FTBG #29

845 36 0
                                    

[Dibelakang sekolah]

Juna, Gilang, Verro, Alvin dan Arya berada di belakang sekolah pada jam istirahat, mereka ber-lima mendiskusikan rencana.

"Sekarang to the point aja, lo mencurigakan siapa?" tanya Juna pada Arya.

Arya yang di tanya pun diam sejenak lalu menarik nafasnya dalam-dalam "gua curiga sama Salsa".

Terlihat keterkejutan dari wajah yang lainnya terkecuali Verro "udah gua duga, kayanya kita gaperlu cari pelakunya lagi deh" Kata Vino.

"Lo udah tau kalo pelakunya dia? What?! Kenapa diem-diem aja!" Juna berbicara dengan amarah.

"Iyaa, gua udah lama curiga sama tu anak. Soalnya gerak-geriknya mencurigakan banget, gua gamau asal nuduh makanya selama ini gua diem sambil merhatiin gerak-geriknya Salsa" ucap Verro.

Juna mengusap wajahnya kasar "dan lo, apa yang bikin lo yakin kalo Salsa itu pelakunya?".

"Gua ngga bilang yakin yaa, cuma mencurigakan Salsa. Soalnya, waktu itu gua ketemu dia dijalan, niatnya mau nanya tentang keadaan Nesha yang waktu itu masih koma, tapi gua urungin niat gua setelah ngeliat dia masuk ke gang sepi diem-diem sambil sesekali nengok kebelakang takut ada yang ngikutin dia gitu. Gua masih mantau dia di dalem mobil, setelah dia agak jauh gua turun dari mobil dan ngeliat dia masuk ke dalam rumah kosong yang dijaga beberapa orang" Arya berbicara seraya mengunyah permen karet.

"Yah bro, mungkin mau ketemu cowonya kali" celetuk Alvin yang sedari tadi diam mendengarkan perbincangan mereka.

Gilang yang disebelahnya pun menoyor kepala Alvin dengan entengnya "eh Goblok! ngapain amat ketemu pacar diem-dieman dirumah kosong, dijagain pula".

"Yaa kali aja mau grepe-grepean, itu kan tempat sepi, dijagain biar aman" ucap Alvin dengan wajah polos.

"Anjirr! Kapasitas otak lo cuma 2 megabayte ya? Gobloknya ampe ke urat" Gilang bergindik lalu kembali menoyor kepala Alvin.

Juna diam berfikir, dia bersandar dengan kedua tangan yang di masukan kesaku. Sedangkan Arya menatap Verro dengan alis yang terangkat seolah berkata 'jadi gimana?' namun yang di tatap hanya mengkat bahu.

Setelah beberapa menit, Juna kembali membuka suaranya "Gua punya rencana, tapi agak konyol sih".

"Konyol gimana?" tanya Arya.

"Gilang, lo temen gua yang paling baik kan?" Juna berkata seraya merangkul Gilang. Gilang pun hanya mengiyakan dengan cengiran. "berarti lo harus bantuin gua ya, lo harus pura-pura deketin Salsa. Gimana?" lanjut Juna.

Gilang yang mendengar itu pun langsung melepas rangkulan Juna dengan kasar "hehehehe...sorry bro, kalo itu gua ga bisa bantu. Lagian ya, kalo misalkan gua tiba-tiba deketin Salsa, pasti dia bakal curiga".

"Iyaa bener juga tuh. Tapi ngga ada salahnya dicoba dulu sih" ucap Verro.

"Jancok! Awal kalimat gua berfikiran lo bakal bantu gua, tapi setelah denger akhir kalimatnya...rasanya gua mau cubit ginjal lo deh" Gilang berkata dengan tatapan tajam kearah Verro. Verro yang di tatap hanya terkekeh.

"Wahai sahabatku yang malang, maaf sahabatmu ini tidak bisa membantu. Udeh laa jalanin dulu aja kenapa si?" kini Alvin merangkul pundak Gilang.

"Wahai sahabat bangsatku, gimana kalo anda saja yang menjalankan tugas ini?" kata Gilang

"nggak" Alvin berkata dengan singkat, jelas dan padat.

"Yaudah ini udah sepakat. Malam ini lo coba ajak Salsa makan" ucap Juna.

"Tambahan. Lo harus chat Salsa mulai sekarang" Arya menambahkan.

"Loh, kenapa harus sekarang?" Gilang menautkan alis tebalnya.

FANESHA (The Bad Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang