17 : Why?

278 39 5
                                    

"Jadi.. Orang tuaku kecelakaan.. Aku lupa ingatan.. Dan kalian semua pun tau? Dan bahkan gak ngasih tau aku? KALIAN JAHAT! AKU BENCI KALIAN!"

Teriakmu dengan keras seakan Tidak peduli dengan pengunjung cafe lainnya.

Rasanya.. Entahlah. Bahkan kamu sendiri tidak tau harus berkata apa.

Sakit... Rasanya sakit ketika ternyata semuanya hanya khayalanmu ketika kamu koma.

Australia.. Pacarmu yang meninggal karna ditembak... Semuanya hanya khayalanmu.

Dan semuanya tau.

"Kak Changbin puas? Puas udah bohongin aku? Puas,'kan?"

Kamu menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Lalu pandanganmu beralih menuju kedua orang lainnya yang tengah menunduk didepanmu.

"Dan elu berdua.. Hyunjin.. Sunwoo.. Kalian puas udah nyembunyiin ini semua dan bersikap gak terjadi apa apa kayak gini? Puas,'kan?"

Kamu menghela nafasmu berat.

"Kalian hebat ya bikin skenario ini itu buat bohongin aku... Kalian hebat karna nutupin hal kayak gini.. Makasih"

Kamu akhirnya memutuskan untuk beranjak pergi. Tak peduli dengan Changbin dan lainnya meneriakimu.

Kamu berlari keluar kafe.. Persetan dengan para pengunjung yang menatap kalian aneh.

---

"ARGGGHHHH. KENAPA HARUS GUE YANG NGERASAIN GINI? KENAPA!
MAMA SAMA PAPA JAHAT! KENAPA NINGGALIN AKU! KENAPA!"

Teriakmu layaknya orang kesetanan, dengan airmata yang tak berhenti mengalir serta pecahan kaca yang menancap di punggung tanganmu dan bekas bekas pecahan disekitar kakimu.

Kamu tak bisa berhenti memukul semua barang yang ada disekitarmu.

"Kak Daniel... Mama... Papa... Kenapa? Kenapa kalian pergi ninggalin aku? Sekarang aku udah gak punya siapa siapa lagi. Semuanya udah bohongin aku."

Tubuhmu merosot disamping kasurmu. Matamu beralih pada sebuah foto keluarga yang berada di atas laci kamarmu.

Prangg

Kamu melemparnya hingga pecah

"Kalian pergi dan gak ngajak aku... Sekarang biar aku yang pergi"

Kamu melangkah ke dapur, memilih salah satu pisau tertajam di dapurmu dan mulai menorehkannya di lenganmu.

Darah mengalir... Namun kamu tidak merasakan sedikitpun rasa sakit.

"(Y/n)!"

Seseorang mendobrak pintu rumahmu dan segera menghampirimu

"Kak Changbin.. Mau apa lagi kesini?"

"Lu- lu ngapain anjir"

Changbin menarik paksa pisau yang ada di tangan kananmu, lalu menarikmu menuju sofa.

"Dek... Jangan kayak gini, gue mohon"
Ucap Changbin sembari sedikit terisak.

Kamu tidak peduli akan hal itu, Otakmu kosong saat ini.

Changbin berusaha menahan pendarahan sembari menelepon Chan untuk membawamu kerumah sakit.

"Ngapain sih masih peduliin gue? Gak puas udah nyakitin gue sama Semua kebohongan yang elu buat hah? Biarin aja sih gue mati... Gak ada yang peduli juga. Semuanya nyakitin gue.. Gue cape. Mending gue pergi aja nyusul keluarga gue"

Changbin menatapmu tak percaya dengan apa yang baru saja kamu ucapkan.

"Dek-"

"Apa? Mau bilang apa lagi kak?"

Kamu menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Gue sayang sama elu dek... Kita semua sayang sama elu-"
Ucapannya terpotong ketika melihatmu menusuk kan pisaunya ke perutmu.

"DEKK!!"

"Kak... Makasi udah bohongin gue..."

----

Skz POV

"Dia hampir saja kehilangan nyawanya.. Tapi kami berhasil menyelamatkannya. Seandainya kalian terlambat sedikit saja.. Dia bisa saja kehilangan nyawa karna kehilangan banyak darah."

"Terima kasih dok"
Ucap Chan lalu membungkuk sebelum menghampiri (Y/n) yang terbaring di kamar nya.

"Kak.. Gimana kalo misal (Y/n) bakal lebih nekat dari ini?"

Hyunjin yang dari tadi menahan airmatanya akhirnya menangis.

Ia bahkan tak ingin membayangkannya.

(Y/n) pernah nyaris mati karna hal seperti ini.. Anak ini memang sangat nekat.

Drrt~ Drrt~

Ponsel Chan bergetar menampakan nomor asing di layar benda persegi itu.

"Halo?"

"..."

"Ah saya temannya. Ada apa?"

"..."

"Eng- enggak mungkin. Anda pasti salah orang."

"..."

"Maaf, ta-tapi apa anda yakin?"

"..."

"Baik saya segera kesana"

Wajah Chan berubah menjadi pucat. Hyunjin yang sadar akan hal itupun segera bertanya.

"Kak... Lu gapapa? Telpon dari siapa?"

Chan terlihat gelagapan, seperti tak tahu harus berkata apa.

"Ah ga-gapapa kok."

Hyunjin tau Chan berbohong, ada sesuatu yang ia sembunyikan.

"Lu yakin? Gue tau lu bohong, kak"

Chan menghela nafasnya berat.

"Kecelakaan orang tuanya (Y/n) sebenarnya..."

.
.
.
.

To be continued

.
.
.

Hola gaes. Ih dah lama aku g buka wattpad anjir. Ampe lupa pernah publish work ini, sorry yaa. Udh berabad abad ga di apdet.
Ku aja Ampe lupa jalan ceritanya wkwk

Hope u like it!!

I Am Not Me❌Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang