12

23 12 4
                                    

At home.

"Kamu nginep disini aja Des, ini udah malam banget kalo pulang nanti takut kenapa-napa" saran Rania ketika mereka sampai di rumahnya.

Desi menunjukkan sengirannya lalu menjawab,
"Gimana ya Ran, gue gak bawa baju buat besok"

"Besokkan Minggu jadi kamu bisa pakai baju aku, tapi punya aku gak sebagus punya kamu Des"

"Oh ya udah deh, gue pake baju lo aja besok"

"Yuk masuk" ajak Rania.

"Ran, kamar lo mana nih, gue udah kebelet"

"Tuh yang depan pintu hitam"

"Gue duluan ya"

Desi langsung ngacir ke kamar Rania karena ia kebelet pipis.

"RANIA, INI STOP KONTAK LAMPUNYA MANA" teriak Desi dari kamar mandi.

"DI SAMPING PINTU"

"Aduh Ran rumah lo ribet banget sih, untung gue gak takut-takut amat tadi di kamar mandi lo" cerocos Desi ketika ia telah keluar dari kamar mandi.

"Kan kamu baru pertama kali kesini Des" Rania menggelengkan kepalanya melihat tingkah Desi.

"Yaudah gue mau tidur Ran, gue udah ngantuk berat nih" Desi langsung nyelonong merebah badannya di kasur Rania.

"Ini yang punya rumah siapa coba, ckckk"

"Good night Ran"

"Good night too Des"

********

"Des bangun cepetan ih" Rania sudah lelah membangunkan Desi yang ngebo gak bangun-bangun dari tadi.

"Engghhh"

"Kamu ini susah banget di bangunin, cepet bangun, ini udah jam berapa Desi, ckck"

Karena sudah lelah membangunkan Desi dengan cara halus, Rania pergi ke kamar mandi untuk mengambil sedayung air.

BBYUUUURR

"BANJIR, BANJIR, SELAMATKAN DIRI KALIAN, CEPAT NAIK KE ATAS GENTENG, CEPAT, AIR SUDAH NAIK, AAAAAAAAAA" teriak Desi ketika merasakan air membasahi wajahnya.

"BBBUAHAHHAHAAHHA MANA ADA BANJIR DES, ITU AIR AKU YANG SIRAM" tawa Rania pecah ketika melihat Desi teriak tak karuan.

"Kenapa bangunin gue pake main siram segala sih Ran, kan bisa pakai cara halus"

"Aku udah lelah bangunin kamu dengan cara halus Des, udah puluhan kali aku bangunin kamu tapi kamunya gak bangun-bangun"

"Hehe, maaf ya Ran, kebo gue kambuh" Desi hanya nyengir.

"Terserah kamu lah Des, cepetan mandi, baju ada di lemari tinggal pilih yang muat buat kamu, terus turun untuk sarapan ya"

"Siap mama sayang" Desi langsung ngacir ke kamar mandi karena ia akan mendengar teriakan maut.

"AKU BUKAN MAMA KAMU DESI" teriak Rania ketika ia sadar bahwa Desi menyebutnya dengan embel-embel mama.

"Selamat pagi tante" sapa Desi kepada ibunya Rania.

"Pagi juga Desi"

"Bu, hari ini ibu ada acara gak?" tanya Rania sambil memakan nasi gorengnya.

"Gak ada sih Ran, emangnya kenapa?"

"Gini bu, aku mau lari pagi ke lapangan pagi ini sama Desi, jadi ibu gak papa kan kalo sendiri?" tanya Rania hati-hati.

"Yaudah kalo mau lari, selesai makan kamu bisa langsung berangkat aja Ran, ibu gak papa kok dirumah sendirian" jawab ibu.

"Makasih ya bu"

"Sama-sama nak"

"Emmm, tante maaf ya, boleh nambah lagi gak nasi gorengnya" tanya Desi sambil menjulurkan piringnya yang telah kosong tak lupa dengan cengirannya.

"Ohh, masih mau nambah ya, yaudah siniin piringnya."

Kemudian ibunya Rania langsung menaruh nasi goreng lagi ke piring Desi.

"Makasih tante" Desi langsung melahap nasi gorengnya dengan cepat.

"Hati-hati makannya, entar keselek loh Des" Rania meringis melihat temannya itu ketika Desi menyuapkan 1 sendok penuh nasi goreng kemulutnya.

"Uhuk-uhuk aa-iir Ran, gg-ue bbutuh aaiir minum" Desi menepuk-nepuk dadanya karena keselek pada saat makan.

"Ehh, nih-nih air nya cepet di minum" Rania menyerahkan 1 gelas air minum yang langsung di teguk Desi dengan sekali tegukan.

"Ahhh, leganya"

"Makanya kalo makan itu pelan-pelan jangan kek orang gak makan 1 bulan, ckckk"

"Ye maaf dah, yuk kita larinya"

"Oke. Bu aku berangkat dulu ya" Rania mencium tangan ibunya dan di ikuti oleh Desi.

"Kami berangkat ya te"

"Hati-hati ya" pesan ibu.

"Assalamualaikum" ucap serentak Rania dan Desi.

"Waalaikumsalam"

*******

"Lo setiap hari minggu selalu lari pagi ya Ran" tanya Desi di sela-sela larinya.

"Gak juga sih, palingan pas mood bagus aja"

"Gue haus Ran"
Desi langsung berhenti dengan menumpukkan tangannya di pahanya sambil menunduk dengan nafas ngos-ngosan.

"Di depan ada warung, kita bisa beli minum disana" Rania menunjuk sebuah warung kecil di depan mereka.

"Yaudah yuk kesana, gue gak sanggup lagi dah"

Mereka pun berjalan memasuki warung tersebut dan mengambil tempat duduk.

"Bu air mineralnya 2 ya bu, jangan yang dingin" Desi menyebutkan pesanannya ketika ibu pemilik warung di dekatnya.

"Silahkan neng" ibu tersebut menyodorkan 2 botol air mineral.

"Makasih bu" ucap Rania sebelum ibu itu meninggalkan mereka.

"Ehh, Ran. Katanya akhir bulan ini bakalan ada lomba cerdas cermat antar sekolah loh!" seru Desi heboh.

"Beneran?" tanya Rania antusias.

"Iyalah, pokoknya lo harus mendaftarkan nama lo ya"

"Eh kok aku sih" Rania tak terima.

"Ini kesempatan emas Ran"

"Yaudah aku bakal ngendaftarkan diri" pasrah Rania.

"Nah gitu dong"

Mereka pun menghabiskan minumannya dan bergegas untuk kembali ke rumah, karena sudah mulai siang.

Halo guys, aku balik lagi, udah lama gak update ya....

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Vote and comment sangat aku butuhkan.

Selamat membaca!!!!

Hasil Dari PerjuanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang