"Ah kepalaku pusing" Jisoo berjalan linglung sembari memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Ia terus terusan memikirkan perkataan atasannya kemarin.*Flashback
"Lakukan adegan ini, atau kau akan menderita"
"S-sajangnim, kumohon jangan.. Aku akan berlatih lebih keras lagi, tapi jangan sampai adegan seperti ini.."
"Dasar wanita jalang. Tidak tau berterima kasih? Aku sudah membiayai hidupmu, belajar akting mu, dan kau sudah terikat kontrak ingat? Jangan melawanku kalau kau tidak ingin aku memukul lagi wajah cantikmu itu"
"S-sajangnim.."
"Apa kau ingin melakukannya denganku?"
*Flashback off
"Aish sial, aku harus bagaimana sekarang" Jisoo berhenti. Kepalanya benar benar berdenyut. Air mata nya kembali mengalir. Ia tidak sanggup lagi. Dia sudah tidak tahan. Beberapa kali ia memukul dadanya, mencoba menyingkirkan rasa sakit yang terus menghantam nya. Ia membungkuk, mencoba menyembunyikan air matanya dari tatapan orang saat ini. Perlahan dia mencoba mengambil dompet untuk melihat uang yang tersisa.
"Sial.. Aku tidak punya uang lagi" Jisoo melempar dompetnya kesembarang tempat dan sepertinya mengenai seseorang. Orang tersebut cukup terkejut. Seperti mengetahui Jisoo yang melemparnya, orang itu mencoba mendekati Jisoo.
"Ah permisi nona, ini dompetmu?" Jisoo menatap lelaki tinggi yang mengenakan jaket hitam, masker,topi, dan kacamata hitamnya lalu menatap dompet ungu yang ada digenggaman laki laki itu.
"Ya, aku tidak membutuhkannya lagi. Buang saja kalau kau melihat kotak sampah" Jisoo mencoba melewati laki laki dihadapannya. Namun ia berhenti saat merasa jika tangannya dicegat orang itu.
"Dompet ini masih bagus nona, simpanlah. Cobalah untuk menghargai barangmu" orang itu membalikkan badannya. Jisoo sedang dalam emosi yang tidak stabil, mulai bicara dengan menaikkan nadanya.
"Apa pedulimu!" Jisoo tidak pernah membentak orang selama ini. Namun keadaan memaksanya. Orang itu cukup terkejut.
"K-kenapa kau marah?" Jisoo seketika memegangi lagi kepalanya yang terasa berdenyut kuat. Kali ini dia benar benar merasakan sakit yang luar biasa.
"T-tolong.. O-obat k-ku" Jisoo merintih. Laki laki dihadapannya itu tidak mengerti. Ia melepas kacamata hitamnya dan mencoba menatap keadaan Jisoo lebih jelas.
"Nona kau tidak apa apa??" laki laki tegap itu mulai menangkap tubuh Jisoo yang sudah tumbang. Sesekali dia menepuk pipi Jisoo untuk mencoba membangunkannya.
"Hei bukankah itu Sehun EXO?" seorang wanita bicara dengan lantang. Sehun dengan cepat menggendong tubuh Jisoo dan membawanya ke apartemennya lalu memanggil dokter. Agar orang orang tidak curiga.
***
"Nona, Jungkook mencarimu" Jennie meletakkan gelas kopi itu dihadapannya. Lisa ikut menyeruput minuman dihadapannya dan meletakkannya kembali.
"Jungkook? Artis itu? Yang kemarin?" Lisa mengangguk. Jennie melepas kacamatanya. Melipat kedua tangannya didada. Menatap Lisa intens.
"Siapa memberi tahumu? Apa kau bertukar nomor telepon dengan artis itu?"
"Tidak nona, security kantor menelponku. Dia bilang dia tidak berani meleponmu. Dan meminta aku menyampaikannya" Lisa menatap Jennie yang menurunkan kedua tangannya.
"Katakan padanya, aku tidak bisa ke kantor dihari libur. Suruh dia temui aku di cafe ini" Lisa mengangguk. Bukankah Jungkook artis besar? Bisa bisanya Jennie berperilaku seperti seakan Jungkook sedang tidak sibuk dan leluasa bisa menemui orang di ruang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BB - In Your Area
FanfictionYa ini drama. Ya ini permulaan. Ya ini kisah Cinta. Dan semua berawal dari Kim Jennie, yang mencari anggota untuk grubnya. Kisah ini, akan dimulai.