Asheeqa 9

8K 1K 54
                                    


بِسْــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kalau Allah sayang sama aku, pasti bakalan ada hidayah menghampiriku. Dan dengan senang hati aku akan menjemput hidayah-Nya.

-Asheeqa-

"Abang nggak lihat topiku?" Tanyaku yang masih sibuk mencari topi di mobil bang Aries. Membuka dashboard dan melihat ke bangku belakang. Takut kalau topi kesayanganku nyelip dimana.

Abang hanya menggeleng.

"Serius nih bang?" Tanyaku memastikan, menatapnya tajam.

"Iya oneng, dari pertama kamu di pinggir jalan abang nggak lihat kamu pakai topi."

"Terus dimana ya bang? Tuh topi kan pemberian bang Igo lagi." Sesalku.

"Ya udah, nanti minta bang Igo buat beli lagi."

"Nggak lah! Bisa-bisa gue di ceramahi bang Igo." Jawabku, mencoba mengingat kapan terakhir aku memakainya.

"Hahaha, iyalah dia bakalan ceramahin lu. Wong sekarang dia lagi mondok. Pasti nyuruh lo pakai hijab lah dari pada topi." Ejek Bang Aries, tertawa puas.

"Udah ahh males ngomongin hijab. Gue nggak bakalan pakai hijab kalau belum punya suami."

"Ciye ciyeee cit cuiiittt, adikku udah gede nih ngomongnya soal suami hehehe." Godanya.

"Udah gede lah, buktinya kita nggak berebut menyusu sama umi." Kataku ketus.

"Iya deh yang bilangnya udah gede. Tapi masih nangis di pinggir jalan." Kembali bang Aries mengingatkanku kejadian kemarin, kalau di pikir-pikir kan itu malu-maluin. Berasa kayak anak kecil minta beli ice cream nangisnya aku. Nyebelin kan nih abang susuanku ngledek mulu. Kalau nggak lagi nyetir udah aku tonjok dia.

"Tambah kecepatan kenapa bang. Pelan banget kayak keong." Keluhku melihat speedometer hanya 40km/jam.

"Heh oneng! Noh lihat jalan macet di suruh ngebut. Jalan 100km/jam aja udah teriak-teriak."

"Bawel, itu kan naik motor. Ya kaka teriak lah." Lagi-lagi bang bawelku ini bikin kesel.

Aku dan bang Aries sebenarnya unik. Sering banget bertengkar, rebutan kayak anak kecil, suka berdebat, dan pokoknya banyak deh yang kami lakuin sampai di bilang kayak Tom and Jerry.

Kami juga punya panggilan masing-masing bawel dan oneng. Kalau bawel soalnya bang Aries itu cerewet banget ngalahin mak-mak nawar belanjaan di pasar. Kalau oneng buat aku soalnya kadang aku suka gagal fokus sama apa yang di omongin atau sedikit lola (loading lama) akibat polosnya aku. Tadi aku beda ya sama onengnya bajaj bajuri yang lolanya nggak ketulungan banget. Lagian kan aku sama mbak Rieke Dyah Pitaloka kan cantikkan aku, mudaan aku, pinteran aku. Buktinya aku dapat peringkat cumlaude di sidang kemarin. Tapi mbak Rieke juga hebat ding kan dia jadi anggota DPR RI, cuman perannya aja jadi oneng yang lemot.

"Neng, ini ke rumah kan?" Tanya bang Aries, memastikan tujuanku.

"Iya wel. Tapi habis ini temenin di rumah sakit ya?" Pintaku memelas. Aku masih takut, kalau sampai bertemu dengannya lagi.

"Ogah! Naik ojek aja sana. Gue ada urusan." Tolak bang Aries.

"Lu bang jahat banget. Nggak sayang apa sama gue? Nanti kalau gue di apa-apain tukang ojek gimana? Kan lagi rame tuh penculikan, perampokan, apalagi pelecehan pada perempuan. Tega lu bang?" Kataku memelas.

"Mimpi lu kejauhan oneng. Siapa yang mau nyulik lu? Lagian lu kan sabuk hitam, nggak bakalan di apa-apain. Ada juga tuh tukang ojek babak belur gara-gara lu."

Asheeqa (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang