8

4.4K 1K 92
                                    

ini agak panjang dikit...

berapa harga untuk sebuah masa muda?

entahlah, bukan pertanyaan yang mudah dijawab karena nyatanya, donghyuck tidak pernah memikirkan itu. untuk sekali pernah ia berpikir mati, namun ia urungkan. rasanya bodoh untuk memilih mengakhiri hidupnya di saat orang-orang di kasur rumah sakit berjuang dengan segenap jiwa raga.

kilau indah tentang hidup bahagia, donghyuck tidak menemukannya. bahkan di saat tertawa, menghabiskan momen, membunuh waktu bersama teman sebayanya, hanya ia anggap sebatas itu, bukan sumber bahagia.

jadi sebenarnya, yang salah dari dahulu adalah cara pandangnya.

jika saja ia lebih terfokus pada kunang-kunang dibanding remang lampu jalanan. andai saja ia lebih memilih untuk menghargai detik dibanding menghitung jam, dan andai saja ia lebih memilih mendengarkan isak tangis si gadis manis daripada berlindung dibalik zona nyaman yang kelamnya. 

selamat untuk masa muda yang sia-sia.

lazuardi menembus awan, hingga terserat kapas-kapas putih kelabu di atas langit tempatnya berteduh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

lazuardi menembus awan, hingga terserat kapas-kapas putih kelabu di atas langit tempatnya berteduh. donghyuck ingat lagi bagaimana sebenarnya antologi tak beraturan menghantarkannya pada sebuah kisah masam yang harus ia genggam seorang diri untuk sekarang.

kim hyunae— langit tahu betapa gadis itu selalu melukis senyum dengan indahnya. yang kuasa tahu kalau gadis itu berusaha— dengan sangat, untuk selalu memancarkan energi positifnya pada orang lain.

itu konyol, bagi donghyuck.

untuk apa menyemangati orang, di saat kamu bisa tenggelam kapan saja? kenapa sibuk menerbangkan individu lain ke awan kalau nyatanya kamu malah ada di ujung jurang?

untuk terlalu peduli— kedengaran konyol dan dungu bagi donghyuck. terlalu terikat pada eksistensi lain bisa membuatmu mati dalam artian figuratif.

untuk itu, tidak bisa si adam terima saat orang-orang mencocokkan mereka hanya karena mereka sesama matahari dunia.

bagi donghyuck, tidak ada yang pernah melewati batas.

jadi di saat hyunae melewati batas— antara pagar hidup ke mati, membuat nafas donghyuck tercekat saat itu juga.

hingga saat ini, donghyuck berusaha menjelaskan kenapa sejalur air mata berhasil lolos dari pelupuknya. menangisi si gadis bodoh yang kehabisan nafas di bawah lautan kesedihan.

mawar ia warnai biru, berharap si gadis akan selalu kembali. paling tidak, mengingat, bahwa donghyuck masih menunggunya di dunia. berusaha menahan goresan di hatinya yang terus mengalirkan darah fiksional yang terasa terlalu menyakitkan.

lalu kata-kata hyunae terngiang di telinganya.

"haechan, bahagia bagi kamu, terlalu semu untukku. "

di suatu penghujung sore di bawah payung birunya donghyuck berdiri, menyelempang ransel berjalan sok tidak peduli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di suatu penghujung sore di bawah payung birunya donghyuck berdiri, menyelempang ransel berjalan sok tidak peduli. sampai ekor matanya menangkap seorang gadis yang sedang berjongkok di pinggir jalan, seperti kenal.

dorongan dari mana, donghyuck datangi saja dia. ternyata benar visual gamblang itu sudah terlalu ia kenal. gadis menyebalkan, kim hyunae.

"oh, haechan! " ujarnya menyapa riang, "kamu kok di sini? pulang lewat sini juga ya? "

donghyuck malah hanya diam, lalu ikut mensejajarkan netranya untuk bersibobrok dengan milik hyunae. ternyata sedang memandang kucing di dalam kardus kecil.

dan si gadis, memberikan payungnya untuk si kucing berteduh.

"kenapa? " donghyuck bertanya.

terlalu kenal juga, hyunae tidak perlu bertanya kenapa apa.

"yah.... ia kehujanan, kedinginan. "

"lalu kamu? " donghyuck melontar lagi. "kamu juga kehujanan, kedinginan. "

hyunae tersenyum simpul, matanya memancar kerling indah. "aku punya rumah, sedang dia hanya punya ini untuk berteduh, haechan. "

"lagipula, secara gak sadar, kamu sekarang sedang memayungi aku, haechan. "

gak tau kenapa aku suka sakit gitu ngetiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gak tau kenapa aku suka sakit gitu ngetiknya.....

woundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang