{2 minggu kemudian}
Minggu ini jilc mengadakan acara color run, kami di beritahukan informasi tersebut pada rabu dua minggu yang lalu.
Bukan hanya di jilc tempatku belajar yang ikut serta dalam acara ini, tetapi juga semua cabang jilc yang berada di bandung.
Aku, kiki, dan khusnul sudah janjian kumpul di jilc pada pukul 06.00. acara ini di adakan di lapangan gasibu.
Jadi, dari jilc menuju lapangan gasibu kami di antar oleh ibunya khusnul.“ ki, apa hanya kita yang datang jadi perwakilan di jilc gasibu? “ tanyaku
“ tentu saja tidak. Laki-laki nya sudah langsung menuju lapangan, jadi dia tidak kumpul bersama kita.” Jawab kiki
“ oh begitu ya” jawab ku.
“ apa rezy ikut juga di acara ini? “ tanyaku
“ hmm tentu saja ikut, karena yang ku tau dia juga ikut mendaftar.” Jawab kiki
“ ohyah?” jawabku dengan senyum.
“ semoga saja dia datang, walaupun dia tidak menemaniku bicara setidaknya aku bisa melihatnya Itu saja sudah cukup untukku.”
Kami sampai di lapangan gasibu dan mencari tenda yang bertuliskan jilc , tak lama kami mengelilingi lapangan kami menemukan tenda tersebut.
Ternyata banyak yang berasal dari jilc cimahi terdapat beberapa kakak kelas 9 dan beberapa anak SMA.
Dan di kejauhan aku juga sudah melihat beberapa teman kelasku yaitu rafli dan fitri. Akan tetapi aku tidak dapat melihat rezy disana.
Aku jalan menghampiri rafli.“ raf, rezy belum datang ya? “ tanyaku ke rafli
“ oh rezy, katanya dia tidak akan datang.” Jawab rafli
“ loh, kenapa? Apa dia sakit? “ tanyaku lagi.
“ nggak, katanya dia lagi malas saja ikut acara ginian.” Jawab rafli
“ owh begitu yah, makasih ya atas infonya.” Ucapku ke rafli
“ sip.” Jawab rafli
Selama acara berlangsung aku tidak begitu bersemangat dikarenakan mood sudah hilang. Apa yang terjadi hari ini tidak sesuai dengan harapanku.
Selama acara aku hanya memandang hpku. Aku berencana mengechatnya“ hai, rezy”
“ rezy kamu ko nggak ikut di acara color run? “
“ kamu dimana?”
Itulah chat yang ingin aku kirim kan ke dia tapi chat itu tidak jadi aku kirim karena aku takut dia hanya akan mengabaikan chatku lagi.
Lagi?
…………………………………
{ flashback}
Pada rabu dua minggu yang lalu sepulag les, dengan penuh kekuatan aku memberankan diriku untuk mengechat rezy. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu.
“ hai rezy”
“ add back yah”
“ ping”[read}
Yah itulah yang terjadi dia hanya membaca chatku. Dia sama sekali mengabaikan ku dan tidak begitu peduli padaku.
……………………………………..
“ van, kamu kok nggak fit gitu? “ kata kiki“ lagi ngga mood ajah.” Kataku.
“ apa karna rezy nggak datang? “ kata khusnul.
“ hmm maybe? “ jawabku
“ semangat dong, kamu nggak liat di sini banyak cowok yang lebih tanpn dari rezy.” Kata kiki
“ nggak, menurutku rezy yang paling istimewah.” Jawabku
“ iyaa begitulah jadinya kalau cewek sudah jatuh cinta, badai pun di lawan. Kata khusnul.
“ ihhh kamu alay banget sih.” Kata kiki ke khusnul
“ kita pulang yuk udah jam 11.00 nih mataharinya mulai menyengat kulit. “ kataku
“ iya nih” lanjut kiki
“ ya sudah ayuk.” sahut khusnul
Di perjalanan aku hanya diam sambil melihat jalanan lewat jendela mobil. Karena mood ku yang lagi tidak bagus kiki dan khusnul tidak menemaniku biacara sedikut pun.
{skip}
Sesampaiku di rumah aku langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badan ku lalu ke tempat tidur untuk merebahkan badan ku di kasur.Tidak ada tempat yang lebih yaman selain dirumah apa lagi di kamar tidurku. Aku memejamkan mataku, Semua pikiran ku tentang rezy mulai muncul sedikit demi sedikit.
“ sungguh melelahkan haruskah aku berhenti disini saja?”
“ dia bahkan mengabaikan chatku’”
“ menyebut namaku saja dia tidak pernah.”
“ dia hanya baik di awal saja.”
“ aku harus berhenti sekarang, sebelum aku terlalu jauh dalam menyukainya.”
“ dia bahkan tidak peduli dengan keberadaanku.”
“ apakah inilah akhirnya? “
Semua yang ku pikirkan itu mulai membuat harapanku untuk menyukainya mulai menghilang sedikit demi sedikit.
Aku sudah memutuskan bahwa apa yang aku harapkan tlah berhenti disini. Mungkin ini ada akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary Love
Romancevanesa = hujan. Kalian tahu hal yang paling romantis dari hujan? Dia akan selalu mau kembali, meski tahu rasanya jatuh berkali-kali.