5

4.6K 1.1K 160
                                    

donghyuck kembali menyapa pagi dengan seretan kaki tanpa niat. ia bawa langkahnya ke arah meja dengan tanpa peduli, dan mengedarkan pandang.

mana si gadis bodoh itu?

kemeja yang tidak ia kancing dan menampilkan kaus hitamnya, menandakan musim panas telah dimulai. dan lagi, setiap apapun yang berhubungan dengan hangat dan mentari mengingatkan donghyuck padanya.

kira-kira ada yang janggal, karena donghyuck bukan orang yang memberi pedulinya pada individu lain.

eksistensi si gadis tidak terasa seraya jam pelajaran berlalu. jam pertama, jam kedua, jam ketiga.

donghyuck mulai gelisah.

sebenarnya, perasaannya— yang dulu sudah ia kira mati. berkata ada yang salah.

jelas ada yang salah.

waktu istirahat, para anak gadis memasuki kelas sambil menangis. isakan yang memuakkan gendang telinga itu donghyuck tangkap dengan keheranan.

kenapa...?

lalu mereka menjelaskan,

"semalam, hyunae loncat dari atap sekolah. "

ah.....

batin donghyuck, menangis diam-diam.

rasa yang ia kira sudah mati, teriris pelan oleh goresan dalam. lukanya meneteskan darah, menyakitkan.

———

jika dahulu aku tidak memalingkan pandangku, apa tetap begini hasilnya?

di balik balutan gelang yang gemilang itu donghyuck tahu, hyunae menyembunyikan lukanya. dibalik kerlingan malam di antara netra penuh gemintangnya donghyuck tahu, hyunae meluruhkan rasa hitam di hatinya.

kim hyunae, lebih berdusta daripada dirinya. kepada semesta.

semua jelas, semuanya tervisualisasi bagai kristal bening yang jelas eksistensinya.

apalagi, saat donghyuck memergoki hyunae yang menangis sendirian di kelas yang kosong.

donghyuck meninggalkan hp-nya, tapi yang ia temukan malah rahasia yang dijaga erat oleh si gadis yang ia anggap pelangi dunia.

itu adalah saat, donghyuck menjadi pecundang. ia hanya memalingkan pandangnya, dan melihat hyunae menangis di balik lawang.

donghyuck tidak bisa melangkahkan betisnya untuk mengarah kepada hyunae.

pelupuk yang dipenuhi air mata, sembab lekuk wajahnya. donghyuck hanya diam.

dan jika saja ia tidak memalingkan pandangnya, apa tetap begini hasilnya?

dan bukannya harusnya ia menyeru, bukan malah melirih rahasianya kepada lukisan?

hpnya menyala di kegelapan, menampilkan binar dunia yang gemerlap.

tapi yang donghyuck tangkap,

kamu memang benar-benar tidak berperasaan.

———


sudah paham filosofi matahari yang tertutup awan, dan juga lampu penerangan di chapter 1?

gUYS, happy ending or sad ending? jawab yaps!

©bae 2018

woundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang