1

15.5K 2K 72
                                    

donghyuck, mengetuk pelan jarinya pada bidang datar kayu. meja bersahaja yang mulai lapuk dimakan usia ia temukan dengan ujung kuku yang lupa ia potong. matanya menerawang, pada sosok gadis yang sedang tertawa di belakang.

gadis itu— cerah, seperti mentari. atmosfer di sekitarnya sangat hangat seperti musim semi. jenuh kala pelajaran selalu menguap saat mengobrol dengannya.

ia juga yang membuat donghyuck punya nama 'haechan'.

"haechan. artinya full sun, bagaimana? " si gadis, menopang dagunya. matanya berkerling indah bagai kejora, menghempas galaksi yang sedang donghyuck susun dalam kepalanya.

lamunannya buyar, berkat celutukan polos si anak hawa.

"bagaimana apanya? "

"bagus apa tidak? "

"bagus, "

"dusta. "

donghyuck mengernyitkan dahinya, maksudnya apa, maunya apa? donghyuck bukan orang yang suka rumit, walau ia termasuk orang yang ribut.

"kalau kamu suka, kamu izinkan aku panggil kamu begitu. "

"haechan, selamat pagi! "

lagi, selalu, sekian kali. lamunan yang ia susun rapi kembali dihentakkan oleh si gadis dengan intonasi ceria. donghyuck mendecak sebal, hatinya merutuk ribut kenapa si gadis bisa terlihat selalu ceria.

dia gadis yang tidak berkaca, kamu tahu.

"kenapa haechan? " donghyuck akhirnya bertanya, setelah dua minggu meninggalkan hiraunya tentang makna di balik panggilan.

"kan sudah kubilang, " ujar si gadis, hyunae, sambil menghela nafas. "haechan artinya full sun, kamu, ray of sunshine! "

"hei, aku punya masa badmood. " kata donghyuck, mengelak. "dan bukannya kamu, yang selalu ceria dengan bodohnya, lebih cocok dengan panggilan itu? "

si gadis lalu tertawa,

dan haechan diam, melihat setiap gestur kecil yang hyunae tunjukkan diam-diam. bertipu muslihat, tapi ia tidak berkata dusta.

yang ia katakan, nyata adanya.

"matahari akan tertutup awan ; cahaya bisa tertutup angan. kenapa? itu wajar. tidak selamanya mentari bersinar dengan semangatnya 'kan? " hyunae menjelaskan, senyuman manis terulas, menjadikan bintang di matanya berkerling indah. "dibanding yang selalu bersinar terang ; bukannya ia hanya lampu penerangan? kamu harus bisa membedakan yang mana yang asli dan yang mana hanya replikanya, haechan. "

haechan menghela nafasnya.

"pagi juga, hyunae. "

———

©bae 2018

woundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang