29. Dear God

1.1M 106K 114K
                                    

*nemu di twitter, lupa siapa yg edit :'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*nemu di twitter, lupa siapa yg edit :'

Happy Reading ♡

Mark.

Aku masih tidak menyangka bahwa anak laki-laki itu berada disini. Mendekapku,melindungiku dari guyuran hujan dengan jaketnya. Aku masih menangis, dan kurasakan air mulai merembes dari balik pakaianku yang terlindungi.

"Ayo neduh, lo bisa sakit" ujar Mark, sementara aku masih sesenggukan.

Karena aku tak juga bergerak, Mark mendecak. Kemudian menggeret tubuhku paksa hingga aku terbangun, lantas menyeretku menjauh dari makam bunda. Pasrah, karena tenagaku terkuras habis akibat menangis jangka panjang.

"Lo tuh batu banget emang, bener kata kak Jaehyun" dengusnya, ketika dia kami berteduh di emperan toko yang tutup dekat makam, mengibaskan tangannya yang basah karena hujan.

Aku tidak merespon, memandang ke depan dengan tatapan kosong. Memikirkan Jaemin yang masih terbaring di rumah sakit. Sungguh demi apapun, aku tidak memiliki semangat hidup sama sekali. Pikiranku kacau.

Rasanya mau mati.

"Kenapa sekarang lo yang jadi kaya mayat gini? Takut gue liatnya" katanya tiba-tiba, membuatku menoleh seketika.

"Berisik" cebikku pelan.

Kudengar, Mark menghela. "Lo cukup berdoa sama Tuhan, doa yang bener, bukan nangis kaya orang gila gini, gak bakal ada yang berubah even lo nangis-nangis di kuburan kaya tadi"

Agak tidak suka sebenarnya bagiku ketika mendengar kalimat Mark, "emang lo tau makam siapa itu?"

"Jaemin's mom, right? Tante Yoona" entengnya, sambil bersandar pada rolling door toko tersebut. Kaos hitam polos yang dia gunakan pun tampak lembab, membuatku merasa bersalah.

Rupanya Mark memang setahu itu tentang keluarga Jeno dan latar belakang di baliknya. Mungkin saja dia bahkan lebih tahu daripada aku.

Aku menghela napas lemah, kemudian kembali memandang hujan yang turun dengan deras, menimbulkan suara bising. Kulihat, burung-burung kecil yang tidak kutahu namanya terlihat beterbangan diatas sana, mencari pohon untuk berlindung.

"Kamu adalah pelangi, dan aku adalah hujan. Karena saat aku jatuh, kamu selalu datang"

Sedih sekali saat seketika diriku teringat sepenggal kalimat yang tak akan pernah kulupakan itu. Rasanya aku ingin berlari menghampiri Jaemin dan memeluknya era-erat. Aku ingin datang sebagai pelangi itu sekarang.

[✔] 1. DEAR JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang