chapter 7

7.9K 419 10
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca

Happy reading

*****
Seperti biasanya Bagas mengantar Cecil pergi kesekolah dan selalu memberi nasihat-nasihat yang selalu ia ucapkan untuk Cecil. Setelah itu Bagas menjalankan mobilnya dan melajukannya menuju kekampus.

Setelah memarkirkan mobilnya Bagas melihat Khafi yang sedang duduk dikantin sambil menikmati makannanya, dan Bagas pun berjalan menghampiri Khafi.

"Lo mau cerita apa?"tanya Bagas tiba-tiba sambil menepuk bahu Khafi membuatnya tersentak. Khafi menatap Bagas dengan tajam sedangkan Bagas hanya menyengir kemudian duduk dikursi depan Khafi.

"Kalau ceritanya dipending bisa gak gas?"tanya Khafi sambil melihatkan cengiran bodohnya membuat Bagas menatap tajam Khafi. "Tingal cerita apa sih susahnya fi?"ucap Bagas sebal.

Khafi menghela nafasnya sebentar sebelum berucap, "lo gak tau gimana gelisahnya gue sekarang."ucap Khafi lesu membuat Bagas menyergit bingung.

"Maksud lo apa sih?lo mau ngomongin apa emang?"tanya Bagas.

"Salahgakguesukasamaadekelo,"ucap Khafi dengan nada cepat membuat Bagas kesal dan menonyol kepalanya. "Eh gila mana ngerti gue omongan elo, pelan-pelan ngapa,"

"Gue lagi suka sama cewek,"ucap Khafi meralat ucapannya tadi, sambil berkata dalam hati syukurlah Bagas gak ngeh ucapan gue tadi.

"Siapa? Gue kenal orangnya gak? Terus adek gue gimana? Gue gak mau ya adek gue sakit hati gegara elo, pokoknya lo harus jelasin keadek gue kalau lo suka sama cewek lain." Cerocos Bagas tanpa henti membuat Khafi pusing dibuatnya.

"Bagas temen gue yang paling cakep, bisa gak ngomongnya satu-satu"geram Khafi membuat Bagas mengeleng dengan tampang polosnya.

Khafi menghela nafasnya kasar melihat tampang temannya yang satu ini, rasanya ingin sekali Khafi menonjok mukanya tapi ia tak tega karena bagaimana pun juga Bagas adalah temannya.

"Udah ah gue lagi males bahas ini, btw Dimas mana kok gak kelihatan?"tanya Khafi sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Dimas.

"Kayak gak tau aja, diakan suka tebar pesona sama adek tingkat,"

"Anak itu,"

"Oh ya ntar adek lo gue jemput ya,"ucap Khafi tiba-tiba membuat Bagas menyergit bingung, tumben-tumbenan Khafi mau deket adiknya.

"Boleh-boleh aja sih, tapi kok gue perhatiin lo malah makin deket sama adek gue ya?"ucap Bagas sambil menatap Khafi menyelidik membuat Khafi salting kemudian menormalkan ekspreksinya lagi.

"Ah engak tuh biasa aja,"ucap Khafi memutarkan matanya menatap kesekeliling kantin membuat Bagas menatapnya curiga.

******

"Naik naik kepuncak gunung, tinggi tinggi sekali, kili kanan ku lihat saja banyak pohon cemalaaa kili kanan kulihat saja banyak pohon cemalaa,"nyanyian Vira dan Kiara membuat mobil yang tadinya sunyi menjadi ramai. Hari ini Kiara dan Vira ikut Kevin kerumah sakit tempat Kevin kerja dulu.

Dimana setelah Kevin menikah dengan Kiara, Kevin memutuskan resign,dan memilih menjalankan perusahaan keluarganya. Karena Kevin tahu bahwa pekerjaannya akan menyita banyak waktu dan ia tidak mau waktu bersama keluarganya berkurang.

"Bunda,"pangil Kevin yang sedari tadi diam dengan sebelah tangannya yang mengengam tangan Kiara,membuat Kiara menoleh dan menatapnya dengan pandangan tanya. "Ayah sayang bunda,"ucap Kevin sambil mengecup tangan Kiara.

Kiara terkekeh pelan kemudian mengeleng dan berkata, " nyetir yang bener yah, kalau nabrak ntar berabe."

"Bales dulu ucapan ayah bun,"regek Kevin seperti anak kecil membuat Vira yang berada dipangkuan Kiara cekikikan dan menatap Kevin sambil berkata, "ayah lucu hihihi,"

Ya selama mereka berumah tangga Kiara paling sulit mengucapkan kata sayang maupun cinta, entahlah dia sendiri tidak tau alasanya.

"Anak ciapa cih ngegemesin banget,"ucap Kevin bernada anak kecil sambil mengacak rambut Vira gemas, kebetulan keadaan jalan yang macet membuat mereka leluasa bergerak.

"Anak bunda dong hihi,"ucap Vira diikuti kekehan oleh Kiara membuat Kevin cemberut tapi tak urung ia tersenyum sambil mematap keduanya dengan tatapan cinta.

"Vira mau punya adek gak?"ucap Kevin iseng membuat Kiara melotot sedangkan Vira menatap Kevin berbinar.

"Mauuu yah,"ucap Vira semangat membuat Kevin gemas dan mengacak rambutnya lagi kemudian berkata, "tanyain kebunda dong mau gak?"

Vira pun beralih menatap Kiara kemudian berkata, "bunda Vila mau adek,"ucap Vira dengan wajah imutnya. "Vira masih kecil, nanti aja kalau Vira udah besar baru punya adek ya. Kasian kalau sekarang Vira punya adek, bunda takut kasih sayang bunda dan ayah berkurang buat Vira. "Ucap Kiara memberi pengertian Vira.

Ini yang paling Kevin sukai dari sosok Kiara, meskipun sikapnya masih kekanak-kanakan tapi pemikirannya sudah dewasa. Sebenarnya Kevin tadi hanya iseng, lagian Kevin juga tidak mau kasih sayang untuk Bira berkurang jika mereka punya anak lagi.

Perjalanan pun diisi dengan celetukan Vira kadang Kiara dan tak jarang juga Kevin menyauti ucapan mereka. Tak lama mereka telah sampai dirumah sakit yang menjadi sejarah awal pertemuan mereka.

Kevin mengandeng tangan Kiara sambil mengendong Vira berjalan memasuki rumah sakit tersebut dan masuk ketempat dimana biasanya pegawai rumah sakit berisitirahat yang biasanya buat mereka mengobrol. Banyak yang menghampiri Kevin dan Kiara dan Vira yang menjadi rebutan staf disana karena mereka ingin mengendong Vira membuat suasana menjadi sangat ramai.

******

"Cil kekantin bareng gue yuk,"ajak Nando menghampiri Cecil yang masih duduk dibangkunya bersama Nabila dan Tania.

"Bila sama Tania ikut gppkan?"tanya Cecil yang diangguki Nando meskipun dengan wajah yang sedikit kecewa, ya niat awal mau berduaan sama Cecil tapi malah Cecilnya gak peka.

"Yaudah yuk lest go,"ucap Cecil berjalan mendahului mereka menuju kekantin sedangkan Nando yang berada dibelakang Nabila dan Tania sedari tadi mengerutuk tak jelas.

Saat sudah duduk dimeja kantin Nando menawarkan untuk membelikan makanan untuk Cecil, tapi emang nasib dia sial kali ya bukan hanya Cecil saja yang nitip sama dia tapi kedua sahabatnya juga. Meskipun sedikit tidak ikhlas tapi Nando tetap melakukannya.

Tak lama Nando datang dengan membawa nampan yang berisi pesanan mereka dan meletakkannya dimeja kemudian duduk disamping Cecil yang berhadapan dengan Nabila sedangkan Tania berhadapan dengan Cecil.

"Makasih ya Nando, kita jadi ngerepotin nih,"ucap Cecil sedikit merasa tidak enak yang dibalas angukan oleh Nando, mereka pun makan sambil cerita-cerita meskipun hanya Nabila dan Tania yang bercerita paling heboh sedangkan Cecil dan Nando hanya mendengar saja.

Tak lama bel masuk pun berbunyi mereka masuk kedalam kelas bersama-sama. Tak terasa waktu pulang telah tiba dimana banyak siswa yang berhamburan untuk pulang. Cecil yang tadi diantar oleh Bagas harus menunggu lagi didepan gerbang.

Saat sedang asyik bermain hp tiba-tiba berhenti sebuah montor didepannya dan ternyata itu adalah Khafi, tentu saja Cecil yang melihatnya pun merasa senang.

"Hay,kak Khafi."sapa Cecil sambil tersenyum manis uang dibalas angukan oleh Khafi. "Buruan naik, panas nih."ucap Khafi yang dianguki Cecil, tanpa menunggu perintah Khafi untuk yang kedua kalinya Cecil langsung naik keatas motor Khafi.

Tanpa mereka sadari Nando yang berniat mengantar pulang Cecil menatap kepergian mereka dengan raut muka yang sulit ditebak.

"Kenapa lo bisa bersikap kayak gitu kecowok itu? Sedangkan sama gue lo kayak menjauh cil, kenapa?"guman Nando masih menatap kepergian mereka hingga motor Khafi menghilang dibelokkan depan gang.

Tbc

Jangan lupa vomen and follow.
Ingat typo bertebaran dimana-mana.
Mumpung dapet wifi nih up skarang😂

Ratna Tri H & DNSF38

Kak, Pacaran Yuk![TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang