Changkyun telah terlepas dari ikatan yang melilit tubuhnya, bukan hanya ikatan itu yang terlepas dari tubuh Changkyun tapi juga semua pakaian yang ia kenakan hingga membuatnya telanjang di hadapan lelaki bernama Lee Jooheon.
"Kau pikir apa yang coba kau lakukan?!"
"Apa kau tak bosan? Kau terus bertanya, bukankah cukup turuti perintahku dan kau akan baik-baik saja" Jooheon menyeringai, air liurnya hampir saja menetes seakan melihat hidangan lezat di depanya.
Changkyun meringsut di sudut ranjang ia memeluk dirinya erat, tubuh dengan luka memar dimana-mana itu bergetar ketakutan.
Yap beberapa menit yang lalu tiba-tiba saja Jooheon mengangkat tubuh Changkyun keluar dari bathtub dan kemudian ia menelanjanginya.
Berakhirlah Changkyun di sini, di atas ranjang super besar kepunyaan Jooheon.
"Apa kau sudah tidur dengan Hoseok?" Tanya Jooheon tiba-tiba.
Jelas saja Changkyun kaget mendengar pertanyaan itu "Kau pikir aku seorang pelacur?!" Jawab Changkyun marah, ia masih punya harga diri dan tak mungkin diam saja.
"Ani" Jooheon tersenyum diikuti gelengan kecil kepalanya "Kupikir karena uangnya ah benar pelacur juga tentang uang bukan?" tatap Jooheon tajam lalu ia kembali menarik sudut bibirnya, tersenyum seakan tak ada yang salah dari ucapannya.
"Kau gila!"
Mengabaikan ucapan Changkyun, Jooheon memilih untuk membuka satu persatu kancing kemeja yang ia kenakan. Menampakan otot lengan yang terlihat kokoh dan jangan lupa otot perut yang terlihat menonjol di sana.
"Kau! Ini sungguh tidak lucu pakai lagi bajumu dan kembalikan bajuku!!!" Changkyun menutup matanya ia malu dengan dirinya dan atas apa yang dilakukan Jooheon.
"Ayolah, kau bukan anak-anak lagi. Bahkan anak-anak banyak yang melakukanya" Jooheon menarik pergelangan kaki Changkyun, membuat Changkyun terlentang diaras ranjang besar itu sekarang.
"Aboeji..." Lirih Changkyun kesakitan.
Jooheon memposisikan dirinya tepat di atas Changkyun dengan kedua tangan dan lututnya masih menjadi tumpuan, Jooheon menatap Changkyun yang memejamkan matanya ketakutan.
"Kau tenang saja paman ilmuan itu akan memaaf—"
Plak!!!
Jooheon menyesap ludahnya, baru saja ia ditampar oleh Changkyun. Dan sekarang Jooheon ditatap tajam oleh lelaki yang berada di bawah kukunganya.
"Harusnya kau lakukan itu sejak tadi, lawan aku. Kau tak bisa terus bersikap seperti perempuan!"
"YAAKKK!!!!" Jemari Changkyun meremas sprei berwarna hitam di bawahnya, lubang keringnya di masuki oleh benda tak bertulang yang cukup besar dan terlampau asing baginya.
"Hiks sakit... ku mohon keluarkan" Air mata mengalir menuruni sudut mata Changkyun.
Bahkan luka di dekat mata Changkyun tak terasa akibat ulah Jooheon di bawah sana.
"Huh, keluarkan? Jika aku sudah memulai akan sulit untuk menghentikannya"
"An-nagh!! Kumohon berhenti"
"Ini sakit... berhenti sakit sekali" Changkyun menggelengkan kepalanya dari sisi ke sisi, ia tak sanggup menahan rasa sakit yang didapatnya.
"Bagaiman ini, aku ingin bersikap lembut tapi kau terlanjur membuatku marah"
"Mian...anh– ngghh maaf aahh kan aku"
Tangan Changkyun berpindah mencengkram lengan berotot Jooheon, ia menancapkan kuku-kukunya di sana memohon untuk Jooheon menghentikan perbuatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prisoner in His Palace ; JooKyun
Fanfiction⚠WARN⚠ Mature content🔞 BxB . [END] Pernikahan Changkyun batal karena Jooheon. "Apa aku harus tinggal disini selamanya? Bersama dengan lelaki kasar sepertinya?" ICK [041218] - [220719]