Jungyeon menangis menatap pria itu, pria yang dulunya selalu ada di sampingnya disaat dia merasa begitu hancur, Dan juga pria yang menemaninya sejak ia masih kecil
"Oppa.. Henry oppa-ya."
"Ya sayangku Oppa disini." ucap Henry sembari mendekat kearah Jungyeon, memeluknya begitu erat seolah ingin meluapkan segala rindu yang begitu menumpuk di hatinya.
"O-Oppa kemana saja hiks, Yeonie sangat merindukan, Oppa." ucap Jungyeon di sela tangisannya, ia benar-benar merindukan pria ini.
"Oppa pergi untuk kebahagiaan mu juga, Yeon. O-"
Jungyeon langsung melepaskan pelukan mereka. Ia menatap Henry dengan tatapan terluka "Kebahagiaan mana yang Oppa maksud? Kebahagiaan yang seperti apa pula yang Oppa berikan untuk ku dengan kepergian mu selama beberapa tahun ini? Oppa.. Aku selalu membutuhkan mu disisi ku, aku merasa begitu hancur saat tau kau sudah pergi meninggalkan Seoul waktu itu."
"Yeon-a... Aku pergi untuk mencari tau tentang keluarga mu, mencari tau tentang diri mu juga. Maafkan aku jika saat itu aku langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada mu dulu." ucap Henry sembari mengusap rambut panjang Jungyeon.
Jungyeon terdiam mendengar penuturan Henry. Jadi selama ini Henry pergi untuk dirinya? Kenapa dia sempat berfikir untuk membenci pria yang ada di depan nya saat ini?.
"Ibu mu merupakan Puteri tunggal keluarga Park, kemudian beliau menikahi ayahmu karena perjodohan yang di lakukan oleh Tuan Park dan Juga Tuan Shin. Bisa di bilang pernikahan orang tua mu adalah demi kelancaran bisnis dari perusahaan yang sedang mereka jalankan saat ini. Kakek mu memiliki banyak anak perusahaan hampir di seluruh penjuru dunia, memiliki perusahaan pusat di Canada dan sekarang perusahaan itu yang menjalankan adalah paman mu. Ini yang membuat ku begitu lama untuk meninggalkanmu, saat aku tidak sengaja mendengar perbincangan tuan Kim dan istrinya aku langsung berfikir untuk mencari tau lebih banyak tentang dirimu.." ucap Henry sembari menyingkirkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Jungyeon.
"Paman? Aku memiliki paman? Sejak kapan? Kalau aku memang masih memiliki keluarga lain kenapa mereka tidak mencari ku sama sekali? Apa aku tidak di harapkan oleh mereka, Oppa?" lirih Jungyeon sembari menerawang jauh, dia akan benar-benar terluka jika memang keluarga lain yang ia miliki itu tidak pernah mengharapkan kehadiran diri nya di dunia ini sama seperti kakak angkatnya.
"Tidak, Yeon-a. Bukan mereka tidak mengharapkan diri mu, tapi tuan Kim begitu menutup segala informasi tentang diri mu, dia bahkan mengganti identitas mu yang asli." Jelas Henry.
"A-Apa? Lalu siapa sebenarnya diriku oppa?"
"Shin Hyera, Putri tuan Shin Jaehyun dan Nyonya Park Soohye."
Jungyeon terdiam. Berapa banyak perasaan sakit lagi yang harus ia alami? Kenyataan bahwa sebenarnya namanya bukanlah Kim Jungyeon melainkan Shin Hyera, sebenarnya tidak masalah jika keluarga Kim mengganti namanya. Tetapi mereka bahkan menggambil dirinya secara paksa, itu yang tidak akan mampu Jungyeon lupakan. Walau saat itu dirinya masih sangat kecil untuk memahami segala yang terjadi di keluarganya. Oh Tuhan kenapa kau mempermainkan takdir gadis itu begitu jauh? Apa kesalahan yang ia perbuat di kehidupan sebelumnya sampai kau memperlakukannya seperti ini.
Jungyeon menangis dengan keras, ia berusaha meluapkan segala perasaan membuncah dalam hatinya yang bisa meledak kapan saja.
"Mengapa ini harus terjadi kepadaku, Oppa. Mengapa?!" Jungyeon berdiri kemudian mengacak seluruh isi kamar milik Henry seperti orang kesetanan. Dia benar-benar seperti hilang kendali sekarang.
"Arghh.. Mengapa Tuhan?! mengapa kau melakukan ini kepada ku?!" Jungyeon menjatuhkan dirinya di samping ranjang milik Henry, dia menekuk kedua kakinya lalu menyembunyikan kepalanya di lipatan tangannya kemudian meraung-raung bak singa pesakitan. Henry yang melihat Jungyeon yang begitu kacau kemudian mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She or Me? [END✓]
RomanceHighnest Rank ever #1 in she #2 in or #2 in kimshinyeong Kim Jung yeon. Seorang siswi di salah satu SMA paling berpengaruh di korea. Dia sebenarnya adalah salah satu siswi paling urakan yang pernah ada di SMA itu. Hingga suatu hari, ada seorang guru...