5 : Who are You?

612 89 7
                                    

Semakin berjalannya waktu, kamu juga semakin terbiasa dengan suasana sekolah.

Walau sebenarnya kamu agak risih karna sejak kamu dekat dengan Changbin, banyak murid yang selalu membicarakan kalian.

Tapi kamu tidak pernah peduli akan hal itu.

Apalagi kamu dan Changbin memang jauh lebih dekat dibanding dengan lainnya.

Dan Changbin tidak seperti yang murid lain katakan.
Dia baik, sosok yang ceria dan ramah.

Changbin juga lebih sering mengajakmu ngobrol berdua.

Seperti saat ini, Changbin mengajakmu ke rooftop sekolah. Lebih tepatnya mengajakmu bolos. Kamu hanya menurut, karna sebenarnya kamu juga bosan dikelas.

Kalian saling bercerita satu sama lain.

"Kak Changbin berapa bersaudara?"

"3. Gue anak kedua. Kakak gue cewe, ade gue juga cewe"

Kamu hanya mengangguk.

"Berarti kakak satu-satunya anak laki ya? Kesepian donk?"

"Enggak juga sih. Kakak gue tomboy, jadi berasa punya kakak laki-laki. Tapi..."

Changbin terlihat menundukan kepalanya.

"Sekarang gue bener-bener kesepian. Semuanya pergi... Pergi dari hidup gue"

Kamu mengusap bahunya pelan.

"Kalo kakak mau cerita, gue bisa jadi tempat curhat kakak."

Changbin tersenyum, lalu menatap langit yang terlihat sedikit mendung.

"Kakak gue... Dia bunuh diri 3 tahun yang lalu. Dan mungkin gue penyebabnya"

Kamu sedikit mengernyitkan keningmu. Tapi kamu tidak ingin memotong ucapan Changbin.

"Hal ini juga yang bikin mama sama papa pergi ninggalin gue. Jinnie... Adek gue. Mama gak mau dia tinggal sama gue, mama takut gue bakal nyakitin dia"

Lagi-lagi Changbin tersenyum. Namun kamu bisa tau, itu hanya senyuman palsu. Tersimpan banyak rasa sakit yang Changbin tutupi hanya dengan sebuah senyuman.

"Tapi gue bersyukur. Disaat banyak orang yang ngejauhin gue dan nganggep gue gila, gak waras, sakit jiwa dan lain-lainnya. Gue masih punya temen-temen yang peduli sama gue. Dan elu... Makasih udah mau jadi temen gue"

Kamu tersenyum mendengarnya.

Namun tiba-tiba Changbin terdiam, tangannya mengepal kuat.

Changbin mulai memegangi kepalanya.

"Kak Changbin kenapa?"

Bukannya menjawab pertanyaanmu, Changbin malah berteriak.

"Gue gak gila!"

Kamu mencoba menenangkannya. Karna kamu tidak mengerti apa yang terjadi pada Changbin.

Kamu mengirim pesan pada Hyunjin.

"Gue gak lemah! Gue gak sakit jiwa!"

Changbin terus berteriak, tangannya terus memukuli kepalanya. Kamu berusaha menahan tangannya.

"Kak Changbin."

Panggilmu lagi, tangannmu mengenggam tangan Changbin erat dan kini dia menjadi lebih tenang.
Changbin berhenti memukuli kepalanya.

"Changbin emang gila"

Ucapnya tiba-tiba dengan nada mengejek. Membuatmu benar-benar bingung.

Kini Changbin menatap tajam kearahmu.

"Kak Changbin? Elu ke-kenapa"

Kamu mundur beberapa langkah, membuat jarak antara dirimu dan Changbin

"Kak Changbin siapa? Ohh yang lemah itu ya?"

Ucapnya lalu tertawa dengan keras. Kamu semakin kebingungan dengan tingkah lakunya.

Dan dia menanyakan Changbin siapa? Dan mengatakan Changbin lemah?

Apa maksudnya?

Bugh! Bugh!

Dua tinjuan Changbin mendarat dipipimu, membuat warna keunguan disana.

"Kak Chang- Akhh- kak! Lepas- akkh"

Tidak sampai disitu, kini Changbin mencekikmu. Tentu saja tenagamu tidak sekuat Changbin.

Kamu terus memberontak, berharap Changbin mau melepaskan cengkraman pada lehermu.

"Gue mau lu jauhin Changbin."

Ucapnya lagi dengan tangannya yang semakin kuat mencekikmu.

Kamu mulai kehilangan kesadaran, kamu hanya berharap Hyunjin cepat datang.

"Joon! Lepasin dia"

Samar-samar kamu bisa mendengar suara Chan.

Kamu juga bisa merasakan seseorang menopang tubuhmu.

Sayangnya pandanganmu mulai mengabur dan semuanya berubah gelap.

.
.
.
.
.

Hayo Joon siapa hayo.

Gaje? Maapin aku gaes, aku beneran gak pede sama cerita ini.

But hope you like it!

I Am Not Me❌Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang