4

5.5K 1.1K 64
                                    

ada sedikit rahasia dari setiap cangkir kopi yang pekat. begitu juga tentang si matahari dunia yang nyatanya adalah hampa.

lee donghyuck tidak seperti yang mereka kira.

melemparkan lelucon— baginya, itu bukan sesuatu yang besar. bukan suatu jasa, dan hanya biasa saja. namun orang-orang menyukainya. menyukai betapa cerah dan betapa hangatnya cahaya mentari.

manusia memang begitu, kan.

kalau masing-masing dari mereka memasang muka, sebuah topeng transparan tentang pergantian ekspresi dan perasaan, maka donghyuck juga begitu.

mereka hanya tidak sadar, bahwa satu-persatu dari mereka adalah palsu.

———

kehampaan donghyuck mulai disadari sejak semester dua— yang menyadarinya pun tidak diduga. seorang gadis tenang bagai lautan siang dan menggebu bagai ombak yang menghantam karang. namanya kim hyunae.

tertangkap pandang hyunae saat donghyuck berganti ekspresi, tidak secerah hari-hari biasanya.

dengan polosnya ia bertanya, "hyuck, kenapa? "

kenapa?

donghyuck harus menjawab apa? ia hampa. tidak ada yang salah dalam hidupnya, tidak ada yang menyakitkan, menyedihkan, atau membuatnya marah tanpa alasan. ia hanya hampa, sesederhana itu. 

ia bosan— bosan sekali punya perasaan. donghyuck sadari kalau perasaannya telah luntur dan mulai memudar. ia hanya kurang peduli...

tapi si gadis, hyunae, malah menjulukinya sebagai matahari. full sun. bodoh atau bagaimana?

harus diakui, perasaannya yang tadinya hanya hitam-putih, mulai berwarna kembali setelah bertemu hyunae.

iya, warna yang menyebalkan. tapi tidak bisa donghyuck hilangkan.

———

pesta ulang tahun yang kesekian untuk salah satu teman sekelas. donghyuck hanya bisa terdiam dengan jas kelewat hitam miliknya. rasanya memudar, pendengarannya tuli akan keramaian. ia berdiri sepi namun hatinya muak akan apa yang tidak ia ketahui.

lee donghyuck, bagi kim hyunae, sulit untuk dimengerti.

dari bagaimana caranya mendengus— dari bagaimana ia membenci semesta.

apa benar dunia begitu memuakkan baginya?

hyunae tidak bisa menjawab, kecuali ia mencari tahu sendiri jawabannya.

"haechan, " ia memanggil, gelitik di ujung lidah untuk memanggilnya lebih tak kesampaian. untuk sekarang, sederhana adalah yang paling tepat.

donghyuck menoleh, tangan di dalam kedua saku celana, dagunya ia angkat tinggi dengan angkuh dan pongah. menaikkan alisnya, gestur bertanya.

"apa? "

hyunae terkekeh pelan, "bosan disini? "

donghyuck diam, sebelum menjawab. "lumayan. "

"ayo, pergi. "

"hah? "

"pergi— dari sini. ayo main game di arcade. "

donghyuck diam,

"kukira kamu tidak suka arcade. "

"untuk sekali ini, aku ingin coba mencintai yang tidak kucinta. " ujar hyunae, mengambil telapak besar donghyuck ke dalam genggamannya. memberikan kehangatan yang menjalar di hati si pemuda.

"ayo. "

dan malam itu, mereka diam-diam, dengan culas dan sembunyi-sembunyi, keluar dari pesta sambil mengendap.

———

double up kok coba scroll lagi

©bae 2018

woundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang