Insiden tubrukan di koridor itu nampaknya menjadi semacam titik temu bagi Anna dan Kevin. Dalam waktu singkat, mereka jadi sering saling bertegur sapa di setiap kesempatan ketika mereka berpapasan di koridor saat pergantian kelas—karena Kevin kelas dua belas sehingga tidak mungkin mendapatinya kebetulan sekelas dengan Anna—atau bertemu di luar sekolah secara tidak sengaja. Dan makan di ruang tunggu siaran sudah menjadi agenda rutin bagi Anna sekarang. Bahkan akibat keakraban yang aneh ini, Kim jadi mengajukan wacana mengenai Anna yang bergabung dengan klub siaran.
"Aku nggak pintar ngomong." tolak Anna langsung, siang hari itu ketika dia, Kim, dan Kevin berkumpul di ruang siaran untuk makan siang bersama.
"Kaupikir aku mengajukanmu untuk jadi penyiar?" Kim terbahak, sementara Kevin hanya menggeleng-geleng, "Maksudku, sejenis asisten. Kau bertugas menyusun jadwal piket ruang klub, membeli CD lagu baru, semacam itu. Well, terkadang mungkin kau akan perlu membacakan pengumuman-pengumuman di jam istirahat."
"Dia hanya panik." Kevin memberitahu Anna, "Klub siaran tidak bertambah jumlah anggotanya sementara sebentar lagi aku sudah harus ikut berbagai ujian."
Anna terdiam mendengarnya. Itu benar. Kevin sudah menginjak tahun terakhirnya di Hendersonville High dan sebentar lagi dia akan lulus.
"Kau tidak mungkin mengurus klub sendirian." simpul Anna, membuat mata Kim berbinar cerah.
"Yeah! Kevin akan meninggalkan klubnya untuk diurus anak kelas sebelas sepertiku... sendirian! Please, Anna. Kau satu-satunya cewek asyik yang bisa diandalkan." ujar Kim memelas, membuat Anna mau tak mau merasa tersanjung. Biar bagaimanapun, dua orang di hadapannya saat ini merupakan orang-orang pertama yang betul-betul bisa disebut partner mengobrol bagi Anna. Memang ada beberapa orang yang cukup oke bagi Anna karena tidak memanggilnya dengan sebutan 'Aneh'—seperti pasangan berkelompoknya, Terry, dalam pelajaran Matematika, atau Christine, cewek yang biasa duduk di sebelah Anna di kelas Bahasa Inggris—namun mereka hanya 'kenalan'. Mereka bicara terkadang, namun tidak mengobrol di saat-saat senggang. Kim dan Kevin—walaupun Anna belum mengenal mereka selama itu—dapat dikategorikan sebagai 'teman'.
Kembali ke ruang siaran, di mana Anna sedang menghadapi sepasang mata besar milik Kim yang menatapnya memelas.
"Sudahlah, Kim." kata Kevin, tampaknya merasa tidak enak. "Anna, kau tidak perlu melakukannya jika kau—"
"Baiklah." Anna akhirnya berkata.
Kim dan Kevin sama-sama bengong.
"Aku uh... akan bergabung." Anna memutuskan, "Lagipula Mr. Fawcett sudah lama mewanti-wantiku soal gabung salah satu klub. Akan bagus di resume-ku nanti, katanya."
Tatapan memelas Kim kontan digantikan ekspresi gembira dan cewek berambut ungu itu tahu-tahu melompat memeluk Anna, membuat kotak jus di tangannya nyaris tergencet.
"Oooooh, kau memang penyelamat!" Kim berseru di dekat telinganya, membuat Anna meringis, "Kau memang ditakdirkan menjadi penyelamat!"
Seolah belum cukup dikejutkan dengan fakta baru bahwa dirinya tergabung dalam klub siaran mulai hari ini, sore harinya Anna mendapati bahunya disentuh oleh seseorang ketika dirinya tengah menuruni tangga lobi hendak menyeberangi lapangan parkir.
"Terima kasih. Soal tadi siang." Kevin dengan gesit menyamakan langkahnya dengan Anna. "Kau memang penyelamat."
"Berhenti mengatakannya atau aku akan mulai berpikir berikutnya aku bisa terbang dan punya kekuatan super." Anna berkata sebal, membuat Kevin terkekeh. Ketika nyaris mencapai gerbang, cowok itu memperlambat jalannya.
"Sebetulnya—" Kevin berhenti mendadak, membuat Anna ikut berhenti, "Ng... kau mau kuantar?" dia melambaikan tangannya asal ke belakang, mengarah ke suatu tempat di parkiran, dan melanjutkan, "Aku parkir mobilku di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Toby
Teen FictionSuatu pagi, seorang cowok berdiri di depan rumah Anna Willow. Kebetulan pula, cowok itu pernah Anna kirimi surat cinta. Tobias Mozkovitz atau Toby--si bintang sekolah yang disenangi semua orang dan setahun di atas Anna--tiba-tiba muncul di hadapan...