"Nona, seseorang ingin bertemu denganmu" ucap salah seorang wanita muda yang masuk keruang Direktur Utama perusahan milik Kim. J.
"Suruh dia masuk" wanita yang tengah duduk di kursi direktur tersebut bergumam kecil sembari menyorat nyoret banyak kertas dihadapannya. Sedangkan wanita yang tampaknya seorang sekretaris tersebut mengangguk dan mulai mempersilahkan sang tamu untuk masuk.
"Selamat siang, Kim Jennie" laki laki paruh baya yang tengah berdiri didepan pintu menyapa sang pemilik nama. Jennie.
"Jang Gyunsuk?" Jennie berdiri.
"Kenapa tidak sopan seperti itu? Aku tamu. Bisa menghormatiku sedikit?" Gyunsuk melipat tangan didepan dadanya. Ia tersenyum menyeringai.
"Oke. Duduklah" Jennie mencoba mengatur raut wajahnya yang mulai berubah. Ia duduk dan tidak ingin menatap mata laki laki dihadapannya sekarang.
"Padahal Jae baru saja meninggal. Kau langsung menghandle perusahaan. Apa kau bisa dipercaya?" Gyunsuk menatap mata kucing Jennie. Jennie menatap tajam.
"Jika kau datang hanya untuk mengolok, pergilah. Diusia tua harusnya kau mencari kebaikan untuk kehidupanmu selanjutnya." Gyunsuk tertawa.
"Benar benar sama dengan Jae. Pedas"
"Keperluanku sangat banyak. Sekarang ini aku juga ingin menyelesaikan salah satunya. Yaitu dengan CEO perusahaan ini. Berhubung CEO sebelumnya sudah tidak ada, dan kau penggantinya, jadi mari selesaikan" Gyunsuk mulai serius. Jennie yang sedari tadi sibuk dengan kertasnya, mulai berhenti.
"Jae memiliki hutang denganku. Setelah investasi dan saham yang menurun, dia meminjam uang. Tapi akhirnya dia mati sebelum membayar semuanya. Jadi aku minta kau bayar semua hutang itu" Gyunsuk menjelaskan. Ia menyenderkan punggunya. Merasa rileks saat melihat wajah bingung yang ditampakkan Jennie.
"Kau berbohong. Tidak mungkin perusahaan kami memiliki hutang. Bahkan dengan perusahaan milik orang sepertimu" Jennie semakin serius. Gyunsuk hanya tersenyum.
"Sayangnya Jae mati sebelum dia bicara dengan calon penerus perusahaan ini"
"Tunjukkan aku bukti" Jennie menatap tajam kearah Gyunsuk. Gyunsuk mulai merogoh tas yang ia bawa dan menyerahkan selembar kertas berisi bukti bukti yang memang nyata tertera. Jennie sedikit melotot. Ia mulai memijit pelan kepalanya.
"Hutang macam apa ini? 5 milyar? Sedangkan kondisi keuangan juga sedang tidak Bagus. Mana mungkin aku membayar muka sekarang. Cih. Padahal aku ingin masalah dengan keparat ini cepat selesai." batin Jennie.
"Oke. Akan kubayar tapi beri aku waktu" ucap Jennie tegas. Raut wajah Gyunsuk mulai berubah tidak senang.
"Waktu apa lagi? Ini kesempatan terakhir. Aku ingin dibayar muka sekarang."
"Aku rasa kau masih punya gudang uang diperusahaanmu. Aku berjanji akan membayar hutang ini. Tidak dalam waktu lama, tapi tidak juga dalam waktu terdekat ini. Bisa beri aku sedikit waktu?" Jennie menatap. Namun Gyunsuk balas menatap, dengan tajam tentunya.
"Tidak, atau kubawa ke jalur hukum" Jennie menghela nafas dan menyandarkan punggungnya. Ia berfikir keras bagaimana cara menyelesaikan masalah ini.
"Ada satu jalan jika kau ingin membayarnya secara berangsur" Gyunsuk menyeringai dan mulai menatap Jennie.
"Tanda tangani kontrak, dan jadilah artis dibawah naunganku"
KAMU SEDANG MEMBACA
BB - In Your Area
FanfictionYa ini drama. Ya ini permulaan. Ya ini kisah Cinta. Dan semua berawal dari Kim Jennie, yang mencari anggota untuk grubnya. Kisah ini, akan dimulai.