Bab 3 : Misi Ekstrem Adelia

101K 5.8K 172
                                    

Ketika segala sesuatu tidak berjalan seperti yang kamu harapkan, Allah memiliki rencana yang terbaik untukmu.
-Adrian & Adelia-

Arini---kakak Adelia menghampiri Radit---suaminya yang sedang berkutat dengan laptop di ruang kerja sembari membawa kopi. Radit menerima kopi dari Arini, lalu menyuruput kopinya. Arini meraih kursi dan duduk di sampingnya.

"Mas," panggil Arini.

"Iya, Sayang?" ucap Radit menoleh ke arah Arini.

"Si Adel barusan telpon aku, katanya dia mau dijodohin sama Ayah," kata Arini.

"Ya nggak papa, siapa tahu calon suami pilihan Ayah, bisa merubah sikap Adel," ucap Radit.

"Tapi Mas, si Adel bilang sama aku dia nggak mau dijodohin! Katanya cowoknya itu bad boy," ucap Arini.

"Masa sih?" tanya Radit tidak percaya.

"Justru itu, aku aneh sama Ayah. Kok Ayah malah jodohin Adel sama cowok bad boy? Yang ada nanti si Adel nggak berubah-rubah," ucap Arini sembari menempelkan kedua tangannya ke dagunya.

"Hmm ... yasudah, daripada bingung, besok kita ke rumah Ayah. Tanyakan sama Ayah soal perjodohan itu," kata Radit.

"Mas, punya teman yang agamanya baik atau anak ustadz gitu, yang masih jomlo?" tanya Arini.

"Punya, tapi mereka udah pada nikah," jawab Radit membuat Arini kesal.

"Ih Mas Radit! Ya teman kamu yang jomlo masa nggak ada sih?" gerutu Arini.

"Ya wong umur aku aja udah 30, mereka udah pada nikah. Ada juga yang jomlo tapi---" Radit menghentikan ucapanya membuat Arini penasaran.

"Tapi apa?" tanya Arini penasaran.

"Dia umurnya 35 dan statusnya duda," jawab Radit.

"Mana mau si Adel nikah sama duda," kata Arini sembari mencubit tangan Radit.

"Tapi agama dia bagus lho, dia penghafal qur'an. Dia menjadi duda karena istrinya meninggal." ucap Radit.

"Hmm ... tau ah, pusing aku mikirin si Adel. Mending besok lagi deh bahas jodohnya Adel," kata Arini sembari mengerucutkan bibirnya.

Radit mencubit gemas istrinya itu,"yasudah, mending sekarang kita tidur. Sudah larut malam. Besok pagi kita ke rumah Ayah." Arini pun mengangguk setuju sembari tersenyum menatap Radit.

***

Keesokan harinya Adelia tidak mau keluar kamar. Selain itu dia tidak mau berangkat kerja dan mogok makan. Membuat Firman pusing dengan sifat keras kepala Adelia.

Firman memerintahkan Mbok Inem---ART untuk membujuk Adelia keluar kamar namun tidak berhasil.
Mbok Inem sekali lagi mengetuk pintu Adelia. Namun tidak ada sahutan dari Adelia.

"Non Adel, Mbok udah buat makanan kesukaan non Adel lho. Makan yuk non," kata Mbok Inem.

Di dalam kamar, Adelia memegang perutnya. Bohong, kalau Adelia tidak lapar. Gadis itu hobi makan, mana bisa dia mogok makan.

"Gue nggak mau makan!" dusta Adelia.

"Yakin nih, Non? Makanannya baru aja Mbok masak. Masih hangat," ucap Mbok Inem.

Adrian & Adelia (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang