KAGUM

44 6 0
                                    

" Ternyata aku salah menilainya,dia wanita yang luar biasa lembut dan penuh kasih sayang.Sepertinya aku sedang mulai mengaguminya "

(Fadlan)

***

setalah dari butik tadi,Fadlan memang mengajak Fatimah untuk sekdar mampir membeli makanan ringan atau berbincang dengannya di taman,walaupun memang dengan keterpaksaan,Fadlan hanya mencoba mencairkan situasi antara dia dan Fatimah.

Fatimah dan Fadlan berjalan begitu jauh jaraknya,Fadlan juga paham betul karena mereka memang belum muhrim untuk jalan berdua seperti ini,apalagi tanpa di temani muhrim dari kedua belah pihak.Fadlan melihat tingkah Fatimah yang memang masih terbilang seperti anak-anak yang masih senang bermain,cara dia berjalan,cara berbicara pada ibunya,sungguh masih sangat polos dan tidak pernah di buat-buat.Fadlan pun belum pernah menatap mata Fatimah dengan jelas,karena kebanyakan Fatimah menunduk saat Fadlan mencoba mengajaknya bicara walaupun hanya satu kalimat pertanyaan yang Fadlan lontarkan pada Fatimah.

" Kamu mau beli es krim yang di taman itu ? , karena dari tadi kita jalan terus tanpa tujuan " Tegur Fadlan.

Fatimah melihat ke arah yang di tunjuk Fadlan,lalu ia anggukan kepalanya tanpa sedikit pun melihat wajah Fadlan.Dengan santainya Fadlan jalan mendahului Fatimah dan di ikuti Fatimah dari belakang dengan jarak yang jauh.

Fadlan memesan es krim lalu memberikan satu es krim pada Fatimah.Mereka memilih duduk di kursi dekat pohon besar yang ada di taman.Di hadapan mereka ada dua anak kecil yang sedang bermain lari-larian,Fadlan melihat Fatimah tersenyum sambil menatap anak kecil di hadapannya,seperti terlihat jika Fatimah menyukai anak kecil.

mereka berlari tanpa ada beban yang tersirat dalam otaknya,yang mereka pikirkan hanya bermain dan bahagia,karena mereka masih di urus dan masih di emong dalam segala hal.Berbeda dengan kita yang sudah dewasa,banyak hal yang kita pikirkan mulai pekerjaan,rumah,biaya hidup,atau bahkan urusan rumah tangga atau teman.

" Kamu suka anak kecil ?" Fadlan melontarkan pertanyaan pada Fatimah,hingga menghilangkan keheningan diantara mereka.

" Iya,mereka itu lucu,menggemaskan,dan jujur " jawab Fatimah dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah manisnya.

Fadlan mengangguk paham,apa yang Fatimah ucapkan.Mungkin Fatimah menyukai anak kecil karena kejujuran dan tidak pura-puraan yang mereka bicarakan pada siapaun.Fatimah terlihat tak pernah melepas pandangannya pada kedua anak kecil di hadapannya,senyumnya selalu mengembang manis bertengger di wajahnya.

Fadlan seperti melihat sosok ke ibuan pada diri Fatimah,karena tatapan seseorang itu tidak pernah berbohong atau berdusta.Dengan santainya Fatimah memanggil kedua anak kecil itu dengan lembut.

kedua anak kecil itu berlarii ke arah Fatimah juga Fadlan dengan polosnya.Fatimah memberikan es krim yang sedari tadi hanya di pegang olehnya tanpa sedikitpun di cicipi.Terlihat senyum bahagia dari kedua anak kecil tersebut dengan satu es krim itu Fatimah mencoba menyuapi mereka agar berlaku adil.Di gendong salah satu anak kecil itu di pangkuan Fatimah,sungguh itu membuat Fadlan terenyuh hatinya melihat perilaku Fatimah yang begitu lemah lembut juga penyayang.

tawa Fatimah dan kedua anak kecil itu seperti menggema di telinga Fadlan,tak ada rasa risih ataupun benci melihat aksi mereka di hadapan Fadlan,yang ada Fadlan kagum pada Fatimah,mungkin memang benar sosok yang selama ini dia cari ada pada diri Fatimah.

hingga akhirnya satu kecupan mendarat pada pipi kiri Fadlan,ciuman yang di berikan oleh salah satu anak kecil itu,dengan polosnya anak kecil itu memuji ketampanan Fadlan.

" om , ganteng cekali.." pujinya dengan wajah polos khas yang di milikinya hingga memberikan kesan menggemaskan.

Fatimah hanya tersenyum geli mendengar pujian anak kecil itu,mungkin Fatimah tidak setuju dengan ucapan anak kecil yang di lontarkan pada Fadlan.Tapi,Fatimah akui memang anak kecil tidak bisa bohong dan tidak bisa di bohongi.

Fadlan hanya tertawa malu,dan memberikan sepuluh jarinya tepat di perut anak kecil itu,hingga anak kecil itu merasa geli tak tertahankan,suara tawanya yang lucu membuat Fadlan semakin gemas di buatnya.

jika di lihat dari jauh mereka memang seperti pasangan yang cocok juga harmonis,tapi entahlah apa yang akan terjadi kelak saat mereka benar-benar menjadi suami istri.Apakah akan saling mencintai atau malah hanya bersandiwara untuk membahagiakan kedua orang tua mereka.

***

waktu berlalu begitu cepat,kini Fadlan mengantar Fatimah pulang.Selama di perjalanan seperti biasa tidak ada obrolan diantara mereka,yang ada hanya suara musik yang Fadlan nyalakan untuk menghilangkan kejenuhannya.

walau hanya sebentar jalan-jalan mereka Fadlan seperti sudah merasa cocok dengan Fatimah,walaupun Fadlan tidak tahu apakah Fatimah merasakan perasaan yang sama atau malah dia tidak suka pada Fadlan.Apapun itu Fadlan tidak terlalu memusingkannya,Fadlan hanya kagum pada Fatimah dengan rendah hati,lembut ,dan penyayang pada anak kecil.

dan Fadlan berharap setelah menikah nanti Fadlan akan menemukan hal positif lagi pada diri Fatimah,walaupun dia harus berpura-pura seperti tak suka pada Fatimah dan selalu menampangkan wajah datar yang dimilikinya.


" BANDARA "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang