Chapter 16

6.3K 325 18
                                    

Nabila cuma diam menatap kaca yang berada didalam kamar mandi, menatap lurus kedepan hingga tanpa sadar ia meneteskan air matanya.

"Stop it bil, lo gak usah lebay,"ucap Nabila sambil mengusap air matanya. Mungkin bagi sebagian wanita kejadian kemarin itu sudah biasa, tapi tidak buat Nabila.

"Ayolah bil, lagian itukan biasa dilakuin kebanyakan pasangan, tapi gue kan bukan siapa-siapan-,"

"Lo sekarang memang bukan siapa-siapa gue, tapi gue yakin lo bakalan jadi orang terpenting dalam hidup gue,"potong Dimas yang sebenarnya mendengar ucapan Nabila, salah memang Dimas masuk begitu saja ketoilet perempuan, tapi mau bagaimana lagi dia sudah menunggu lama diluar tadi.

Nabila yang terkejut langsung saja melihat sekelilingnya takut saja jika ada orang lain didalam toilet ini. "Kak Dimas ngapain disini?"tanya Nabila sambil celingak celinguk takut ada yang liat.

Dimas yang gemas pun mencubit kedua pipi Nabila membuatnya menjerit kesakitan sambil melepas cubitan Dimas, dan menarik Dimas keluar dari toilet. Nabila menarik Dimas sampai didepan parkiran kafe Khafi.

"Lo ngapain sih ngikutin gue? Untung aja tadi gak ada yang liat, coba kalau ada yang liat pasti mereka mikir yang engak-engak,"omel Nabila panjang x lebar yang hanya dibalas senyuman oleh Dimas. "Jiah malah senyum, jelek tau lo kalau senyum gitu,"

Nabilanya sudah kembali-pikir Dimas. Ya Nabilanya tidak salah kan dia mengklaim Nabila sebagai miliknya?dan Dimas tidak rela kalau ada yang mengambil Nabila darinya.

"Gue mau minta maaf soal kemarin, gue tau gue salah gak seharusnya gue ngelakuin itu, tapi entah kenapa hati gue justru menginginkan itu terjadi,"ucap Dimas sambil mengengam tangan Nabila, sedangkan dia? Dia hanya bisa menundukkan kepalanya dan menatap sendu kebawah, kalau boleh jujur Nabila juga menginginkannya tapi Nabila bukan wanita seperti itu yang dengan santainya memberikan ciuman mereka.

"Gue juga minta maaf, mungkin respon gue yang berlebihan,"ucap Nabila dengan senyum yang dipaksakan dan mendongak menatap kearah Dimas yang kini menatapnya sendu. "Lo gak salah, gue tau lo pasti ingin orang yang pertama kali mencium lo adalah suami lo kan?,"

Nabila menatap Dimas sendu, ia tidak mengelak dengan apa yang diucapkan Dimas, Karena memang itu yang dia harapkan, tapi justru orang yang baru dikenal yang mendapatkan ciuman pertamanya.

"Udahlah lupain aja, oh ya pasti mereka nyariin kita, yuk balik kedalam,"ucap Nabila berusaha mengalihkan pembicaraan dan menarik tangan Dimas tetapi ditahan olehnya. Dimas menarik tangan Nabila dan memeluknya dengan erat, Nabila berusaha melepasnya tapi justru pelukan itu semakin erat.

"Please, biarkan gue meluk lo sebentar saja,"bagaikan mantra ucapan Dimas menghentikan pergerakan Nabila yang ingin melepaskan pelukannya, justru sekarang Nabila menenggelamkan wajahnya sambil memejamkan matanya menikmati pelukan Dimas.

Tanpa mereka berdua sadari, sahabat mereka tengah menatap mereka dengan ekspreksi masing-masing yang sulit untuk ditebak, tapi tak lama senyum terbit diwajah mereka. Mereka menghampiri Nabila dan Dimas membuat mereka melepas pelukan.

"Ekhem udah baikan nih ye,"goda Tania sambil menatap mereka dengan kedua alis yang digerakkan naik-turun. "Lah emangnya kita musuhan?"tanya Nabila pura-pura santai padahal dalam hatinya bergemuruh dengan kencang.

"Alah sok-sokan, kita tau kalik kalau kalian tuh lagi diem-dieman,"ucap Tania yang dianguki semuanya. "En..gak kok,"elak Nabila masih berusaha menutupi keadaan.

"Emang kalian ada masalah apa?"tanya Khafi pada Dimas,karena ia tahu kalau sahabat yang satu ini pasti akan bicara jujur padanya. Nabila menatap Dimas was-was, takut Dimas ngomong yang sebenarnya.

"Gak papa kok,"seakan tahu apa yang ditakuti Nabila, Dimas memutuskan untuk berbohong pada Khafi yang kini tengah memicingkan matanya.

"Yaudah gue percaya sama elo, yuk kita pergi kemall,"putus Khafi pada akhirnya. "Ngapain ke-Mall?"tanya Dimas sambil menyergit bingung.

"Tuh tuan putrinya ngajak nonton bioskop,"ucap Bagas sambil menunjuk Cecil yang kini cengengesan menatap mereka.

"Emang mau nonton apaan?"tanya Nabila yang sedari tadi bungkam. "Itu tuh yang lagi tren apasih judulnya.. ah iya Asal Kau Bahagia,"ucap Cecil antusias meskipun tadi sempat mikir sesaat.

"Ah iya kuy lah, keknya seru tuh kisah cinta anak remaja,"ucap Nabila tak kalah antusias."Tapi lo kan abis jatuh, gpp emang?"lanjutnya bertanya yang dibalas gelengan oleh Cecil. Mereka pun segera masuk kedalam mobil masing-masing Khafi dengan Cecil, Bagas dengan Tania dan Dimas dengan Nabila yang mengunakan motor.

Dimas lebih suka mengunakan motor dari pada mobil, karena pikirnya ribet kalau pas lagi macet, kan kalau pakai motor bisa nyelip-nyelip.

Disinilah sekarang mereka didepan bioskop menunggu Khafi yang sedang membeli tiket untuk mereka, tak lama Khafi datang dan menyerahkan tiket tersebut, setelah itu mereka masuk kedalam bioskop dengan bergandengan tangan dengan pasangannya.

*****

"Huaa ya ampun gue baper banget, pasti sakit ya rasanya kalau orang yang kita cintai diam-diam mendua dibelakang kita hiks,"ucap Cecil setelah keluar dari bioskop masih dengan sesengukan.

"Iya, gue gak tega. Tapi pas ada Dewa itu yaampun lucu banget, ngakak gue liat aktingnya."sahut Tania yang berada disamping Cecil. "Pokoknya akting mereka tuh top banget, gilaaa,"seru Nabila.

Sedangkan para cowok hanya menatap mereka sambil mengelengkan kepalanya, ada-ada saja mereka tadi mewek terus terbahak-bahak seakan-akan mereka tuh yang ngerasain itu semua.

"Gue tuh paling suka sama kata-katanya yang gini 'hal terakhir yang gak pengen aku lihat dari kamu adalah...melihat kamu sedih'huaa gila,"celoteh Cecil sambil berjalan mengelilingi Mall.

"Udah yank, gak capek apa dari tadi ngomong,"ucap Khafi membuat Cecil cemberut. "Kita mampir kekafe dulu yuk, gue laper nih,"ajak Dimas yang dianguki semuanya. Mereka pun melangkah masuk kedalam kafe yang berada tepat dihadapan mereka.

Setelah memesan makanan mereka ngobrol sebentar sambil menunggu pesanan mereka sampai. Cecil yang merasa ingin buang air kecil pun memutuskan untuk kekamar mandi.

"Em gue kekamar mandi bentar ya,"ucap Cecil membuat mereka menghentikan pembicaraan mereka. "Aku temenin ya yank,"ucap Khafi karena merasa tidak enak kalau Cecil pergi sendirian.

"Yaampun kak emang Cecil bocah apa pakek ditemenin, lagian emang kakak mau masuk ketoilet cewek?"tanya Cecil sambil mengelengkan kepalanya. "Udah ah Cecil ketoilet bentar,"ucapnya dan bangkit menuju ketoilet.

Setelah selesai Cecil berdiri sejenak didepan kaca sambil membasuk wajahnya, dan saat berbalik untuk keluar dari kamar mandi tanpa sengaja dia menabrak seseorang.

Cecil mendongakkan kepalanya dan matanya membola seketika, keringat didahinya bercucuran didahinya.

"Hay kita berjumpa lagi,"

Tbc

Spesial nih aku up sekarang wkwk
Hayo siapa itu?😮

Jangan lupa vomen and follow
Ingat typo bertebaran dimana-mana

Ratna Tri H& DNSF38

Kak, Pacaran Yuk![TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang