"Lihat! Itu Uchiha Sasuke."
"Hebat, padahal masih junior, tapi dia sudah masuk dalam tim inti basket di sekolah kita."
"Tinggi, ya?"
"Keren..."
Aku sering mendengar kalimat-kalimat seperti ini. Di sepanjang koridor, di kelas, bahkan di toilet perempuan. Seperti sekarang. Aku menunggu hingga gadis-gadis itu selesai berdandan di hadapan cermin sambil membicarakan Uchiha Sasuke.
Seperti pencuri, aku bersembunyi di salah satu toilet dan hanya bisa mendengarkan.
Aku takut jika nanti mereka menarikku dalam perbincangan mereka. Dibandingkan semua gadis itu, hanya aku satu-satunya yang belum pernah melihat Uchiha Sasuke secara langsung. Aku pernah melihat fotonya sekali di ponsel Sakura yang rajin nonton saat tim basket latihan.
Dia memang berwajah tampan. Dan tentu saja tinggi.
-:-
Dulu aku rajin minum susu untuk menambah tinggi badanku. Yang terjadi justru hal lain. Tubuhku membesar di bagian-bagian tertentu. Tapi sepertinya, semua nutrisi susu berlarian ke dadaku dan berkumpul di sana. Di usiaku yang baru enam belas tahun ini, aku sudah menggunakan bra ukuran orang dewasa.
Ini adalah hal tersulit sebagai gadis remaja seusiaku.
Sekarang aku mengikuti klub renang dengan harapan kakiku bisa memanjang dan mengurangi porsi nutrisi dari dadaku. Yang terjadi juga di luar harapanku.
"Hai, Hinata." Anak-anak cowok di klub ini mengidolakanku. "Apa nanti kau akan lompat?"
Wajahku memanas. Kugunakan handuk pantai yang besar untuk menutupi tubuhku. Tak pernah sekali pun aku punya pikiran bisa mendapat perhatian cowok-cowok di klub renang.
"Itu sih memang salahmu, Hinata." Tenten, kakak kelas yang super baik tapi juga gemar bicara apa adanya. "Cowok! Jangan berpikiran mesum! Kalau kalian begitu lagi, kuminta Kakashi-sensei memecat kalian."
"Itu tak akan terjadi," kata salah satu cowok. "Kakashi-sensei juga nge-fans sama Hinata."
Mungkin seharusnya aku berhenti dari klub ini.
Lalu kenapa aku belum juga berhenti? Aku suka air, sangat suka air dan berada dalam air. Air membuatku merasa rileks, membuatku merasa aku punya kuasa, dan aku bisa menahan napasku cukup lama di dalam air.
"Lho? Itu Sasuke, kan?" Tenten menunjuk ke arah seorang cowok di barisan belakang. Karena dia paling tinggi, mudah bagiku untuk menemukannya. "Bukannya dia sudah masuk tim inti basket? Kok ada di sini?"
Semua anggota cowok sudah memulai pemanasan. Kalau diperhatikan, Sasuke punya kulit putih yang tampak halus. Rambut hitamnya agak kebiruan. Apalagi saat diterpa kilau sinar matahari. Itu warna yang cantik. Kakinya benar-benar panjang. Kudengar dia juga punya tembakan clunk yang hebat, jump shoot yang keren, dan jagoan slam dunk. Mungkin itu karena tinggi badannya.
Kalau aku tanya pada Sasuke apa rahasianya bisa menjadi tinggi begitu, apa dia akan menjawab?
"Hinata, kenapa bengong?"
"E-eh? Ng-nggak, kok."
"Nih." Tenten menyerahkan selembar kertas padaku; jadwal renang Tim Menuju Nasional. "Aku minta izin pada Kurenai-sensei agar dia mau melatihmu. Daripada dilatih Kakashi-sensei."
Tenten memang super baik. "Arigato, Tenten-chan!" Aku memeluknya erat, kegembiraanku seperti matahari yang perlahan terbit di cakrawala.
Kurenai-sensei hanya mau melatih anggota klub renang yang akan mengikuti lomba antar sekolah. Salah seorang anak didiknya pernah menjuarai lomba tingkat nasional.