بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Besok hati kamu dok. Tapi bukan aku tabrak. Melainkan aku bedah terus aku tulis namaku di hatimu."
~Asheeqa~
Tak henti-hentinya bacaan hamdallah terlantun dari bibirku. Aku merasakan Allah begitu sayang sama aku. Menunjukan semua kebesarannya untukku.
Dalam waktu beberapa bulan ini, aku bisa berubah seratus delapan puluh derajat. Dari Mehru yang tomboy, kayak preman pasar. Hingga menjadi Asheeqa yang menutup auratnya. Walaupun saat ini aku masih belajar. Tapi aku rasakan semuanya Allah permudahkan.
Rasa benci yang begitu teramat pada ayah pun kini telah memudar. Berganti rasa sayang dan bahagianya punya ayah yang selama ini sebenarnya dia adalah sosok yang aku rindukan. Ternyata selama ini hanya salah paham, yang berakibat fatal membuatku menjadi anak durhaka. Tapi lagi-lagi Allah menunjukkan kuasanya. Allah lah yang mampu membolak-balikkan hati hambanya. Dan hanya Allah lah yang bisa kembali memberikan hidayah-Nya untukku.
Sebuah keluarga utuh kini aku rasakan. Berkumpul dengan semuanya di momen bahagiaku. Tak ada lagi rasa sedih dan benci. Hanya senyum yang merekah di bibir kami masing-masing. Bisa di bilang sekarang jadi keluarga besar. Ada abah dan bunda yang tak henti-hentinya mendoakan yang terbaik untukku. Keluarga susuanku, umi, abi, dan dua abang terbaikku bang Igo dan bang Aries. Terakhir yang terpenting Ayah, ibu dan Rendi juga.
Bertambahnya jumlah anggota keluarga dengan hadirnya ketiga kakak beradik yatim piatu yang tak sengaja menuntunku kembali bertemu dengan ayah. Membuatku memperbaiki hubunganku dengan ayah. Dan tentunya tanpa adanya teguran kecil dari Allah saat Bila sadar. Aku mungkin tak akan menjadi Asheeqa yang menutup aurat seperti sekarang. Semua ini atas kebesaran Allah. Alhamdulillah....
Allah memang punya rencana tersendiri untuk setiap makhluk-Nya. Treatment dan teguran-teguran kecil berupa ujian yang bisa membuat hamba-Nya kembali menuju jalan yang di ridhoi-Nya.
Dan sekarang di tempat ini, di acara wisudaku. Kami semua sudah berkumpul hendak berfoto bersama. Itung-itung jadi foto keluarga terlengkap pertama bagiku. Mungkin dari ratusan mahasiswa yang di wisuda hari ini. Hanya aku sendiri yang membawa begitu banyak anggota keluarga. Tak tanggung-tanggung total 13 orang termasuk aku. Pokoknya ini jadi salah satu hari terspecialku.
"Ayo semuanya menghadap kamera ya jangan lupa senyum." Ucap seorang fotografer yang hendak mengambil foto kami semua.
Semuanya sudah siap dengan gaya masing-masing dengan senyum tiga jarinya.
Cekreekkk
Tak cuma sekali, kami melakukan banyak sesi foto keluarga yang aneh-aneh. Apalagi dengan tingkah konyol kedua abangku, Rendi, dan ketiga adik angkatku yang kali ini benar-benar membuang title jaim mereka.
Ada satu pose foto yang akhirnya membuatku meneteskan airmata saking bahagianya. Untuk pertama kalinya aku berfoto dengan bunda dan ayah. Aku yang diapit keduanya. Membuatku merasakan begitu bahagianya punya keluarga utuh.
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
"Anak ayah kok malah nangis?" Ucap ayah menghapus airmataku.
"Ini tangis bahagia yah. Makasih ayah dah mau maafin Kaka." Ucapku sesenggukan yang langsung mendapatkan pelukan ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asheeqa (SUDAH TERBIT)
EspiritualPesan via shopee aepublishing Aku tidak pernah tahu, Aku pun tak ingin mengetahuinya. Yang aku tahu, aku mengenal sosoknya pada diri orang lain. Tanpa pernah aku merasakan kehadirannya di sampingku. Dan ini,,,, membuatku sulit berdamai dengan kehi...
