sambil mengetuk pintu kamar kami.

“ iya ibu.” Sahut kak cevina yang masih mengucek matanya

“ cepat ambil wuduhnya jangan suka menunda sholat.” Kata ibu yang mulai berjalan meninggalkan kamar kami.

“ iya ibu.” Sahut kak cevina kepada ibu.

“ Dek, bagun sudah subuh. Ayo kita sholat berjamaah.” Kata kak cevina yang membangunkan ku dengan menggoyangkan lenganku.

“ iya kak.” Jawabku dengan suara yang masih tidak karuan.

“ cepat bangun dek. Mimpinya di jeda dulu.” Kata kak cevina yang berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wuduh.

“ iya kak.” Jawabku dengan masih setengah sadar sambil merenggangkan badanku.

Hanya aku dan kak amel yang melakukan sholat subuh berjama’ah di rumah, karena yang lainnya sudah melakukan sholat berjama’ah di masjid dekat rumah ku.
Jam masih menunjukan pukul 04.53. aku biasanya siap-siap ke sekolah pulul 06.l5 pagi. Jadi aku masih punya satu jam lebih untuk melanjutkan tidurku sebelum aku siap-siap ke sekolah.

Aku tipe orang yang sangat menghargai jam tidur. bisa di bilang hobby yang aku sukai adalah hobby tidur, Jadi menurutku satu jam itu sangat-sangat berharga bagiku.

Kring……kring….kring……

Bunyi alarm hp ku yang tidak aku sukai. Karena, itu menandakan bahwa jam tidurku tlah usai dan aku harus siap-siap untuk berangkat ke sekolah.

“ ahhh, berisik.” Ucapku sambil mencari hp ku yang berada di samping bantal kepala.

“ van, bangun udah jam enam. Cepat pergi mandi.” Suara kak cevina yang membangunkanku

“ iya kak, ini juga sudah bangun.” Jawabku kepada sang kakak tercinta..

Setelah siap-siap aku keluar ke kamar ku dan menuju meja makan untuk sarapan pagi. Bisa dibilang bukan sarapan sih tapi, minum pagi karena aku hanya meminum teh hangat saja.
Aku tidak terbiasa dengan makan pagi atau sarapan pagi di karena kan  perutku akan sakit.

“ ayah hari ini aku jadi di jemputkan.” Tanyaku kepada ayah, sekaligus memecahkan keheningan yang berada  di meja makan.

“ iya jadi dong, kabarin ayah saja kalau kamu udah mau pulang yah.” Jawab ayah dengan senyum yang paling aku sukai itu.

“ siap pak.” Jawabku dengan penuh semangat.
Karena teburu dengan waktu, kami tidak bisa berlama-lama berda di meja makan.

“ ayah,ibu aku pergi dulu ya.” Pamitku kepada kedua orang tuaku sambil mencium tangan mereka

“ iya hati-hati di jalan ya.” Ucap ibuku

“ iya bu, assalamualaikum.” Ucapku yang sudah berada di atas motor.

“ kak ayok aku nanti telat masuk ke sekolah.” Kataku ke kakak sepupuku.

“ siap nyonya.” Ledeknya kepadaku

Ohiya, aku lupa menceritakan kakak sepupuku ganteng ini bernama vito mahedra dan bisa dipanggil  dengan sebutan kak vito. Bisa di bilang di adalah keluarga jauhku yang berasal dari keluarga ayahku bisa di bilang sepupu 2 kali ayahku.

Sebenarnya dia adalah om ku. akan tetapi, karena dia masih berumur duapuluan tahun, masih bujangan dan memiliki wajah yang masih muda jadi itu sebabnya aku hanya memanggilnya dengan sebutan kakak.

Temporary LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang