Resepsi usai pukul 10 malam. Rencananya keluarga Adrian maupun Adelia akan menginap di hotel ini. Malam ini Adelia tampak lelah begitupun Adrian.
Adelia berjalan menuju kamar hotelnya tadi pagi. Namun Arini mencegahnya memberitahu kalau kamar pengantin berada di kamar nomor 16. Karena lelah dan ingin segera menghempaskan tubuhnya Adelia menurut saja.
Adelia pun memasuki kamar yang diberitahu oleh Arini. Kamarnya cukup mewah daripada kamar yang tadi pagi. Ingin sekali Adelia langsung menghempaskan tubuhnya. Lantas dia langsung duduk di depan meja rias membersihkan sebagian make-up nya. Tiba-tiba terdengar suara keran menyala di kamar mandi. Siapa yang mandi? pikir Adelia. Adelia tidak perduli siapa yang mandi mungkin Ayahnya, pikirnya lagi. Dia pun melanjutkan membersihkan make-upnya.
Seseorang keluar dari kamar mandi. Adelia menengok ke arah seseorang itu. Dia terbelalak kaget ketika seseorang itu yang tak lain Adrian. Dia hanya memakai celana pendek selutut tidak memakai baju sehingga terlihat badan sixpack nya sembari menggosok-gosokan rambutnya dengan handuk. Adelia menelan saliva nya sendiri. Jantungnya berdetak lebih kencang.
'Oh Tuhan ... kenapa gue jadi gerogi gini sih?' gumam Adelia.
Adrian baru menyadari kalau di kamar ini ada Adelia dia pun hendak mengusir Adelia.
"Lo? Ngapain lo di sini?" ucap Adrian.
Adelia berdiri,"Seharusnya gue nanya sama lo! Lo ngapain di sini? Ini kamar pesenan gue! Sana huss ... huss ..." usir Adelia.
"Enak aja ini kamar pesanan gue! Sana lo pergi nenek lampir, gue gak sudi tidur bareng sama lo!"
"Lo kira gue sudi gitu? Ogah tidur bareng orang gila kayak lo!"
Tiba-tiba ketukan pintu terdengar, Adrian pun membuka pintu kamar, ternyata Mama Wulan yang datang.
"Sayang, untuk sementara kalian tidur di kamar hotel ini dulu ya. Mulai besok Adel tinggal bareng Mama dan Papa Haris." terang Wulan.
"Apa? Gak bisa gitu dong Ma!" elak Adrian.
"Adrian! Adel kan sudah jadi istri kamu! Otomatis dia harus ikut sama kamu!" ucap Wulan.
"Tapi Tante, bagaimana dengan Ayah? Kalau Adel ikut sama Adrian. Ayah sendirian," ucap Adelia dengan nada sedih.
"Tuh Ma dengerin!" ucap Adrian.
Wulan mendekati Adelia sembari mengelus pipinya,"Ayah Firman sudah sepakat kamu tinggal bersama Adrian. Untuk masalah Ayah Firman sendirian, dia tidak masalah katanya. Nanti kakakmu Arini menginap di rumah Ayah."
"Tapi Tan---,"
"Sudah sayang, tidak papa. Yasudah selamat beristirahat. Kalau bisa malam ini kalian buatin Mama cucu," ucap Wulan terekekeh.
Selepas kepergian Wulan. Adrian mendekat ke arah Adelia dengan tatapan tajamnya.
"Pokoknya gue gak mau satu kamar sama lo! Lo harus pindah!" tegas Adrian.
"Enak aja! Lo yang pindah!"
"Gue gak mau! Ini kamar gue!"
"Gue juga gak mau!"
Adrian pun mengacak rambutnya, berdebat dengan gadis keras kepala seperti Adelia membuatnya kesal sendiri. Adrian segera memakai bajunya kemudian dia beranjak pergi. Sementara Adelia dia melanjutkan menghapus bekas make-upnya.
🍁🍁🍁
Adrian duduk termenung seorang diri di restoran hotel. Kalau saja dulu Adelia tidak menghianatinya, mungkin ini pernikahan terbaik dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian & Adelia (SUDAH TERBIT)
EspiritualTERSEDIA DI GRAMEDIA [Romance-Comedy-Spiritual] [Cerita Lengkap] Menikah dengan Adrian Akbar Gaozan adalah mimpi buruk bagi Adelia Faranisa Aznii apalagi Adrian mantan sekaligus musuhnya. Begitupun Adrian. Bagaimana mungkin Adelia, cewek yang dia b...