Asal Kamu Bahagia

1.7K 213 23
                                    

Titit titit titit titit

Suara jam beker bunyi menandakan jika sudah pukul 06.00 waktu setempat. Tangan berotot, berbulu halus, dan berkulit putih itu langsung menghentikan suara bekernya, lantas dia menggapai ponsel yang diletakkan di atas nakas.

Apa maksud komentar kamu, Beb?

Pagi hari di belahan langit yang berbeda, Al yang baru bangun tidur langsung mengecek ponselnya dan membaca pesan dari Ilea. Perasaannya sudah agak mendingan daripada yang kemarin. Pikirannya pun sedikit jernih tidak sekalut kemarin.

Cuaca di ujung tahun seperti saat ini, Paris sangat dingin. Musim dingin di negara ini berlangsung mulai bulan Desember dan akan disuguhi pesona musim dingin yang tidak dimiliki negara empat musim lainnya, yaitu salah satunya chrismas illumination yang menampilkan ribuan cahaya dari lampu dan api pijar. Saat itu, jalanan di Kota Paris tampak terang benderang.

Belum ada niatan Al membalas pesan Ilea, tinggal di apartemen minimalis sendiri tanpa teman, Al leluasa melakukan apa pun sesuai kemauannya. Dia beranjak dari tempat tidur hanya mengenakan celana kolor pendek dan kaus putih polos tipis. Al membuka gorden, titik-titik sisa hujan masih membekas di jendela kacanya. Hari ini cucana mendung dan gerimis, membuat Al sangat malas keluar.

Dreeeet dreeeet dreeeet

Lagu Something Just Like This milik The Chainsmokers & Coldplay salah satu musik favorit Al menandakan ada panggilan masuk di ponselnya. Lalu dia berjalan mengambil ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur. Di layar datar itu terlihat fotonya bersama Ilea dan tanda panggilan masuk bertuliskan Love. Meski sedikit ada rasa malas, akhirnya Al menerima telepon itu.

"Hm," sahutnya hanya bergumam.

"Baru bangun tidur, ya?" tanya Ilea dari seberang.

"Iya, kamu nggak sekolah? Kenapa bisa telepon aku?"

"Ini kan jam istirahat, Beb."

"Oh, iya. Kenapa?" tanya Al ke luar kamar lalu ke dapur mencolokkan water heater.

"Beb, kamu marah, ya, sama aku?" tanya Ilea terdengar sangat hati-hati.

"Emang terlihat aku marah?" Bukannya menjawab, Al malah balik bertanya.

Memang sih, hati Al masih sedikit jengkel pada Ilea. Dia sudah merasa memberikan apa pun yang bisa dia kasih pada Ilea, tetapi gadis itu seolah-olah masih kurang dengan apa yang sudah Al beri.

"Kenapa kamu balas komentar di postinganku seperti itu?"

"Ya aku sadar, Love. Kalau kamu menginginkan aku selalu ada di sampingmu, maaf, saat ini aku belum bisa. Aku juga tahu, mungkin kata cintaku yang sering kuucap sama kamu sekarang nggak akan ada gunanya. Mungkin kamu bosan mendengar itu, tapi yang perlu kamu tahu, ucapan itu bukan omong kosong! Aku bisa memberikanmu bukti atas apa yang sudah aku ucapkan ke kamu. Cintaku bukan hanya di bibir, tapi hati dan tindakanku juga sudah sangat jelas."

"Iya, aku tahu itu, Beb. Cuma ...."

"Terus kalau kamu tahu, kenapa menulis caption seperti itu? Memancing amarahku?"

"Nggak!"

"Lalu?"

"Ak-ku ...."

Love in Instagram (Komplit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang