Satu hari saja kau jadi diriku. Kau akan mengerti bagaimana kumelihatmu, mengagumimu, dan menyayangimu dari sudut pandangku.
Keesokan harinya, pagi-pagi betul ia terbangun karena suara dari dapur. Suara seperti ada orang yang sedang memasak. Abby ketakutan, tangannya menjadi dingin dan gemetar. Hanya sekali hal ini terjadi dalam hidupnya dan waktu itu ada Noah di sampingnya. Sekarang ia harus menghadapinya sendiri. Ia mengambil tongkat bisbol milik Noah yang sengaja diletakkan di dekat pintu kamar. Ia perlahan-lahan turun tangga menuju ke dapur. Seketika juga genggaman Abby melemah dan tongkat bisbol tersebut tergelincir jatuh membanting ke tegel rumah. Suara tongkat bisbol tersebut membuat kaget Abby sekaligus orang yang berada di depannya.
"Hey, kamu sudah bangun?", sapa orang tersbeut.
Abby membatu.
"Untuk apa kamu membawa tongkat bisbolku? Kamu bermimpi ya? Hahaha"
Betul, orang tersebut adalah Noah.
"Sini, kok kamu diam saja?", Noah menghampiri istrinya dan mencium keningnya.
"Pagi, Abs. Kamu mau makan apa? Atau kamu belum lapar?", tanya Noah sambil kembali sibuk memasak.
Abby masih diam membatu. Ia tidak percaya apa yang dilihatnya. Noah kembali dari kematian. Ia meraba keningnya, baru saja dia dicium oleh Noah. Semua terasa nyata. Dan orang tersebut memanggil dirinya dengan sebutan "Abs", hanya Noah yang memanggil dirinya dengan nama itu. Ia berjalan mendekat ke arah Noah dilengkapi dengan rasa bingung tidak karu-karuan. Ia lalu menyentuh punggung Noah yang membelakanginya dengan telunjuknya. Terasa seperti tubuh Noah. Cukup berotot dan keras, persis seperti yang ia ingat.
"Kamu kenapa sih? Dari tadi aneh. Kamu sakit?", tanya Noah sambil menaruh telapak tangannya yang besar ke kening Abby.
Abby akhirnya memercayai bahwa itu adalah Noah. Dirinya ingin meledak karena terlalu bahagia. Bahagia karena pada akhirnya ia bisa merasakan dan memiliki Noah kembali. Abby langsung memeluk Noah dengan kencang dan tidak melepaskannya.
"Jangan tinggalin aku lagi. Aku sayaaang banget sama kamu, Noah", ucapnya sambil diakhiri dengan air mata yang jatuh.
"Lah... emangnya aku kemana? Kayanya dari kemarin aku di sini saja, Abs. Aku sayangg kamu juga", sambil membalas pelukan Abby dan menghapus air matanya.
Abby lalu melepas pelukannya dan menatap wajah Noah. Ia meraba dan memegang wajahnya. Ia masih tidak percaya.
"Kamu yakin kamu tidak kemana-mana?", tanya Abby sambil menjelajah wajah Noah.
"Hah... Kamu ngomong apa, Abs. Memangnya aku mau ke mana? Aku hanya baru pulang dari rumah pamanku. Bukannya aku sudah bilang, ya?", tanya Noah dengan raut wajah yang lebih bingung melihat kelakuan aneh istrinya.
"Oh...", hanya itu balas Abby, tangannya masih sibuk meraba dan mencolok-colok tubuh Noah memastikan bahwa ini benar-benar suaminya.
"Heh, Abby. Kamu tuh ngapain, sih?", ucap Noah sambil menggenggam tangan Abby yang sejak tadi menjelajahi dirinya.
"Hah?", sontak pandangan Abby kembali menatap mata Noah.
Abby semakin yakin bahwa orang yang di hadapannya ini benar-benar adalah Noah. Cara Noah memandang Abby sama persis dengan cara orang tersebut memandang Abby. Gaya bicara orang tersebut sama persis dengan gaya bicara Noah. Abby merasa pikirannya telah mengelabui dirinya dan ia telah berhalusinasi bahwa suaminya telah meninggal. Ia mengesampingkan pikirannya dan ia hanya berfokus akan keadaan sekarang. Keadaan di mana suaminya berada di sisinya lagi. Motivasi dan alasannya untuk hidup telah kembali.
"Nih, sarapanmu. Sikat gigi dulu, sana", ucap Noah menyuguhkan sarapan ke hadapan Abby dan mendorongnya.
"Okidoki", balasnya bahagia.
![](https://img.wattpad.com/cover/169115947-288-k630827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel
FanfictionAbigail, seorang wanita berusia 27 tahun yang menjalani hari-harinya dengan monoton. Hal ini berubah ketika ia menemukan sesuatu di rumahnya. Langkah kakinya yang kecil membawanya ke sebuah destinasi yang indah. Sebuah destinasi yang membuatnya engg...