Elang, 14 tahun.
Semakin menuju dewasa, wawasan Elang semakin luas berkat pelajaran formal dari sekolah dan sebagian lagi ia dapat dari pengalaman hidup, dari alam, dan dari tulisan di setiap buku yang ia baca.
Dalam kesehariannya, selain mengikuti pelajaran biasa. Dia juga aktif dalam berbagai organinasi seperti pramuka, OSIS, dan beberapa ekstra kurikuler lainnya.
Elang masih duduk di bangku kelas dua SMP. Hari ini, dirinya terpilih menjadi ketua OSIS dalam jangka satu tahun ke depan.
"Selamat ya, Lang," ucap Elisa yang lebih tua satu tahun sekolahnya.
"Terimakasih, Kak," balas Elang melempar senyum kecil.Elisabeth, atau yang sering disapa Elisa, teman kecil yang selalu menemani keseharian Elang juga tak luput dari tokoh yang membangun jati dirinya. Dari Elisa ia bisa belajar memahami bagaimana interaksi dan menjalin hubungan lintas agama.
Ketika langit sudah mulai menguning, senja telah tiba, dan matahari menenggelamkan dirinya, Elang baru saja sampai di rumahnya.
"Assalamualaikum." Elang membuka pintu rumah.
Terlihat Ibu dan Bapak sedang asyik bercengkrama dengan mesra, berbicara satu sama lain, menceritakan hal-hal yang terjadi hari ini.
Elang menghampiri, menyalami kedua orang tuanya sebagai tanda hormat dan cinta."Waalaikum salam," jawab mereka serentak melihat Elang.
"Lama sekali pulangnya, Nak." Ibu beranjak dari tempat duduk dan segera mengambilkan air minum untuk putra tunggalnya.
"Iya, Bu. Tadi di sekolah ada acara pemilihan ketua OSIS. Elang terpilih jadi ketuanya," jelas Elang.
"OSIS itu apa?" tanya Bapak mendengar nama asing itu.
"Anu, Pak. Program sekolah, lembaga sekolah yang di urus oleh siswa. Intinya OSIS itu di atas siswa dan di bawah guru." Elang tersenyum kecil, dengan harap Bapak dan Ibu mengerti apa yang baru saja ia ucapkan.
"Oalah, hebat kamu," puji Ibu yang mendengar penjelasan Elang dan menyodorkan teh hangat.
Keesokan harinya, Elang kembali ke sekolah. Meski menjadi ketua OSIS, dirinya tetap saja merendah dan tak mau ada batas antara satu sama lain di dalam sekolahan.
Hal itu terbukti, Elang selalu menyapa dan tersenyum kepada setiap temannya atau sesekali dia yang menjawab sapaan temannya.
"Lang, hari ini telah resmi kamu sebagai ketua OSIS. Apa rancangan kerja kamu sekarang?" tanya Kepala Sekolah.
Elang duduk dengan santai di bangku depan meja yang telah disediakan. "Saya akan membuat proposal untuk kegiatan baru, yang belum pernah ada sebelumnya."
Kepala Sekolah menatap Elang. "Kegiatan apa?"
"Kita akan adakan kegiatan lomba futsal antar anak sekolah dasar dalam satu kecamatan. Jika satu kecamatan ada delapan desa, dan setiap desa memiliki lebih dari dua sekolah dasar, kita memiliki lebih dari enam belas peserta. Dan kita akan menemukan bibit baru dalam cabang olahraga."
"Bagaimana dengan administrasi hadiah dan sebagainya?" tanya Kepala Sekolah.
"Gampang saja, Pak. Kita ambil biaya pendaftaran. Dari hasil pendaftaran itu, kita kalkulasikan untuk hadiah pertama, kedua, ketiga, dan biaya yang belum terhitung seperti piala. Bagaimana, Pak?" tanya Elang balik.
"Bapak setuju saja sebenarnya. Yang jadi masalah, jangan sampai mengganggu kegiatan belajar mengajar."
"Kita adakan setelah kegiatan belajar mengajar. Kita adakan jam tiga sore sampai jam lima. Satu hari bisa di menyelesaikan dua pertandingan."
"Baiklah, Bapak setuju program kamu." Kepala sekolah tersenyum mendengar penjelasan Elang, tangannya terulur untuk berjabat tangan. Elang menerima uluran tangannya. Kini mereka saling tersenyum.
•••
Dua minggu berlalu, acara pertandingan futsal antar SD satu kecamatan memasuki babak empat besar.
Antusiasme para penonton membludak memenuhi dari setiap penjuru lapangan.
Hari ini pertandingan terakhir untuk menentukan siapa yang menjadi juara satu dan juara kedua.
Penonton tak hanya dari kalangan sekolah, tetapi banyak juga dari para warga sekitar yang menyaksikan pertandingan itu.
Akhirnya, pertandingan di menangkan oleh SDN 3 Karangasem yang berhasil menyabet juara umum sekaligus top skor dari salah satu pemainnya.
Upacara penghargaan dan apresiasi dari Kepala Sekolah untuk para partisipan di gelar hari senin, dua hari yang akan datang.
Minggu pagi, Elang selaku ketua OSIS bersama para anggotanya menuju ke sekolahan. Mempersiapkan mimbar dan piala untuk acara esok pagi.
Meskipun menjadi ketua OSIS, dirinya enggan menahan tangan menunggu duduk-duduk santai di atas kursi. Ia pun ikut membantu segala kekurangan acara agar besok pagi sudah siap di pakai.
Hari senin telah tiba, upacara rutin kenaikan Bendera Sang Saka Merah Putih digelar seperti biasanya. Namun ada hal yang menarik, ketika seharusnya anak SMP pada setiap barisan, kini menjadi ramai karena diikuti oleh anak SD yang kemarin ikut dalam lomba futsal.
Penghargaan telah dilaksanakan oleh Kepala Sekolah, kini para murid kembali seperti biasanya dalam kegiatan belajar mengajar.
Terkadang, usia tak membuat orang dewasa. Adakalanya anak kecil juga mempunyai ide-ide dan kreasi sejak dini.
Jangan pernah mengekang kebebasan berekspresi selagi itu positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELANG: Di Atas Awan [OPEN P.O]
Acción[Sebagian part dihapus] Ia menemukan jati dirinya saat melawan ketidak-adilan, korupsi, kolusi, dan nepotisme yang meradang di depan matanya. Saat itupula, ia menjadi orang yang berpikir kritis dari luka kebodohan. Ia tetap berdiri kokoh pada misiny...