3 | Jaewook

36 4 0
                                    

Seperti yang ku bilang, bekerja dengannya akan menyenangkan. Dan itu terbukti. Sudah hampir lima bulan kami bekerja sama dan rasanya kami benar-benar bisa menjadi partner kerja yang baik.

Kami sedang mempersiapkan comeback perdana mereka dibawah naungan GO entertainment. Aku senang karena para penggemar sangat antusias menantikan hasil yang akan kami berikan.

Lihat saja, bulan depan ketika EAST Group comeback, aku jamin mereka akan mendulang kesuksesan, dan tentu saja pemasukan untuk perusahaan ku akan meningkat.

“Hyung!”

Seseorang melambaikan tangannya dari luar jendela café. Mataku mengikuti kemana ia bergerak sampai akhirnya ia duduk di depanku dengan nafas tidak teratur. Kemudian bibir tebalnya menyunggingkan senyuman lebar.

“Sudah lama disini? Maaf Hyung, aku terjebak macet” jawabnya sembari meneguk kopi panas milikku yang ada di hadapannya.
Tak lama ia langsung berseru sambil mengipasi lidahnya yang terbakar.

Dasar anak bodoh! Sudah tau panas masih saja diminum!

“Hyung!! Kenapa kau tak bilang kalau ini masih panas?!” teriaknya.

“Makanya hilangkan kebiasaan minum milik orang lain tanpa izin” ucapku sambil menahan tawa.

“Kau pasti sengaja kan melakukan ini padaku? Aaah kau memang menyebalkan, Hyung!”

Aku menahan tawaku sambil terus tersenyum. Anak ini memang sangat bisa membuatku tersenyum. Tidak salah aku mengajaknya bertemu saat ini. Perasaan kalutku seketika menghilang ketika sedang bersamanya.

Apa? Ah tidak-tidak, dia bukan kekasihku! Yang benar saja, aku tak mungkin berpacaran dengan sesama jenis! Percayalah, aku masih normal.

Dia ini Gikwang, leader EAST Group yang baru saja bergabung dengan agensi ku lima bulan kebelakang.

Ya, aku dan dia sudah seperti sahabat lama. Padahal kami baru kenal belum lama ini. Entahlah, mungkin karena perangainya yang begitu menyenangkan dan ceria membuatku nyaman dengannya. Walau kadang ia bersikap menyebalkan, tapi ia selalu bisa membuatku tertawa.

“Nah kan, kau tertawa juga! Jadi ada apa?”

Anak ini selalu saja tau jika aku sedang ada masalah.

“Tidak ada apa-apa”

“Jangan bohong, pasti ada sesuatu yang terjadi kan? Kalau tidak, kau tidak mungkin meminta untuk bertemu denganku saat jam kerja seperti ini”

“Memangnya aku memintamu bertemu hanya karena jika ada masalah? Benar-benar anak ini!”

“Benarkah?” ucapnya sambil menatapku dengan tatapan aneh seolah sedang meremehkan ku.

Ku pukul kepalanya dengan daftar menu yang ada di hadapanku. Ia meringis kesakitan seperti anak kecil.

Kemudian ia kembali mengumpat pelan karena perbuatanku. Aku hanya bisa tersenyum geli melihatnya seperti itu.

“Kau mau pesan apa?” tanyaku sembari menyodorkan daftar menu.

“Whoaa, betapa baiknya bos ku ini!”

“Berisik! Cepat pesan sebelum aku berubah pikiran”

“Iya iya, dasar sedikit sedikit marah, pantas saja tidak ada satupun wanita denganmu” ucapnya pelan tapi terdengar jelas di telingaku.

Aku tersenyum mendengarnya. Wanita ya, entahlah kenapa sampai saat ini belum ada wanita yang dapat menggantikan dia dalam hatiku.

Pelayang menghampiri kami sambil membawakan makanan yang kami pesan. Gikwang segera melahap makanannya. Anak itu selalu saja makan seperti tidak makan seharian.

“Kau ini tidak bisa ya makan dengan tenang?”

“Entahlah, setiap makanan yang kau belikan untukku selalu terasa enak dan membuatku makan dengan lahap” jawabnya dengan mulut penuh makanan.

“Bilang saja karena itu gratis. Ya kan?”

Gikwang hanya tertawa meringis karena malu tebakanku sepertinya tepat sasaran. Melihatnya makan seperti itu membuat perutku mulai meronta meminta makan.

Aku mulai menyantap pasta seafood yang sudah tersedia di hadapanku. Seperti biasa, rasa pasta seafood di café ini memang tidak pernah berubah. Selalu enak sejak dulu, sejak aku dan Yi Hyun pertama kali datang kesini.

“Hyung… hyung… Jaewook Hyung!”

Suara teriakan gikwang memecah lamunanku. Aku menatapnya tajam setelah menyadari suara teriakan Gikwang membuat pengunjung lain menatap kami. Aku menunduk meminta maaf pada para pengunjung.

“Apa yang kau lakukan, eoh?” tanyaku kesal.

“Yaaak! Aku terus memanggilmu dari tadi, kalau aku tidak teriak kau pasti akan terus melamun” jawab Gikwang ketus.

Aku hanya terdiam sambil menatap pasta seafood ku yang masih tersisa setengahnya.

“Nah, kau melamun lagi kan. Ada apa, hyung? Ceritakanlah”

“Ah maaf. Yaaah, aku sedikit ada pikiran saja. Kau tau kan rumor yang menimpa Lee Min Ah dan Yoo Si Ho?”

“Aaah ya, rumor bahwa mereka berkencan itu? Tapi bukankah mereka berdua sudah memiliki pasangan masing-masing?” Tanya Gikwang sambil setengah berbisik padaku.

“Ya, itu sebabnya pers sejak kemarin meminta konfirmasi dari agensi karena kedua orang yang terlibat skandal itu sulit ditemui. Sejak kemarin aku terus mendapat telepon tentang itu sampai aku kurang istirahat”

“Pantas saja kantung matamu itu terlihat semakin besar, hyung. Baiklah, sebaiknya kau lupakan masalah itu sejenak, istirahatlah. Karena kau tau? aku pikir malam ini kau akan lebih sibuk, hyung” ucapnya santai.

Aku mengerutkan dahi ku dan menatap Gikwang meminta penjelasan atas perkataannya barusan. Aku benar-benar tidak mengerti apa maksudnya.

“Kau belum lihat?” tanyanya yang membuatku semakin tidak mengerti.

Apa yang belum kulihat? Kemudian ia mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya. Tak lama, ia menunjukan layar ponselnya yang membuatku cukup terkejut.

“Astaga. Apa ini?!"

Tertulis sebuah artikel di media online bahwa kedua artis tadi kembali terlihat bersama di depan sebuah hotel. Dan kabarnya malam ini mereka akan melakukan conferensi pers.

“Kau tau kan sekarang kenapa malam ini kau akan sibuk sekali? Jadi istirahatlah, hyung” ucapnya sambil menyeringai seolah meledekku.

“Sial, ini sih membuatku semakin tidak bisa istirahat” jawabku sambil meneguk sisa kopi di hadapanku.

Aku memijit pelipisku yang mulai berdenyut. Sial! Hari macam apa ini?

Kulihat gikwang tertawa pelan sambil menyemangatiku. Yaaah, walaupun hariku buruk, setidaknya aku masih memiliki bocah satu ini yang selalu bisa membuatku tersenyum.

ProeliumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang