Dia Kuat, Aku Penakut

2.4K 270 12
                                    

"Yang mana?"

"Itu. Yang itu. Nomor dua dari kanan."

Sakura-senpai menunjuk seorang cowok di antara barisan pemain Kendo yang sekarang sedang melakukan push-up. "Keren, pintar, cakep, ganteng. Pokoknya tipeku banget, deh. Tolong ya..."

Aku sendiri bingung kenapa Sakura-senpai minta tolong padaku. Dia kakak kelas di klub yang sama denganku. Padahal orangnya termasuk yang paling populer di sekolah, tapi dia bilang dia tidak percaya diri untuk bilang suka pada orang itu.

"Namanya Uchiha Sasuke. Setiap hari, pasti banyak surat cinta di lokernya." Dan karena itu, Sakura-senpai ingin aku yang menyampaikan surat cintanya. "Aku ingin beda sendiri, Hinata. Kamu ngerti, kan?"

Karena nasibku yang cuma seorang kohai, aku sering dijadikan kurir. Ini bukan kebetulan atau keberuntungan, tapi waktu aku mengantarkan surat Ino-senpai untuk Shino-senpai, mereka jadian. Lalu, waktu aku mengirimkan surat dari Tenten-senpai untuk Lee-senpai, mereka juga sekarang jadi pasangan.

Julukanku adalah pengirim pesan cinta. Reputasiku yang dulu tak diperhitungkan, sekarang jadi berubah total. Adikku bilang aku ini bodoh. Kakakku bilang aku ini keterlaluan bodohnya. Tapi menurutku, aku hanyalah orang yang ingin membantu.

Padahal dulu aku hanya bertekad untuk mengubah sifat penakutku. Ayah yang memberiku nasihat untuk berani mengambil sikap. Waktu Ino-senpai minta tolong, kupikir saat itu adalah kesempatan yang bagus untuk mulai memberanikan diri di lingkungan sekolah. Yang tak pernah kusangka adalah hasil nyatanya yang membuatku jadi kurir surat cinta.

"Gimana? Hari ini bisa, kan? Aku udah nulis surat ini sejak dua minggu yang lalu. Kuedit beberapa kali sampai akhirnya selesai juga."

Sakura-senpai menyerahkan surat yang berlapis amplop pink bermotif bunga mawar merah. "Suratnya juga udah kusemprot pake parfum Mama aku. Wangi, kan?"

Sangat wangi. Bisa-bisa tanganku juga jadi wangi cuma karena memegang surat ini.

"Tolong ya, Hinata." Sakura-senpai melambaikan tangannya dan berlari pergi. Aku masih berdiri dengan dungu di depan pintu Klub Kendo.

Cowok yang namanya Uchiha Sasuke itu sekarang sedang bertarung dengan seorang rekannya. Shinai yang dia pegang terlihat bagai pedang sungguhan. Gerakannya cepat dan akurat. Hakama-nya bergesekan setiap kali dia berlari untuk menyerang. Lalu suaranya... wah, bagus. Terkesan gelap, berbahaya, dan... tangguh. Mungkin karena dia orang yang terbiasa dengan Kendo.

Kusimpan surat cinta merah jambu itu di saku blazer-ku. Lalu kutitipkan pesan pada seorang anggota klub yang kebetulan keluar. Kukatakan padanya untuk bilang pada Uchiha Sasuke bahwa Hyuuga Hinata menantinya di kebun belakang sekolah setelah dia selesai latihan.

Baru beberapa langkah menjauh, orang yang kutitipi pesan sudah berteriak melakukan tugasnya. "Oi, Sasuke! Ada cewek yang nungguin lo tuh."

"Siapa?"

"Hyuuga Hinata."

Entah kenapa, perasaanku berubah tidak enak.

-:-

Dia terlambat setengah jam. Aku tahu karena Klub Kendo sudah bubar sejak setengah jam yang lalu. Saat Uchiha Sasuke datang ke tempat yang sudah dijanjikan, dia telah mengenakan seragam sekolahnya. Menurutku, dia lebih cocok mengenakan hakama seragam Kendo.

Kemejanya tidak rapi, begitu juga dengan blazer hitamnya. Dia menambah kehangatan dengan mengenakan mantel berwarna cokelat gelap. Tas sekolahnya dijinjing.

"Ada perlu apa?"

Aduh, suaranya. Aku tidak seharusnya gugup cuma karena suaranya. "I-ini." Kusodorkan surat cinta itu.

Another ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang