6

4.4K 1K 38
                                    

ada sedikit kisah dari setiap lukisan dengan goresan cat di atas kanvas. maukah kamu mendengarkan?

namanya kim hyunae, biasa saja. tidak membuat orang yang mendengar lantunan namanya mengernyit heran, atau mengerutkan kening mereka.

ah, itu si hyunae. gadis ceria dari kelas ipa.

dari balutan kemeja lusuh dan senyum teduh, hyunae tidak pernah menampakkan sedikit pun awan-awan kelabu yang bersarang di otaknya, pikirannya, hatinya.

terhalang oleh rusuk, namun jelas ; jantungnya terluka. rasa yang ada di dalam dadanya menangis, tapi tidak ada yang menyadarinya.

hidup bersama iblis-iblis kecil yang senantiasa membisikkan kalimat menyakitkan dan mengerikan di dalam pikiran jelas sesak. hyunae tidak pernah berpikir hidup akan sesulit ini.

ia gadis taat— selalu berusaha bersyukur atas keadaan. bahkan setelah kepergian ibunya, ia tetap berusaha tersenyum demi dunia.

walau, kata terakhir ibunya adalah, 'kalian harusnya mencintaiku. '

asumsi-asumsi tak bertuan sangat menyiksa, apalagi saat ia ketahui ibunya pergi dengan pola pikir bahwa tidak ada yang mencintainya— termasuk hyunae.

tuhan tahu betapa hyunae mencintai ibunya.

walau, nyatanya, ibunya pergi untuk lelaki lain.

ia harus tersenyum— itu pikirnya dengan sederhana. seorang remaja yang berusaha menghadapi dunia walau sungguh, ia hilang arah.

hidupnya? tentu lebih hampa. lebih kosong, lebih tidak beraturan daripada si lee donghyuck, matahari dunia.

ia hanya harus tersenyum, supaya kebahagiaan datang padanya. tapi kemudian, iblis kecil akan terus datang. bayangan-bayangan gelap dengan suara penuh muak itu menghantui malam gelap, bahkan siang miliknya.

dan aku hidup, hanya untuk mendengarkan isi kepalaku yang membenci diriku sendiri.

seperti terperangkap di ruang hitam, hyunae tercekat. hari ke hari, seraya senyumnya tetap didedikasikan untuk semesta, ruang hitam itu semakin menyempit. semakin membuatnya sulit untuk bernafas.

hidup seperti ini, sungguh melelahkan.

hyunae hanya ingin beristirahat.

lampu penerangan yang redup ini, hanya ingin mematikan cahayanya. ia lelah, ia kehabisan tenaga.

———

"haechan. " panggilnya, suatu hari di antara awan-awan di angkasa yang membentuk putih di antara senja. donghyuck nyata menoleh.

"apa? "

"menurut kamu, aku ini bagaimana? " tanya hyunae dengan penasaran.

"kamu? " donghyuck berpikir sejenak, "kamu bodoh. "

hyunae bersungut, "kenapa gitu? "

"selalu tersenyum, selalu ceria. " jelas si adam. "itu bukan manusia. "

"bukan manusia... " hyunae bergumam di antara nafasnya.

andai saat itu, donghyuck melanjut— bahwa maksud bukan manusia itu adalah pantasnya ia merasakan emosi selain ceria. ia bisa merasakan sedih, menangis, marah, dan emosi buruk lainnya.

tapi sekali lagi, donghyuck hanya remaja— masih labil, masih berantakan. masih tidak tahu cara merangkai kepingan puzzle di hadapannya.

bukan pantas untuk menyalahkannya. dua remaja yang hilang arah.

———

ini kilas balik sebelum tragedi bunuh diri hyunae, ya. mungkin ada beberapa yang bisa kalian pahami dari sini.

©bae

woundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang