Seorang gadis bertubuh mungil bangun dari tidurnya, sebab cahaya matahari sudah mulai tinggi.
Gadis bertubuh mungil itu bernama RINDU ADRIANA, ia bisa dipanggil Arin, ketika ia sadar matahari mulai tinggi, ia bangun dan menuju kamar mandi dengan terbirit- birit, sampai-sampai kakinya kepentok pintu kamar mandi.
"Awww!!! Anjir banget sih ini pintu, ngalangin jalan gue lagi!!," teriak Arin seraya mengelus-elus kakinya yang sakit.
Tok..tok..tok..
"Nak, kamu kenapa?"kata wanita parubaya dengan sedikit keras.
"Anu ma, itu tadi ada buaya terbang," alibi Arin seraya menutup mulutnya yang karena salah nyebut.
"Apa!! Mana ada buaya terbang Nak," kata wanita parubaya itu.
"Eh maksud Arin itu, ada kecoa terbang terus jatuh ke kasur Arin, ma."kata Arin.
"Yaudah, cepet mandinya, kamu udah telat, ini hari pertama kamu MOS ," beritahu wanita parubaya itu.
" iya ma," jawab Arin.
"Lu sih pintu ngalangin jalan gue lagi," gerutu Arin. "Eh kalau gak ada pintu nanti ada yang ngintipin lagi," pikir Arin.
Saat Arin sudah lelah bicara dan marah-marah gak jelas, ia melanjutkan jalannya menuju kamar mandi.
Saat ingin melangkahkan kakinya ia melirik jam dan waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 dan itu artinya ia sudah terlambat.
Ia pun lari terbirit-birit menuju kamar mandi dan mulai bersiap.
Kurang lebih 10 menit, Arin sudah siap dengan pakaian sekolah dan atribut yang digunakan saat MOS.
Arin mulai turun ke lantai satu dengan terburu-buru, sampainya di lantai bawah.
"Ma, aku berangkat dulu ya," kata seorang gadis yang tergesa-gesa.
"Kenapa gak makan?"tanya wanita parubaya itu.
"Aku udah terlambat ma, udah ya bye," kata gadis itu seraya menyalimi tangan wanita parubaya itu.
"Yaudah, hati-hati naik angkotnya!!,"teriak wanita parubaya itu.
Tak butuh jawaban dari sang anak, wanita parubaya itu menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang tergesa-gesa.
***
"Anjir, gue telat lagi,"gumam gadis itu, sambil berdiri di dekat pos satpam.
"Mba silahkan masuk, tapi mba baris di barisan orang yang terlambat ya mba,"kata satpam yang mendengar gumaman gadis itu.
"Eh, iya pak makasih," ucap gadis itu seraya menuju tempat yang ditunjukkan satpam tadi.
Saat ingin melangkahkan kakinya masuk kebarisan, ada suara deheman berat dari arah belakang.
"Ehem!"dehem seseorang itu.
"Apa?!"tantang gadis itu tanpa takut dengan tatapan tajam milik cowok bertubuh jangkung.
Cowok itu sedikit kaget dengan gadis bertubuh mungil yang saat ini ada dihadapannya, pasalnya belum pernah ada yang berani menyentaknya apalagi dia seorang cewek.
"Nama?"tanya seseorang dengan wajah datar.
"Rindu Adriana"jawabnya malas sembari melirik name tag yang tertempel di seragam cowok itu.
Aldito putra wijaya Arin membaca nama cowok tersebut dalam hati.
"Lari 30 putaran!!"titah Aldi disertai tatapan tajamnya
"Idih ogah mending gua balik kerumah terus tidur daripada nurutin perintah lo yang nggak bermutu!"ketus arin.
Arin meninggalkan Aldi yang menatap dengan tatapan tajam, ya ia marah baru kali ada yang berani menentangnya bahkan mengabaikan omongannya.
Bangsat! batin Aldi mengumpat.***
Arin melempar tasnya kesembarang tempat lalu menjatuhkan bokongnya ke sofa yang berada di ruang tengah.
Arin menghela napas lelah, "Gak habis pikir ya gue sama tuh cowok, bisa-bisanya hukum anak orang seenak jidat! Gue cuma telat lima menit doang disuruh puterin tuh lapangan yang gedenya kek stadion gelora bung karno."
Sepulang sekolah ia tak henti-hentinya berceloteh sendiri, mengeluarkan seluruh uneg-uneg mengenai si Aldi sang ketua osis.
"Loh! Kok udah pulang?"tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari dapur.
"Mamah sini deh duduk samping arin, arin mau cerita sama,"
"Cerita soal apa sayang?"tanya anisa lembut membuat arin sedikit lebih tenang sekarang.
Arin menceritakan semua kekesalannya pada anisa, mamahnya itu hanya tersenyum melihat anaknya begitu gemas jika sedang kesal seperti ini.
Anisa tidak habis pikir kenapa arin anaknya ini bisa begitu cerewet jika ngomong tidak ada titik komanya, anisa orang yang pendiam dan pratama adalah tipikal orang yanh kalau bicara seperlunya saja lalu dapat gen darimana ia bisa cerewet seperti itu? Sudahlah anisa tak mau pusing memikirkannya.
"Ish, mamah kok malah senyum senyum begitu? Arin kan lagi kesel!"kesal arin kepada anisa yang sedari tadi hanya tersenyum geli melihat tingkah anak bungsunya.
Anisa menatap manik mata kecoklatan milik putrinya itu,"Arin tau kenapa arin dihukum? Karena arin udah ngelakuin kesalahan sayang. Wajar dong kalo kakak osisnya hukum arin,"
"Tapi mah arin cuma telat lima menit masa hukumannya seberat itu!"bela arin,"ya—".
Belum sempat ia selesai bicara ada seseorang yang baru saja masuk rumahnya tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.
"Rizky kamu kok masuk gak ngucap salam dulu sih? Gak sopan sayang."seperti inilah anisa jika anaknya tidak mengucapkan salam jika masuk rumah ia akan menasehatkan anaknya agar tidak mengulanginya lagi
Anisa seperti itu karena ia ingin anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang sopan.
"Hehe maaf mah"rizky memamerkan cengiran khasnya jika ia ketahuan melakukan kesalahan,"Assalamuaikum bidadari-bidadariku,"
"Jijik!"cibir arin tak lupa dengan mendorong kakaknya itu ketika duduk bersebelahan dengannya.
"Tuh giliran aku gak ngucap salam diomelin! Pas ngucap salam malah dicibir,"kesal rizky kepada adiknya yang terlihat sangat manja dipelukan sang mamah.
"Wa'alaikumsalam"jawab arin dan anisa serempak.
🍃🍃🍃
TBC
INI UDAH PART SATU KAN? MENURUT KALIAN GIMANA?
FEELNYA MASUK GAK?BUAT YANG MAU TAU TENTANG KAPAN UP ATAU INGIN MENNGETAHUI TENTANG CERITA INI BISA LIAT DI IGNYA YAITU: @KINE_
JGN LUPA FOLLOW YA
Bye👋👋
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS IS MY ENEMY
Fiksi RemajaDi sini saya mau berbagi cerita entah itu imajinasi atau yang pernah kalian alami, aku di sini akan menceritakan sebuah kisah yang nyata dan yang bikin baper kalian. ini beberapa potongan ceritanya. Arin: akhirnya ada kakak aldi : lo knp? Arin : ka...