12. No Longer

1M 115K 133K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading


Jaemin berada di dapur, dia baru saja selesai mencuci piring dan saat ini anak itu tengah mengelap tangannya sendiri yang basah. Merapikan piring-piring yang sudah kering ke rak, dan membersihkan wastafel.

Saat dia berbalik, tubuhnya tertahan di tempat karena ia tercekat ketika mendapati sosok Jeno yang entah sejak kapan berada disana.

Memandanginya, dengan air muka yang tidak baik. Jaemin bisa menangkap firasat buruk. Jeno masih berdiri di tempatnya dengan kedua alis yang tertaut sempurna. Sangat tajam.

Jaemin membalas pandangan itu. Dia kesal pada Jeno, dia masih marah pada Jeno karena perihal saat di mall tadi siang.

"Puas lo?" Suara berat Jeno mendominasi. "hidup gue kacau gara-gara lo"

Jaemin menghela napas, "Bukan aku yang memulai, tapi kamu. Kamu yang membuat pacarmu sendiri menjauh"

Jeno tentu tidak paham apa yang dikatakan Jaemin, anak laki-laki itu mendengus kasar, kemudian menarik kerah kaus Jaemin.

"Lo harus sadar lo siapa" Jeno mendesis, dia menggertakkan giginya menahan marah.

Jaemin masih terdiam, dia hanya memandangi Jeno dengan tatapan datar. Sampai akhirnya dia memegang kedua tangan Jeno dan melepaskannya dari kerah bajunya.

"Awalnya aku tidak mau melakukan ini, tapi maaf kelakuanmu benar-benar buruk"

Buagh!

Jeno terkejut setengah mati ketika satu pukulan mendarat di rahangnya, dia menabrak kulkas dan nyari terjatuh.

Anak itu menatap Jaemin tidak percaya sambil memegangi rahangnya yang ngilu. Rahang yang baru saja di tinju Jaemin beberapa jam lalu, dan sekarang di hantam kembali.

"Lo apa-apaan bangsat!!" Jeno berseru marah.

Dia hendak balas memukul Jaemin, tapi kemudian kakinya berhenti ketika melihat tangan Jaemin yang masih terluka itu gemetar, ada darah yang muncul di punggung tangannya.

Tangan Jaemin yang masih terluka parah, yang seharusnya istirahat malah harus di pakai untuk bekerja, dan memukul Jeno dua kali.

Rasanya sakit dan pedih luar biasa, tapi Jaemin berhasil menahannya.

Jeno juga bisa melihat kaki-kaki Jaemin yang penuh luka, yang pernah dia obati, sekarang sudah tidak di perban dan meninggalkan bekas yang mengerikan.

Lagi-lagi, Jeno merasa ngilu.

"Terserah lo aja, gue muak!"

Laki-laki bertubuh bongsor itu mendengus jengkel, kemudian berbalik dan berjalan meninggalkan dapur dengan langkah cepat.

[✔] 1. DEAR JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang