"Lagi nelpon sama siapa, lo?" tanya Adrian tepat di samping Adelia. Adelia nampak cemas, dia melumat bibirnya sendiri.
"Kepo lo, kek dora!" ucap Adelia acuh, kemudian ia hendak masuk ke dalam kamar namun dengan cepat Adrian menarik tangan Adelia.
Adelia merasa takut dan cemas saat Adrian menarik tangannya.
"Siang ini gue mau berangkat ke kantor! Gue minta sama lo jangan keluar rumah sebelum gue pulang! Dan satu lagi kamar gue jangan diberantakin!" tegas Adrian.
Adelia bernafas lega, dia kira Adrian akan memarahinya ternyata tidak.
"Siap Bos!" kata Adelia sembari mengangkat tangannya seraya hormat. Adrian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tumben Adelia nurut, pikirnya.
Saat Adrian hendak keluar, Adelia memanggilnya membuat langkah Adrian berhenti,"Ada apa?" tanya Adrian.
Adelia mendekati Adrian kemudian ia meraih dasi yang dipakai Adrian dan merapikannya,"Pakai dasi tuh yang rapi!" katanya sembari merapikan dasi Adrian. Adrian yang melihat Adelia bersikap seperti itu entah kenapa jantungnya berdetak kencang.
'Sial! Kenapa jantung gue selalu berdetak kencang? Ah, gak mungkin kalau gue jatuh cinta sama si nenek lampir itu!' gumam Adrian di dalam hatinya.
"Selesai! Nah kan cakep," kata Adelia.
"Kenapa lo jadi perhatian kek gini ke gue?" tanya Adrian.
"Jangan geer lo! Gue hanya ingat sama Bunda dulu, kalau Ayah mau berangkat ke kantor Bunda pasti selalu merapikan dasi Ayah." kata Adelia dengan nada sedih.
"Lo kangen sama Bunda?" tanya Adrian.
"Gue selalu kangen sama Bunda setiap hari," lirih Adelia. Air mata Adelia menetes dengan cepat Adelia menghapusnya,"Hmm ... sorry gue cengeng ya, yaudah buru lo ke kantor!"
"Yaudah gue ke kantor. By the way thanks," kata Adrian sambil tersenyum. Adelia hanya membalasnya dengan senyuman.
🍁🍁🍁
Adrian memasuki kantor saat ia melangkahkan kakiknya menuju ruangan CEO para karyawan yang berpapasan jalan dengannya menyambutnya ramah.
"Siang Pak"
"Selamat Siang Bos"
"Selamat siang Pak Adrian"
Adrian hanya membalasnya dengan senyuman membuat para karyawan mengernyit heran. Biasanya Adrian acuh dan bersikap dingin tanpa membalas sapaan mereka dengan senyuman.
Kini dia sudah berada di ruangannya dan duduk di kursi kerajaannya itu. Lalu ia meraih bolpoin dan menandatangani berkas-berkas yang berada di mejanya. Tujuan Adrian ke kantor ada berkas-berkas penting yang harus ia tandatangani dan dia akan bertemu dengan teman lamanya juga yang bernama Ridwan.
Ketukan pintu dari luar terdengar, Adrian menyuruhnya masuk dan ternyata sekretarisnya bernama Jidan. Sekretaris Adrian bukan perempuan melainkan laki-laki. Awalnya Adrian tidak mau mempunyai sekretaris laki-laki dia ingin sekretaris cantik dan sexy, akan tetapi Papanya yang tahu pola pikir Adrian dia mengangkat Jidan sebagai sekretarisnya. Mau tidak mau pun Adrian menurut.
"Permisi Pak, ada orang yang ingin bertemu dengan Bapak." ucap Jidan.
"Siapa?" tanya Adrian sambil menyerahkan berkas-berkas yang sudah ia tandatangani kepada Jidan.
"Ustaz Ridwan," jawab Jidan.
Ustaz Ridwan? Apa Ridwan teman lamanya?
"Kok lo tahu kalau orang itu Ustaz?" tanya Adrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrian & Adelia (SUDAH TERBIT)
EspiritualTERSEDIA DI GRAMEDIA [Romance-Comedy-Spiritual] [Cerita Lengkap] Menikah dengan Adrian Akbar Gaozan adalah mimpi buruk bagi Adelia Faranisa Aznii apalagi Adrian mantan sekaligus musuhnya. Begitupun Adrian. Bagaimana mungkin Adelia, cewek yang dia b...