Dia Jago Masak, Aku Cewek Perkasa

2.1K 222 1
                                    

Kenyamanan.

Ternyata hal itu bisa jadi barang langka. Sebelumnya aku tak pernah menyadarinya. Tapi waktu dia bilang dia sangat menyukaiku, aku jadi kehilangan rasa nyaman.

Klub Masak di sekolah kami adalah klub yang paling menyita perhatian sejak setahun yang lalu saat Uchiha Sasuke memutuskan untuk bergabung. Sekarang, dia sudah menjabat sebagai ketua klub. Aku bukan anggota klub ini, aku ikut judo.

Kira-kira seminggu yang lalu, aku menerima cake cokelat darinya. Di bagian atasnya dihiasi sepasang buah cherry juga lapisan gula membentuk hati dan krim putih bertuliskan 'Love You'. Aku sungguh yakin ini adalah kejahilan anggota klub judo yang suka menggodaku.

Menjadi satu-satunya anggota perempuan di klub, bukan berarti mendapat hak istimewa. Aku dikenal dengan teknik Ippon yang membuat lawan-lawanku ketakutan. Bantinganku juga keras. Ini karena aku berlatih judo sejak anak-anak. Semua anggota keluargaku diajari macam-macam seni bela diri. Tapi yang paling diminati hanya Kendo dan Judo.

Waktu aku menerima cake cokelat itu, hatiku terasa aneh. Rasanya lebih menyenangkan dari perasaan saat berhasil mengalahkan lawan. Cake cokelat yang cantik itu kupandangi terus. Baru sadar bahwa ada catatannya saat ketua klub judo memberitahuku.

"Hinata, itu ada kertas yang menggantung. Kamu nggak lihat?"

"Oh."

"Kalau nggak mau, buatku saja cake-nya."

"M-mau, kok. Ano... Akimichi-san, Uchiha Sasuke itu... orangnya yang mana?"

-:-

Dia ada di kelas 2-4. Di kelas dia menonjol. Otaknya cerdas dan selalu mendapat peringkat sepuluh besar di sekolah. Menurut banyak perempuan di kelasnya, Uchiha Sasuke tampan dan juga berkarisma. Aku tidak berminat. Tapi cake cokelat itu enak.

Secara spontan, aku membayangkan dia memasakkan makanan enak untukku setiap hari.

Kombinasi macam apa ini? Aku latihan judo, dia masak?

Tidak akan terjadi. Ini pasti kejahilan seseorang. Aku tak mungkin bisa menarik perhatian orang seperti dirinya.

"Hyuuga Hinata, kan?"

Uchiha Sasuke ternyata sudah berdiri di belakangku, penyelidikanku cepat sekali terbongkar.

"Kau sedang apa?"

Uchiha itu mengenakan apron bermotif kotak-kotak. Seragam sekolahnya jadi tak terlihat. Anehnya, bayangan yang muncul di kepalaku adalah dirinya di dapur rumahku.

"O-oh... b-bukan apa-apa, kok. M-maaf, aku s-salah orang."

Senyumnya menawan. Dia punya ekspresi bingung yang juga terlihat menarik. Apa ada orang yang selalu terlihat keren bahkan saat berwajah dungu?

"Kau sudah menerima cake cokelatnya?"

"J-ja-jadi..."

"Enak?" tanyanya, sekarang dia tersenyum dengan ekspresi berharap. Masih saja terlihat menawan.

"A-arigato. Cake-nya e-enak."

"Aku senang kalau kau suka." Sasuke tertawa. Aku mati kutu.

"A-ano, a-aku-aku... h-harus kembali ke k-klub."

"Oke. Berjuanglah, Hinata."

Sekarang aku yakin bahwa cake itu memang buatannya, kirimannya, dan memang darinya. Di klub, wajahku terus-menerus memerah. Jantungku kelelahan karena tak pernah berhenti merasa gugup.

Another ParadoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang