Bab 7 : Istri Menyebalkan

87.7K 4.6K 102
                                    

Gedoran pintu kamar yang sangat keras memekikkan telinga Adrian. Bukannya bangun dia malah menutup telinganya dengan bantal. Dari luar kamar, Haris menggedor-gedor pintu kamar hotel Adelia dan Adrian mencoba membangunkan mereka untuk shalat subuh. Terlebih Haris ingin mengajak Adrian shalat subuh di Masjid.

"Adrian! Shalat subuh!" teriak Haris dari luar.

Mendengar suara Papanya sontak membuat Adrian terperanjat kaget dan bangun. Saat bangun Adrian melihat ke arah Adelia yang masih tidur membuat dia menggelengkan kepalanya sendiri.

"Dasar ratu tidur," ucap Adrian kesal melihat istrinya itu.

Dengan langkah malas, Adrian membuka pintu kamarnya menghampiri Haris.

"Ada apa Pa?" tanya Adrian.

"Shalat subuh! Buruan ikut Papa ke Masjid!" tegas Haris.

"Iya Pa, bentar Adrian siap-siap dulu." kata Adrian.

"Yasudah Papa tunggu di depan! Oh ya jangan lupa istri kamu suruh dia shalat juga!" tegas Haris lagi.

"Iya Pa," jawab Adrian dengan kesal.

Adrian pun segera bersiap-siap untuk pergi ke Masjid. Sebelum pergi ke Masjid dia mencoba membangunkan Adelia namun gadis itu masih saja tidur.

"Woy! Nenek lampir shalat subuh!" teriak Adrian di samping telinga Adelia.

Dengan mata terpejam Adelia hanya mengucap,"Berisik lo, sana lo pergi!"

Karena malas berdebat dengan Adelia. Adrian pun langsung pergi menghampiri Papanya di bawah dan pergi ke Masjid.

***

Usai melaksanakan shalat subuh berjamaah di Masjid yang tidak jauh dari hotel. Kini empat pria itu yang tak lain Adrian, Haris, Firman dan Radit berjalan beriringan menuju hotel. Adrian berjalan di samping Ayah Firman mendengarkan obrolan mertua dan Papanya itu.

"Ris, aku bangga sama anakmu. Dia mau shalat subuh berjamaah di Masjid. Jarang sekali aku melihat anak muda shalat subuh berjamaah di Masjid." puji Firman.

"Jangan puji Adrian berlebihan, dia masih belum istiqomah. Shalat di Masjid juga kadang-kadang. Adrian kalau shalat di Masjid mesti diingetin kalau gak di ingetin pasti shalatnya di rumah terus kayak anak perempuan." ucap Haris.

Mendengar perkataan Haris, Radit pun tertawa membuat Adrian kesal.

"Kenapa lo ketawa?" tanya Adrian.

"Astagfirullah maaf-maaf Adrian. Laki-laki itu sebaiknya shalat berjamaah di Masjid. Kalau di rumah terus yang ada kamu kayak perempuan dong," ucap Radit terkekeh. 

"Terserah gue dong," balas Adrian.

Firman merangkul pundak Adrian,"Adrian meskipun shalat berjamaah harus diingetin terus, tapi Ayah minta jangan pernah tinggalkan shalat sebagai kewajiban kamu. Dan sekarang kedepannya, Ayah ingin kamu shalat berjamaah di masjid jangan di rumah terus. Dan untuk shalat berjamaah dengan Adel, manfaatkan waktu di sepertiga malam untuk shalat sunah. Kamu bisa kan Adrian?"

Adrian meghela napasnya sejenak,"InsyaAllah Yah. Adrian bisa shalat berjamaah di Masjid."

"ALHAMDULILLAH." jawab mereka serempak. Kemudian mereka melanjutkan perjalanannya menuju hotel yang tinggal beberapa meter lagi sampai.

      Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Shalat seorang laki-laki dengan berjama'ah akan dilipat-gandakan 25 (dua puluh lima) kali lipat daripada shalat yang dilakukan di rumah dan di pasarnya. Yang demikian itu, apabila seseorang berwudhu', lalu ia menyempurnakan wudhu'nya, kemudian keluar menuju ke masjid, tidak ada yang mendorongnya untuk keluar menuju masjid kecuali untuk melakukan shalat. Tidaklah ia melangkahkan kakinya, kecuali dengan satu langkah itu derajatnya diangkat, dan dengan langkah itu dihapuskan kesalahannya. Apabila ia shalat dengan berjama'ah, maka Malaikat akan senantiasa bershalawat (berdoa) atasnya, selama ia tetap di tempat shalatnya (dan belum batal). Malaikat akan bershalawat untuknya, 'Ya Allâh! Berikanlah shalawat kepadanya. Ya Allâh, berikanlah rahmat kepadanya.' Salah seorang di antara kalian tetap dalam keadaan shalat (mendapatkan pahala shalat) selama ia menunggu datangnya waktu shalat." (H.R. Al-Bukhari)

Adrian & Adelia (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang