Dia Junior, Aku Senior

6.7K 426 23
                                    

TIDAK DIPERKENANKAN MENERBITKAN ULANG FANFIC INI DI SITUS LAIN TANPA IZIN DARI PENULIS

.:R E S P E C T:.

ENJOY YOUR READ BUT DON'T STEAL ANY CONTENT FROM THIS FANFIC

.

.

.

.

Disclaimer: Kishimoto Masashi

.

.

Bacalah fic ini hanya di waktu senggang Anda. Jangan sia-siakan waktu utama Anda untuk baca fic ini.

Khusus untuk yang muslim, jangan lupa sholat, ya...

Sincerely,

miyazaki rully bee

.

.

.

.

*************************************oOo*************************************

.

.

.

Midori-gakuen menggabungkan SMP dan SMA dalam satu lingkungan. Aku belajar di sekolah ini sejak SMP. Yang paling kusuka dari Midori-gakuen adalah pekarangan luas di sisi timur sekolah. Di sana suasananya sejuk. Khususnya saat musim panas.

Suatu hari saat aku duduk di sana dan makan bento, aku mendengar suara sekelompok anak laki-laki yang sedang berkelahi. Karena ketakutan dan sendirian, aku cuma berpikiran aku harus segera pergi dari sana. Tak ada sedikit pun pikiran untuk mencaritahu siapa yang sedang berkelahi.

Sayangnya, tindakanku yang bijak itu tak berakhir baik.

Ketika aku sibuk merapikan kotak bento, seorang anak laki-laki berseragam SMP, jatuh tersungkur di hadapanku. Tak lama kemudian, enam orang lainnya muncul dan melihatku. "Ada orang," kata salah satunya.

"Eh, lihat matanya! Itu Hyuuga!" Mereka semua membelalak, ketakutan, lalu kabur.

Aku keheranan, masa hanya karena melihatku mereka kabur? Apa aku menakutkan?

Saking bingungnya, aku jadi melamun.

"Terima kasih..." Anak laki-laki berseragam SMP itu terluka di dekat bibirnya. Tangannya memegangi perut bagian tengahnya dan meringis kesakitan.

"Kau t-tidak apa-apa?"

"...kakak senior yang baik."

Apa?

Kuperhatikan dia agak kesulitan untuk berdiri. Tanpa pikir panjang, aku membantunya. Ternyata badannya berat. Aku benar-benar kesulitan dan tak bertenaga meski baru saja makan.

Dari pekarangan sekolah tempat kami berada menuju Ruang Kesehatan SMA, masih jauh. Bagian timur memang lebih dekat ke gedung SMP. Waktu aku memapahnya, semua orang menyingkir seperti Laut Merah yang dibelah tongkat Musa. Aku jadi ingin tahu siapa sebenarnya anak ini?

Di Ruang Kesehatan, dia langsung berbaring di ranjang. Perawat yang berjaga mengenalinya. "Sasuke-kun? Kau lagi? Kenapa sih nggak pernah bisa menghindari masalah?"

Another ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang