2

708 188 72
                                    

Beberapa hari setelah Kevin meninggalkan keluarga, Bulan dan orangtuanya mulai menerima kepergiannya. Ayah dan Kevin bagi Bulan adalah lelaki yang mencintai dan menyayangi Bulan dengan tulus. Dan Bulan berharap semoga dirinya bertemu dengan lelaki yang seperti mereka dikemudian hari.



Allah SWT berfirman jika kita diberikan ujian.

Qs. 2.Al-Baqarah : 156

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).

2.Al-Baqarah : 157

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.





***




Beberapa tahun sudah terlewati. Dan sekarang Bulan sudah duduk dibangku XI SMA. Sahabat terbaiknya sekarang adalah Rena, Vika, Ryan, dan Ikbal. Mereka selalu bersama sama kemana pun mereka pergi.
Mereka adalah penyemangat Bulan, jika dulu kakak nya yang selalu ada. Mereka adalah teman terbaik yang pernah Bulan temukan.
Suatu hari ketika Bulan bersama teman teman nya menuju kantin sekolah. Mereka duduk berhadapan, tapi hanya Bulan saja yang tidak berhadapan, depan bangku Bulan kosong.
Ketika sedang asyik makan tiba tiba ada seorang lelaki sambil membawa makanan, dan menghampiri Bulan.


"Boleh aku duduk disini?" ucapnya. 
"Boleh," seketika Bulan menajawabnya.


Dari arah pinggir semua arah pandangan teman teman nya tertuju pada Bulan.


"Dia itu bintang yang jago nyanyi disekolah ini," bisik Vika kepada Bulan.
Karena bangku Vika bersebelahan dengan Bulan.


"Oh jadi ini orang yang disukai cewe cewe disekolah ini," kata Bulan dalam hati.



Teman temannya satu persatu mulai meninggalkan Bulan, mulai dari Ikbal dan Ryan pergi ke toilet. Vika dan Rena juga sama, dalam pikiran Bulan begitu aneh memang bisa serentak seperti itu. Tidak terlalu peduli dengan itu, Bulan melanjutkan kembali makan.


"Kamu anak baru disini? " Tanya lelaki itu.
"Iya"



Bulan memang pindahan dari sekolah swasta ke sekolah negri. Walaupun Bulan sudah pindah satu tahun lalu tepatnya waktu kelas sebelas. Cuma selama ini Bulan baru saja mengetahui Bintang secara langsung.
Setelah itu Bulan. Pergi membayar makanannya. Dan yang terjadi, ketika Bulan melihat isi dompetnya kosong tidak ada sama sekali uang.


"Perasaan uangnya masih ada ini pasti ada yang ngambil," pikir Bulan.

"Aduhh gimana ya masa gue ngutang dulu malu lah pastinya atau gue cuci piring aja," gerutu Bulan.


Berdiri didepan kasir lama sambil memegang dompet. Lalu tidak lama Bintang menghampiri Bulan.


"Udah jangan bingung gue yang bayar," kata Bintang seraya membayarkan pesanan Bulan kepada bibi kantin.
"Makasih "

"Untung saja ada Bintang, kalau engga udah disuruh cuci piring sama bibi kantin," ucap Bulan pelan.


Bulan dan Bintang berjalan bersama setelah dari kantin.

"Oh ya, nama lo siapa?"
"Gue  Bulan "
"Gue Bintang, salam kenal ya"


Saat tiba dikelas semua teman teman bersorak ria mengatakan ciee. Bulan merasa heran dengan teman teman nya dan mencurigai teman teman nya jika teman teman nya yang mengerjainya. Teman teman Bulan berkumpul ditempat duduk Bulan


"Cie dibayarin Bintang," kata Ikbal terkekeh pelan.
"Uang lo ada di gue maaf ya," jelas Rena.

"Tuh kan udah gue duga pasti kalian yang ngerjain," jawab Bulan dengan kesal.
"Pasti lo bahagia ayo ngaku secara gitu Bintang kan cowo famous," kata Vika.
"Biasa aja," Bulan memalingkan wajah nya.




Kebahagiaan bukanlah hanya sesuatu yang bisa memenuhi keinginan kita saja tetapi kebahagiaan yang sebenarnya adalah suatu hal sekecil apapun yang selalu kita syukuri.

Antara Bulan Dan BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang