*play : Bunga Citra Lestari - Cinta Sejati*
Kamu tahu apa bedanya luka dan rindu? Kalau luka bisa sembuh, tapi rindu makin kambuh
Noah selesai bergulat dengan dirinya sendiri, sekarang keputusannya sudah bulat. Ia akan memberitahukan segalanya. Ia siap menanggung segala resiko. Ia merasa siap menerima reaksi Abby ketika ia mendengarnya. Noah membetulkan posisinya. Sekarang ia duduk di samping kiri Abby. Matanya tidak berani menatap Abby. Jemari tangannya dimainkan untuk mengurangi rasa stres dan kecemasannya. Sesekali ia berdiri, mondar-mandir, dan kembali duduk lagi. Abby hanya duduk, bersabar, dan menunggu kapan suaminya mulai berbicara.
Sepuluh menit berlalu, Abby akhirnya menarik tangan Noah dan membuatnya kembali duduk di sampingnya.
"Tidak ada yang dapat kamu katakan yang dapat melukai hatiku. Tidak ada yang dapat kamu katakan yang bisa mengubah perasaanku terhadap kamu. Tidak ada yang dapat kamu katakan yang akan membuatku tidak mencintaimu. Kamu, Noah, akan selalu menjadi bagian dari diriku. Kamu terlalu spesial untuk dihempaskan begitu saja", jelas Abby dengan tegas sambil menggenggam kedua tangan Noah dan menatap matanya yang merah dan bengkak.
Noah tersenyum lebar dan memeluknya kembali. Ia sangat bersyukur memiliki Abigail. Bagaimanapun juga, ia tidak menaruh harapan yang banyak, ia tidak menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi akan reaksi Abby terhadap apa yang akan dikatakannya beberapa menit ke depan.
Ia menggenggam kembali tangan Abby, dilihatnya pada jari manis kanan tangan Abby masih terdapat cincin yang ia berikan sebagai cincin pernikahan mereka.
"Tolong jangan membenci aku", ucap Noah seperti berbisik sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak. Akan. Noah.", jawab Abby dengan membawa wajah Noah kembali sejajar dengan wajahnya.
"Se-Sebelum aku menjelaskan semuanya aku ingin kamu tahu, aku berharap, aku bisa menjadi seseorang yang tidak sedikit pun mampu membuatmu ragu. Aku berharap, aku adalah jawaban dari doa-doa malammu tentang hari-hari yang dilewati tak sendiri lagi. Aku berharap, semoga hadirku adalah lega dalam panjangnya dahaga. Semoga aku, hadiah bahagia untukmu", putus Noah sejenak.
Dikecupnya sekali lagi Abby, mungkin untuk yang terakhir kalinya. Setelah itu ia memejamkan mata, menarik nafas yang dalam dan panjang. Mengumpulkan segala nyali dan keberanian.
"Abby, sekali lagi maafkan aku. Aku tidak ingin melukai perasaanmu sama sekali. Tapi aku tahu, kamu pasti tersakiti dan kamu tidak perlu mengelakkan rasa itu. Aku adalah suamimu, namun bukanlah Noah yang bisa terus ada bersamamu sampai akhir hidupmu di Bumi. Aku adalah malaikat yang diutus Tuhan untuk membawamu pulang", penjelasan Noah terhenti sejenak karena ia membaca ekspresi Abby yang kebingungan dan tidak percaya.
"Iya, aku tidak sedang mengada-ada, aku di sini bertugas sebagai malaikat pelindungmu. Tempat yang sekarang kau pijak ini bukanlah Bumi. Ini adalah tempat persinggahan sementara sebelum kau... sebelum kau benar-benar pulang ke surga. Aku tahu kau ingin bersama-sama denganku dan tidak ingin jauh dariku, percayalah, aku pun demikian. Terlalu berat rasanya jika aku harus jauh dari padamu, Abigail. Memang aku diberi tugas untuk membawamu pulang, tapi sejujurnya bukan itulah keinginanku. Jika boleh kuberkata jujur, aku ingin kamu kembali ke dunia dan menyelesaikan perjalananmu di dunia. Namun semua itu kembali lagi kepadamu", jelas Noah lebih lanjut.
Sekarang giliran air mata Abby yang berjatuhan. Ia tidak ingin percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya.
"Kau tahu mengapa Paman Louis begitu marah ketika ia bertemu kita di kedai?", tanya Noah.
Abby hanya menggeleng.
"Paman Louis juga salah satu malaikat pelindung", jelasnya singkat.
Abby kembali menjatuhkan air matanya. Ia tidak percaya bahwa Paman Louis sudah wafat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel
FanfictionAbigail, seorang wanita berusia 27 tahun yang menjalani hari-harinya dengan monoton. Hal ini berubah ketika ia menemukan sesuatu di rumahnya. Langkah kakinya yang kecil membawanya ke sebuah destinasi yang indah. Sebuah destinasi yang membuatnya engg...