Dia Bercitra Buruk, Aku Terpikat

2.4K 273 22
                                    

Hampir semua mata menatap sebuah mobil yang diparkir di dekat gerbang sekolah. Mobil sedan mewah itu dikendarai seorang wanita cantik yang terlihat sangat kaya. Dari kursi penumpang, turun Uchiha Sasuke yang kemudian berjalan santai menuju gerbang.

Aku yang juga baru datang, menghentikan langkahku seperti juga semua orang.

"Ya ampun, cowok itu simpenan tante-tante."

"Siapa sih?"

"Uchiha Sasuke tuh."

"Sayang, ya? Padahal keren."

Uchiha Sasuke terus berjalan. Dia tak memedulikan teriakan seorang guru yang memintanya untuk membenahi seragamnya yang tidak rapi. Dia juga tak pernah mendengarkan pendapat orang lain tentangnya. Tak pernah ada yang benar-benar tahu tentang pribadinya, atau kehidupan macam apa yang dia jalani. Rumor terus berkembang, berubah-ubah, dan citranya semakin buruk di mata sekolah. Uchiha Sasuke juga pernah diskors karena berkelahi dengan beberapa teman sekelasnya.

Tahun ini aku belajar di kelas yang sama dengannya. Dia duduk di barisan paling belakang dekat jendela. Dan aku, tepat di samping kanannya.

Selama pelajaran, dia sama saja seperti pelajar lain. Menulis, mengerjakan soal, mencatat, dan juga mendengarkan penjelasan guru. Tapi dia tak pernah berinteraksi, tak suka bicara, dan lebih banyak diam.

Kalau ada orang yang bisik-bisik di dekatnya, dia tak ragu untuk menatap mereka dengan marah, lalu, "Apa lihat-lihat?"

Karena itu aku tak pernah betah di kelas. Dia menakutkan. Semua orang bilang bahwa Uchiha Sasuke adalah anak berandal yang hidup terpisah dari orangtua dan menghidupi dirinya dengan menjadi simpanan istri orang.

Kalau ditanya apa aku percaya atau tidak, aku tak tahu. Jujur saja, aku tak mau tahu. Tapi aku kasihan padanya. Dia tak pernah diberi kesempatan untuk menjelaskan, namun semua orang telah memberinya label yang buruk.

-:-

Aku tak mengikuti klub apapun di sekolah. Setiap hari, jika tidak sedang dapat jatah piket, aku segera pulang. Tinggal di gedung apartemen yang tidak mewah, berarti hidup sederhana. Dan hidup seperti ini telah kujalani bersama keluargaku sejak kecil.

Aku ingin tinggal di rumah mungil dengan warna cat dinding yang ceria. Tirai putih dengan renda, pagar kayu yang dicat putih, bangku taman di halaman, pohon apel di dekat pagar, rumput hijau dan kebun mawar di pekarangan rumah, dan kolam ikan kecil di halaman samping. Rumah seperti itu hanya bisa kuimpikan.

Di sini, satu-satunya halaman yang ada hanyalah lahan parkir. Sama sekali tak ada kolam, hanya ada aquarium kotor di dekat meja lobi. Setiap hari aku harus menuruni tangga atau naik lift menuju tempatku tinggal.

Setelah masuk lift, seseorang berteriak padaku untuk menahan pintunya. Kutekan tombol agar pintu tetap terbuka. Wanita itu tersenyum padaku lalu berterima kasih. Setelah dia masuk, masuk seorang lagi. Yang satu ini tidak tersenyum atau bersikap sopan. Jelas saja seperti itu, dia Uchiha Sasuke; masih mengenakan seragam sekolahnya.

Wanita yang bersamanya mengenakan gaun hitam spandex yang pas di tubuh. Di lehernya menggantung kalung mutiara panjang yang berkilauan dan terlihat asli. Tangannya dilapisi sarung tangan beludru hitam, membuat cincin bertahta berlian yang dia kenakan di jari manisnya, semakin berkilauan.

Mantel bulu dia apit di lengan kirinya. Dia melepas kacamata hitamnya lalu memasukkan benda itu ke dalam tas tangan Gucci berwarna hitam. Sepatu yang dia pakai juga indah.

Rambut panjangnya disanggul. Sepasang anting yang serupa dengan cincin di jemarinya, bertengger dengan anggun di telinganya.

Hebat. Uchiha Sasuke memang punya selera yang bagus soal wanita kaya.

Another ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang