1 | Jae Wook

72 4 4
                                    

Pagi ini sama seperti pagi yang sebelumnya, selalu dipenuhi hiruk pikuk kendaraan orang-orang yang akan berangkat bekerja. Aku sendiri sudah duduk di ruanganku dengan berkas-berkas yang tertumpuk di atas meja yang harus ku tandatangani.

Secangkir kopi panas selalu menemaniku untuk memulai hari. Tidak ada yang lebih baik dari secangkir kopi di pagi hari.

Tok.. tok..

Terdengar ketukan pintu dari luar.

Sekretarisku datang dengan beberapa map di tangannya. Astaga! Berkas lagi? Pagi ini menjadi pagi yang benar-benar sibuk untukku.

“Permisi, pak. Ini beberapa kontrak kerja yang harus bapak tanda tangani. Serta ini ada beberapa rekomendasi artis dan grup musik yang akan bergabung dengan agensi kita”

“Baik, terimakasih. Nanti akan saya bereskan semua berkasnya”

Sekretarisku mengangguk mengerti kemudian keluar dari ruanganku.

Luar biasa! Berkas-berkas ini kadang membuatku penat. Tapi mau bagaimana lagi, itulah tanggung jawab yang harus ku penuhi dalam memimpin perusahaan ini.

Perusahaan yang sejak dulu ku bangun sampai bisa sebesar sekarang. Aku sungguh bangga dengan hasil jerih payahku selama ini ternyata membuahkan hasil yang luar biasa.

GO Entertainment.

Itulah nama perusahaanku. Sebuah agensi hiburan keempat terbesar yang ada di Korea Selatan. Memang belum jadi yang pertama, tapi setidaknya cukup baik bagi perusahaanku yang baru saja berjalan beberapa tahun ini.

Perkembangan yang cukup pesat yang dihasilkan oleh perusahaanku yang sejauh ini telah melahirkan banyak bintang dengan karya yang gemilang dalam dunia hiburan.

Aku bersyukur pekerjaanku bisa sesukses ini, tapi lain hal nya dengan kisah cintaku. Dalam hidupku, aku hanya ada dua orang wanita yang paling berpengaruh dalam hidupku dan paling aku cintai, yaitu ibuku, dan wanita ini.

 Dalam hidupku, aku hanya ada dua orang wanita yang paling berpengaruh dalam hidupku dan paling aku cintai, yaitu ibuku, dan wanita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto ini adalah foto yang selalu ada dalam dompetku. Dia adalah wanita yang sangat kucintai, namanya So Yi Hyun.

Dia kekasihku sejak kuliah. Dia wanita yang begitu menyenangkan. Sifatnya yang ceria selalu bisa menghiburku ketika aku terjatuh.
Setelah ibu tiada, wanita ini benar-benar memberikanku kasih sayang seperti dari ibuku sendiri. Dia benar-benar wanita yang luar biasa.

“Yi Hyun.. apa kabar? Aku benar-benar merindukanmu” ucapku sambil menatap foto itu.

Benakku melayang pada kenangan kami berdua ketika masa-masa kuliah. Ketika aku dan Yi Hyun duduk berdua di bangku taman beratapkan dedaunan pohon yang rindang.

Mata kami saling bertautan. Ku genggam tangannya yang halus dan lembut. Ku pandangi kedua matanya yang membentuk bulan sabit ketika tersenyum. Senyuman itu tergambar jelas di wajah kami seakan tak ada badai apapun yang mampu merenggut kebahagiaan kami.

Tapi nyatanya awan hitam benar-benar menyelimuti kami. Ada badai yang ternyata tak mampu kami halau bersama. Perlahan genggaman tangan kami terlepas. Kebahagiaan yang terlukis di wajah kami berdua berubah menjadi tangis. Sekuat apapun aku berusaha menahannya pergi, ia malah semakin menjauh dari hadapanku.

Astaga, apa yang kulakukan?

Bagaimana bisa aku terbawa suasana menyedihkan di pagi secerah ini? Sadarlah Jaewook! Ini saatnya untuk bekerja, bukan untuk hal seperti ini!

Tiba-tiba mataku tertuju pada berkas-berkas yang baru saja diantarkan oleh sekretarisku. Aku membaca berkas yang berisikan daftar artis dan grup music yang akan bekerja sama.

Setelah melihat-lihat dan berpikir sejenak, aku mengambil telfonku yang kemudian tersambung pada sekretarisku.

“Tolong panggilkan grup EAST untuk datang menemuiku jam satu siang ini”

EAST group.

Salah satu band musik yang menjadi incaranku dalam satu tahun kebelakang. Entah kenapa, aku rasa grup ini dapat bekerja sama dengan baik dan dapat memberikan keuntungan yang luar biasa pada agensiku.

Ujung bibir kananku terangkat, kebiasaan yang selalu kulakukan ketika aku merasakan kebahagiaan dalam hidupku. Ku ambil cangkir kopi ku yang masih setengah penuh. Ku hirup aromanya dan kuseruput sambil memandang kota yang begitu sibuk dari balik jendela ruanganku.

Ujung bibir kananku terangkat, kebiasaan yang selalu kulakukan ketika aku merasakan kebahagiaan dalam hidupku. Ku ambil cangkir kopi ku yang masih setengah penuh. Ku hirup aromanya dan kuseruput sambil memandang kota yang begitu sibuk dari balik jendela ruanganku.

ProeliumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang