Warn: siapkan hati. Siapkan jiwa. Siapkan tissue.
Setelah Jungkook merebahkan Taehyung dikamarnya, ia langsung menelfon dokter pribadi Taehyung saat itu juga tidak perduli jam berapa saat ini.
Jungkook panik bukan main begitu liat Taehyung terkapar mengenaskan dibawah dengan hidung mengeluarkan darah, dan wajah pucat lemas.
Sekarang ia sedang melihat dokter Kang yang sedang memeriksa Taehyung, yang masih belum sadarkan diri.
Tidak lama, dokter Kang berjalan menghampiri Jungkook disana, menghembuskan nafasnya lirih, matanya penuh keprihatinan.
"Bagaimana dok, kondisi kakak saya? Apakah penyakitnya semakin memburuk?"
"Taehyung terlalu lelah, kondisinya semakin buruk dari hari ke hari. Ia sudah mulai mimisan, dan bahkan kerja syaraf motoriknya pun sudah mulai memburuk. "
Jungkook mengusap wajahnya kasar, ia kesal dengan kakaknya sendiri karena susah sekali dilarang untuk bekerja.
"Apa tidak ada cara untuk menyembuhkan kakak saya dok? Atau setidaknya membuat penyakitnya sedikit lebih ringan?"
"Yang dibutuhkan dari Taehyung saat ini adalah dukungan dan kebahagiaan dari orang orang terdekatnya. Ia butuh merasa nyaman, dan punya harapan untuk hidup."
Jungkook menatap wajah damai kakaknya yang sedang tidur lirih, ia hampir meneteskan air matanya melihatnya, sungguh hatinya sesak. Ia tidak mau kehilangan kakak kesayangannya. Ia sangat menyayangi Taehyung.
"Ingat Jungkook, Taehyung masih punya harapan untuk sembuh."
Dokter Kang menepuk pundak Jungkook, berniat untuk menguatkan adik kesayangan Kim Taehyung.
Lo harus sembuh, kak. Gue gamau kehilangan lo.
;
Jam 10 malam, dan Taehyung sudah sadar dari satu jam yang lalu. Ia tengah jengah mendengarkan Jungkook yang sedari tadi bawel sekali menasehatinya untuk tidak terlalu lelah bekerja.
Taehyung hanya bisa mengiyakan dan menatap lelah adik cerewetnya itu.
"Kak, lo denger gue kan?!"
"Iya, Jungkook. Aku mendengarmu. "
"Gue gamau kalau sampai kondisi lo drop lagi kayak gini. Lo itu sakit kak, butuh istirahat."
"Iya."
"Ah anjir capek gue, dari tadi iya iya mulu! Besok juga lembur kerja lagi!"
"Enggak."
Jungkook memutar bola matanya malas, jawaban Taehyung terlalu standar, hanya berkutat pada 'iya' dan 'enggak'.
Suasana kembali diam, sebelum akhirnya Taehyung menengok kearah jendela, menatap rintikan hujan yang turun disana.
"Jung, sekarang hujan?"
"Iya, hujan. "
Mengingat kata hujan, Taehyung langsung menegakan badannya, dan matanya membulat, melihat jam yang ada di tangannya.
Ia teringat Hana. Hana takut akan hujan. Hana sendiri dirumah. Itu yang sedari tadi ia pikirkan.
"Kak, lo kenapa sih? Ini cuma hujan elah, kaget banget lo."
"Aku harus pergi, Jungkook."
"Apa?! Pergi kemana lagi?! Lo baru aja siuman, kak!"
Tanpa mendengar perkataan Jungkook lagi, Taehyung langsung berdiri dan memakai mantel hitamnya yang berada diatas kursi, dan mengambil kunci mobilnya yang ada diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
pak guru - kim taehyung
Fanfiction"pak, saya suka sama bapak." "kamu masih waras kan? saya guru kamu." Bahasa: baku & nonbaku