#17 Teka-Teki Terpecahkan

186 16 6
                                    

M Y  F I C T I O N  B O YKetsiamanda○●○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

M Y  F I C T I O N  B O Y
Ketsiamanda
○●○

Sampai di rumah Gina, tanpa permisi, Karel ikut-ikutan parkir. Persis di sebelah motor Gina. Di sisi lain, gadis berponi itu berjalan malas ke pintu, mengetuk seadanya.

Karel yang sudah memarkirkan motor pun langsung berdiri di sisi Gina. Lantas, gadis itu menoleh. Kalau begini, jelas bahwa Karel yang aneh. Bukan dirinya.

"Lo kenapa ikut, sih? Nanti kalau ketemu abang bisa dimarahin," kata Gina.

"Dimarah kenapa? Ini tuh bertamu. Salah lo sendiri enggak mau jelaskan alasan lo mendekatkan gue sama Nasya lagi."

Gina menggeleng. "Gue mau Nasya bahagia. Dia sahabat gue, dan gue yakin lo bisa bikin dia senang."

Belum sempat Karel menjawab, pintu rumah sudah terbuka lebih dulu. Sesosok pria berjaket abu-abu berdiri membuka pintu.

"Bang, ini teman Gina ada yang mau bertamu, namanya—"

"—Karel," potong Gerald.

Sial. Tampak seperti sedang deja vu, kejadian di rumah sakit terulang lagi. Oh, Tuhan, jangan sampai ada peperangan di komplek yang damai ini!

"Halo, Bang. Gak nyangka, kita ketemu lagi," sapa Karel tanpa menghilangkan tatapan intimidasinya.

Gerald hanya menyunggingkan senyum sinis. "Masuk, Gin," titahnya.

Gina yang merasa suasana akan kacau pun memilih untuk diam. Menggeleng cepat. "Ada apa, Bang? Abang kenal sama Karel?"

"Ya, kami teman lama. Lo masuk, gih," suruh Karel santai.

Melihat Gina tak bergeming, Karel pun menyerah. Toh, Gina ini keras kepala. Namun, Gina tidak boleh tahu rahasia itu.

"Berhubung Gina enggak mau masuk, gue pamit aja, deh. Lain waktu kita mengobrol lagi, Bang."

Tanpa balasan, Karel pun kembali menaiki motor. Keluar dari rumah Gina dengan kecepatan maksimal. Gina tercengang aneh. Bisa-bisanya dunia selebar ini mempertemukan mereka lagi.


○●○

Siang ini Gina begitu gusar. Biasanya, ia main dengan Alipe tiap habis makan siang. Ini tidak.

Ia mengambil ponsel. Buru-buru memakai jaket dan keluar kamar. Mengendap-endap bagai pencuri saja.

Ia tidak perlu izin dengan siapa pun kecuali pada Alipe dan asisten rumah tangga dadakannya. Gerald sudah ada di kampus. Sementara orang tuanya sedang rapat kantor.

My Fiction BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang