11

2.7K 317 19
                                    

Jooheon sudah berada di Gwangju, ia pergi ketempat kejadian untuk memastikan suatu hal. Saat Jooheon tiba di sana tubuh tuan Im sudah di bawa ke rumah sakit terdekat.

Jooheon juga sudah bicara pada pihak rumah sakit ia meminta untuk di lakukan autopsi pada tubuh tuan Im.

ledakan yang terjadi itu tepat di ruang lab lama tuan Im yang berada di lantai 2 gedung , tak ada yang tersisa di sana semua benda rusak akibat ledakan.

Entah akses dari mana Jooheon dapat masuk ke tempat itu, sekarang ia tengah berlenggang seperti seorang penyidik.

langkah Jooheon terhenti saat kakinya tidak sengaja menginjak serpihan kaca dari sebuah bingkai foto.

Pikiran Jooheon melayang jauh saat ia melihat foto tuan Im dan Changkyun kecil yang juga ikut terbakar. Jika sudah begini bagaimana Jooheon berani menunjukan wajahnya di hadapan Changkyun.

Ini bukan hanya sekedar masalah foto yang terbakar.

Jooheon marah, ia juga malu, kecewa apalagi, bukan pada orang lain tapi pada dirinya sendiri.

Janji yang ia katakan tidak bisa ia tepati.

" 'Aku akan menemukannya' Huh kau hanyalah seorang pembohong besar Lee Jooheon'" Jooheon ikut menertawakan dirinya.

Membawa serta sisa foto itu denganya Jooheon bergegas pergi dari sana.

.

Disalah satu rumah sakit di Gwangju.

Tubuh tuan Im masih utuh meski dengan luka bakar di sekujur tubuhnya, Jooheon yakin dokter masih bisa melakukan autopsi. Bahkan jika hanya tinggal tulang sekalipun Jooheon akan tetap meminta untuk dilakukan autopsi.

Wajah Jooheon memerah padam ia berada di ruag pantau sedang menyaksikan pembedahan tubuh tuan Im. Jari-jarinya menyatu kuat perasaanya sungguh kacau, Jooheon merasa semua orang yang dicintainya satu persatu pergi meninggalkannya.

Jooheon tidak akan menangis, bahkan saat kematian ayahnya tidak setitikpun air mata keluar dari mata sipit itu, bukanya tak ingin tapi Jooheon tak bisa menangis.

Air mata itu seakan kering, atau mungkin ia hanya mencoba untuk tetap kuat.

Meski itu hanya kepura-puraan.

Sedangkan ditempat lain lelaki manis itu tak henti-hentinya menangis, Hyunwoo tak dapat berbuat banyak ia harus menunggu perintah Jooheon selanjutnya jika tak ingin melakukan kesalahan.

Lalu apakah yang dikatakan Jooheon itu sudah pasti benar? tidak mungkin ia juga seorang manusia.

Namun bagi Changkyun apa yang dilakukan Jooheon padanya itu adalah sebuah kesalahan besar.

Kenapa Changkyun tak bisa bertemu ayahnya, kenapa Jooheon mengurungnya disini.

Lelaki itu, Jooheon siapa dia sebenarnya?

.

.

.

Hoseok dan Hyungwon tak tahu menau kabar tentang kematian tuan Im karena mereka berdua hampir tak mengenal siapa itu ayah Changkyun.

Seperti yang dikatakannya kali ini Hoseok terlihat sulit untuk hanya melepaskan tangan Hyungwon dari genggamannya.

Mereka pergi kesebuah tempat perawatan untuk orang-orang yang mengalami gangguan mental atau singkatnya Hoseok dan Hyungwon pergi kesebuah rumah sakit jiwa.

"Kau datang?" Tanyanya akrab.

Hoseok mengangguk, diikuti Hyungwon yang juga memberi salam pada wanita berumur yang menghampiri mereka.

The Prisoner in His Palace ; JooKyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang