Hari ini adalah hari minggu, hari dimana Lisa bermalas-malasan dan terus di atas tempat tidur.
Hari minggu adalah hari favoritnya, dikarenakan di hari ini ia bisa tidur sepuasnya sampai siang dan bangun kapanpun ia mau.
Kini sudah tengah hari, tetapi gadis ini pun belum bangun dari tidurnya. Tangannya masih setia memeluk boneka kelinci besar kesayangannya, posisi Lisa sangat nyaman saat ini.
Hingga suara dering telpon yang sangat keras membuatnya terbangun. Lisa mengerang, meraba nakas di samping tempat tidur nya dengan mata tertutup mencari ponsel.
"Ugh, why?" Tanya nya dengan suara serak khas bangun tidur.
Sang penelpon di sebrang sana pun terkekeh gemas, "Hello, bunny, lo tau ini jam berapa?"
Lisa mendengus keras, sangat kurang ngajar sekali tuan muda Jeon Jungkook ini menelpon dirinya pagi-pagi. Sudah cukup waktu nya di sekolah di ganggu olehnya, waktu untuk tidur dirinya jangan.
"Ini masih pagi, sialan, ngapain lo nelpon pagi-pagi gini?" Kesal Lisa.
"Hell, ini udah tengah hari, Lalisa. Udah jam dua belas lewat dua puluh menit, dan lo bilang masih pagi?" Jungkook berdecak di sebrang sana.
"Bacot, ngapain nelpon? Kalo nggak penting gue patiin, nih."
"E-eh, jangan dulu!" Sergah Jungkook.
"Cepet, apaan?!" Tanya Lisa galak.
Sialan, rasa kantuknya hilang sekarang. Ia jadi tak berselera untuk tidur lagi.
Salahkan lelaki menyebalkan yang menelpon nya ini!
"Jalan yuk, Lis, mumpung libur." Ajak Jungkook.
Lisa menggeleng walau tahu Jungkook tak bisa melihatnya, "Gak. Gak mau, buang-buang waktu jalan sama lo. Mending gue tidur di rumah,"
"Lagian, cewek lo yang lain banyak, ajak aja yang lain." Lanjutnya
"Ya ampun, Lis, sehina itu gue dimata lo?" Suara Jungkook dibuat-buat sedih.
Lisa menggaruk pipinya, kasihan juga, sih, "Mau jalan kemana, sih, emang?"
Suara Jungkook kembali semangat, "Ke puncak, yuk, nanti sore. Dijamin lo bakal suka, deh."
Lisa berpikir, bukan ide yang buruk. Sudah lama juga ia tidak pergi ke puncak, terakhir pergi bersama Mingyu dan Haechan —adik Mingyu—
"Oh, yaudah, liat nanti ya. Kalo sore nanti gue ada acara, berarti gak pergi sama lo." Sebeneranya Lisa gengsi untuk mengatakan ia mau pergi bersama pemuda itu, tetapi ia harus tetap jual mahal sedikit supaya Jungkook tidak besar kepala Lisa menerima ajakannya.
Lisa bangkit dari tempat tidurnya, berjalan ke arah lemari dan membukanya.
Entah mengapa ia tidak mau tampil jelek di depan Jungkook. Jadi, ia harus memilih baju yang bagus dan cocok.
Lisa terus saja mengeluarkan pakaian-pakaian nya dari lemari karena tak kunjung mendapatkan yang pas.
Hingga ia lelah dan menjatuhkan dirinya di kasur lagi.
Pintunya di ketuk, "Masuk aja." Kata Lisa.
Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang sangat ia sayangi, itu Mama nya.
Mama berdecak sambil menggeleng melihat kamar Lisa yang sangat berantakan, "Ini kenapa sih, dek? Kok kayak kapal pecah." Kata Mama sembari memunguti baju yang jatuh ke lantai.
Lisa merengek, "Nanti sore mau main ke puncak, Ma, aku bingung mau pake baju apa."
Mama mendelik mendengar penuturan Lisa, "Astaga, milih baju aja ribet. Dasar cewek."
"Mama juga, kan, cewe." Sungut Lisa.
Mama tertawa, mulai memilih baju yang cocok untuk Lisa.
Pilihan Mama jatuh pada sweater pink baby dan celana jeans abu-abu. Tidak buruk juga, pikir Lisa.
Lisa bergidik, mengapa juga ia harus tampil cantik di depan Jungkook? Toh, ia dan Jungkook tidak punya hubungan apa-apa.
k e r d u s
Gatau deh yaaaa, semoga suka dan nyambung baca nya wkwk.
Vote n komen, ailofiu ges❤
KAMU SEDANG MEMBACA
kerdus | jeon jungkook ft lalisa manoban (COMPLETE)
Fiksi Penggemar"sekali lagi lo godain gue, ni sepatu melayang ke muka lo."