05

7K 1K 196
                                    


Hari ini hari Jumat, hari yang paling disukain sama semua murid, karena sekolah pulang lebih cepat. Biasanya pulang jam 4 lewat, sekarang paling jam setengah dua belas. Jauh lebih cepat.

Sekarang lagi pelajaran bahasa Indonesia, pelajaran yang paling Hana suka bisa dibilang. Selain matematika. Ya udah lah ya.

Mereka semua lagi ada di perpustakaan, ngerjain tugas resensi buku. Paling males sih sebenernya, karna harus baca bukunya dulu, malah banyak banget halamanna lagi.
June mah lagi enak enakan baca fiksi dewasa di pojokan, Hana gatau mau baca apaan anjir.

Keliing keliling perpustakaan, masih nyari buku untuk diresensi, bingung mau pilih genre apa.

Sampai matanya tertuju pada salah satu buku disana, buku puisi, karangan Sapardi Djoko Darmono,

Hujan Bulan Juni.

—ya. Tidak ada yang lebih tabah dibandingkan hujan dibulan Juni.

Pas banget sama suasana hatinya sekarang.
Tangannya beralih mengambil buku tersebut, sebelum pergerakannya terhenti karena ada seseorang disana yang juga memegang buku itu. Entah siapa.

Rak buku tidak terlalu tinggi, Hana menaikkan kepalanya, dan kaget setengah mati.

Kenapa dia harus ketemu orang ini lagi disaat saat seperti ini?

"Oh, maaf. Kamu aja yang ambil bukunya. Saya bisa ambil buku yang lain."

"Gausah, pak. Buku ini buat bapak aja."

Hana memutuskan untuk melangkahkan kakinya, sebelum seseorang menghentikan pergerakannya.

"Hana."

"Maaf pak, saya harus cari buku lain, tugas harus dikumpul hari ini."

Hana jalan lagi, tapi baru beberapa langkah, langkahnya terhenti.

"Maaf. "

Diam. Enggan untuk menengok. Tangannya mengepal erat, saat seperti ini dia benci dengan pak Taehyung dan juga dirinya sendiri.

"Maaf, udah buat kamu sakit hati."

"Gapapa. Udah biasa."

"Saya cuma gamau kamu sakit hati belakangannya."

"Iya ngerti."

"Kamu maafin saya?"

"Salah bapak apa?"

"Udah buat kamu sedih."

"Emang saya keliatan lagi sedih sekarang? Santai aja kali, pak."

Hana senyum, terkekeh sedikit. Mengabaikan pak Taehyung yang menatapnya bingung sekarang.

"Saya belum bisa tenang, kalau belum denger langsung maaf dari kamu."

Hana memutar bola matanya malas, ga nyangka ternyata guru kesayangannya itu keras kepala bukan main.

Hana berjalan menghampiri Taehyung disana, mendekatkan badannya, dan tersenyum tepat didekat Taehyung. Buat Taehyung spontan membulatkan matanya,

"Iya, saya maafin bapak. "

Meninggalkan tempat itu saat itu juga, sesaat setelah berkata demikian. Meninggalkan Taehyung yang masih shock disana, tidak sadar pipinya bersemu merah.
Baru sadar, kalau muridnya itu— manis.

"Eits pak taehyung?"

"June?"

June yang dari tadi nguping pembicaraan Hana sama Taehyung barusan sekarang berdiri didepan Taehyung, dengan senyuman jahilnya.

pak guru - kim taehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang