- Last -

2.6K 79 51
                                    

"Rein!" Teriak Jin

"Jinnn!"

"Appa!"

Rein dan Jaehwa pun memasuki ruangan Jin.

"Chagi tubuhmu pucat dan dingin sekali! Ada apa ini?"

"Appa -hiks"

"Dokter!!!" Teriak Rein mencari-cari dokter.

Skip. Beberapa menit kemudian setelah dokter memeriksa Jin, dia keluar dan mempersilahkan masuk.

"Bersabarlah ne." Menepuk pundak Rein

"Maksudmu?" Tanya Rein kebingungan

Saat Rein mulai membuka pintunya entah kenapa, sekarang Jin sudah tertutup oleh kain berwarna putih disekujur tubuhnya. Tubuh mulai gemetaran, mata mulai meneteskan airnya satu persatu, badan juga mulai lemas. Ya itulah yg sekarang Rein rasakan saat melihat kondisi Jin tertutupi kain berwarna putih.

"J-i-n apakah itu kamu? Bangunlah hey! Apa kamu tidak ingin melihat anak kita yg baru lahir ini? Heh."

"Eomma kenapa appa ditutupi oleh kain putih?"

"Maafkan kami Rein, dia sudah tidak bisa kami selamatkan lagi." Lanjut dokter

"Maksudmu dia meninggal??"

"Nee, mianhae."

"Tidak mungkin haha dia masih hidupkan?"

"Appppaaaaaaa!"

"Jin aku baru saja akan menceritakan kejadian yg sebenarnya. Asalkan kamu tahu Solbin sekertaris mu yg membuatmu meninggal seperti ini, dia bekerja sama dengan mantan mu Irene!"

"Sekarang aku tidak punya appa!"

"Jaehwa sabar. Mungkin tuhan ingin appamu kembali kepadanya dan beristirahat disana dengan tenang."

"Tapi! Aaaaaaaa!"

Karena waktu mulai sore, pihak keluarga dan rumah sakit segera menguburkan jasad Jin.

Menit demi menitpun berlalu, mereka pun tiba di pemakaman umum.

Tangisan demi tangisan terdengar dari pihak keluarga masing-masing. Begitupun Rein yg dari tadi pingsan saat di perjalanan, tapi tidak dengan Jaehwa, ia berusaha tegar melihat appanya yg tidak dapat bersamanya lagi.

Para karyawan Jin mulai berdatangan ke pemakaman, tapi hanya Solbin saja yg tidak datang.

"Bu Rein, maaf aku mengganggu. Ini ada surat dari bapak yg dititipkan kepadaku."

"Surat apa?"

"Ntahlah dia menitipkan nya saat buru-buru akan berangkat ke rumah sakit waktu itu. Saat kemarin ibu datang kekantor aku lupa memberikan nya ,jadi sekarang saja aku kasih."

"Baiklah."

Dibantu oleh eomma Rein, ia mulai membuka isi surat nya.

Untuk Istri dan Anakku ..
      
Rein terima kasih telah mengisi hari-hariku yg kau susun dengan senyuman dan kasih sayangmu untuku. Sekali lagi terimakasih, aku harap suatu saat nanti kamu bisa menggapai mimpi-mimpimu yg sempat belum terkabulkan
Beerbahagialah istriku ne.

Jaehwa jagalah ibumu, dan calon adikmu yg akan lahir nanti. Karena kehadiran mu sangat dibutuhkan jika kelak aku sudah tidak ada. Turuti perkataan eomma mu chagi. Rajinlah berlajar agar kau mendapatkan nilai yg terbaik.

                   나는 너를 모두 사랑해.♥️

"J-i-n !!!! "

"Sudah Rein, tidak usah bersedih lagi. Jin akan tenang dialam sana." Ucap eomma Rein

"Mungkin kehidupan Jin hanya sampai disini hiks.. aku harus merawat gadis kecilku ini tanpa seorang ayah."

"Dirumah akan sepi karena appa tidak ada hiks."

Skip. Keesokan harinya Rein mulai melaporkan Solbin dan Irene atas pembunuhan berencana.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk polisi menangkap mereka berdua. Saat menggerebek rumah mereka, Solbin dan Irene hanya pasrah menyesali perbuatannya.

                         
                                  End.



"Jangan membalas mereka yg menyakitumu, maafkan saja,karena kata maaf darimu tidak akan membuat orang berani menyakiti mu lagi ."

























Hay hay hay! Akhirnya thor beres juga bikin cerita ini yeay!

Terimakasih banyak buat para readers yg udah mau menghargai karyaku walaupun ceritanya masih belepotan kaya anak bayi lagi makan hehe.

Kamsahamnida kamsahamnida kamsahamnida kamsahamnida kamsahamnida kamsahamnida readers tercintaku♥️

                     Love you all guys❤️


                                  •••••••••

Man Fill My Heart♡  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang