FTBG #28

1K 52 3
                                    

"Nes! Ko baru dateng si? Tidur malem lu?" Arya menghampiri Nesha yang baru saja duduk di kursinya.

"Tidur malem atau pun ngga, gua tetep bakal dateng siang. Tau kenapa?" Arya mengangkat alisnya meminta jawaban "males!".

"Eh idiot! Males lo keterlaluan banget si, kapan pinternya si lo?!".

"Lo lupa? Yaudah gua ingetin deh, juara pertama di lomba fisika dalam 2 tahun belakangan itu siapa?" Nesha menjedanya sejenak dengan memetik- metikan jarinya "Yaa gua laa!" ucapnya bangga dengan senyuman.

"Iya deh iya. Lo AMAT SANGAT PINTER tapi, tetep aja bego karna cinta hahaha" ledek Arya membuat Nesha geram.

****

Bel istirahat mengema di seluruh penjuru sekolah, Arya yang notabenya murid yang namanya tercetak merah itu berjalan di koridor sekolah dengan satu tangan yang berada di saku celana, entah apa yang di sembunyikannya di dalam sana.

Saat sedang asik berjalan, seseorang tiba-tiba saja menyamai jalannya, tanpa menoleh pun dia sudah tau siapa orang itu. "Rooftop" ucap orang tersebut dengan santai lalu berjalan mendahului Arya. Arya tersenyum oh bukan.. lebih tepannya menyeringai dengan tangan terkepal di dalam saku celananya.

Saat sampai Rooftop terik matahari langsung menyengat kulit putih pucat milik Arya "Kenapa?".

"Brengsek!" ucap orang itu sambil melayangkan tinju namun Arya dengan sigap menahan tinju itu dengan tangannya.

"Gua kesini bukan untuk berantem, kata Nesha pun berantem itu ga nyelesaiin masalah Jun" Arya melepaskan cekalannya pada tangan Juna "lo terlalu cepat emosian, belajar untuk sedikit sabar dan selesaiin masalah dengan kepala dingin".

"Lo hebat dan pinter menguasai situasi. Saat gua dan Nesha ada masalah lo masuk untuk ngerebut hati Nesha. Good job!" Juna bertepuk tangan dengan senyuman tipisnya.

"Nesha berhak bahagia, itu makanya gua dateng buat ngehibur dia, supaya dia bisa ngelupain masalahnya sejenak".

"Dan disaat dia bener bener lupain gua, lo bakal bikin dia jatuh hati sama lo?".

"Sayangnya, itu gaakan pernah terjadi" Juna menatap Arya dengan raut wajah bingung "karna cuma lo yang ada di hatinya, tapi lo sia-siain itu. Bego banget si lo!".

"Gua gatau harus ngapain lagi. Gua yakin kalo dia terus sama gua, orang-orang itu bakal terus ganggu dia dan gua ga punya pilihan lain" Juna mengacak rambutnya frustasi

"Orang-orang? Maksud lo?" tanya Arya

"Kecelakaan itu, itu bukan kecelakaan murni tapi ada orang yang emang sengaja bikin kita celaka malam itu" ucap juna dengan wajahnya yang sedu.

"Lo tau pelakunya?".

"Ya enggak la. Tapi kemungkinan besar pelakunya perempuan" Juna melipat tangannya didada.

Arya diam berfikir, dia mengigit bibirnya, tangannya kembali terkepal dengan kuat sampai kuku jarinya memutih "sial!" ucapnya tiba-tiba.

Juna mentapnya bingung "lo kenapa?".

"Gua..emm..pulang sekolah ke rumah gua" ucap Arya lalu bergegas pergi.

"Woi! Belom selesai, jangan main pergi aja. Gua gatau rumah lo dimana" teriak Juna pada Arya yang berdiri di pintu rooftop.

"Yaudah rumah lo, ajak temen-temen lo. Gua dateng setelah nganterin Nesha pulang!" katanya lalu pergi.

"Sialan, masih sempet-sempetnya nganterin cewe gua balik. Kampret juga tu orang" Juna menatap pintu rooftop tajam seolah-olah disitu masih ada Arya.

***

"Eh Zaenal! Anterin gua balik yu" ucap Nesha dengan muka tak berdosa.

"Apaansi! Nama gua Arya bukan Zaenal, ganti ganti aja!" Arya menatap Nesha dengan wajah kesalnya.

"Bawel deh! Ayo anterin gua balik, ngantuk ni" ucap Nesha lalu menguap.

Nesha dan Arya berjalan kearah parkiran, Nesha memandangi lingkungan sekolah yang mulai sepi bahkan hanya ada beberapa anak yang masih berbincang di parkiran dan koridor sekolah, mata Nesha tidak sengaja menangkap sosok Juna bersama dengan Dara.

"Juna..anterin gua balik yaa, gua gaada yang jemput nii" Dara mengayun-ayunkan tangan juna.

Juna menatap Dara sambil tersenyum "Dara..nih yaa, lo jalan ke luar gerbang nah 200 m dari sana ada halte, gih naik bus" ucap Juna.

"Iih..Juna lo jahat banget si! Sekali aja anter gua pulang pliss.." Dara menampilkan muka sediih.

Juna menggelengkan kepala, lalu menaiki motornya dan melaju keluar gerbang. Dara menghentakan kakinya kesal.

"Udah kali, diliatin mulu. Naik! Mau sampe kapan berdiri disitu?" ucap Arya membuyarkan lamunan Nesha.

Setelah mengantar Nesha sampai rumah dengan selamat, Arya langsung menancap gas menuju rumah Juna.

***

"Nes, kalo di liat-liat lo makin nempel aja sama Arya" ucap Bianca.

Tadi saat sampai rumah, Bianca dan Vinia sudah menunggunya di teras, karna mereka memang sudah mempunyai janji untuk menonton film di rumah Nesha.

"Ya..gua juga ngerasa gitu, dia baik banget parah! Makanya gua nyaman berteman sama dia" Nesha menjawab sambil memainkan game di dalam handphonenya.

"Iyaa si keliatannya dia baik, cuma luarnya aja yang bikin kita salah nilai. Tapi kalo diliat liat nih ya..dia ganteng juga loh" kata Vinia sambil tersenyum

"Yah elo..ujungnya gaenak bener didengernya. Kulit pucet kaya vampir gitu ko dibilang ganteng!"

"Helloooww Bianca a.k.a zubaedah! Di film twilight aja si Edward itu ganteng banget, nah kebetulan temen sekolah ada yang begitu. Ya kali ga dipepet!" ucap Vinia semangat.

Nesha tersenyum mendengar perbincangan temannya itu "Ayo nonton film" ajak Nesha yang sudah membuka laptopnya.

***

"Mau ngomong apa lo?" tanya Juna

Arya sampai di rumah Juna, dia langsung mendapat tatapan tidak menyenangkan dari teman-teman Juna kecuali Verro.

"Kayanya gua tau siapa pelakunya, tapi itu juga masih belum yakin, gua butuh bantuan kalian untuk ini" Arya berbicara dengan tatapan serius.
.
.
.
.

Jangan lupa vote❤

FANESHA (The Bad Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang