Beberapa bulan kemudian. . . .
(Btw, biar cepet hehe)Dipagi hari, terlihat keluarga yg beranggotakan tiga orang sedang menikmati sarapan pagi di ruang makan .
"Jin hari ini aku akan kerumah sakit bersama Jaehwa."
"Kontrol Jaehwa?"
"Nee."
"Kalau begitu aku akan mengantarmu, setelah itu aku pergi bekerja. Bagaimana?"
"Boleh, lagipula jika aku pergi menggunakan bis harus jalan terlebih dahulu ke depan halte."
"Memangnya kenapa?"
"Apa kamu tidak lihat? Perutku sudah membesar gini."
"Ahh nee aku lupa haha."
"Yasudah ayok!"
"Nee."
Diperjalanan Jaehwa terlihat sangat bahagia karena hari ini dokter akan memberitahu perkembangan Jaehwa selama terapi yg ia jalankan.
Selang beberapa menit berlalu, akhirnya mereka tiba dirumah sakit. Karena jam sudah menunjukkan pukul 07.00, Jin langsung pergi menuju kantornya. Sedangkan Rein dan Jaehwa pergi menuju ruangan dokter.
Tuk-tuk-tuk
"Masuk."
"Annyeong dokter." Ucap Jaehwa sumringah
"Ahh nee annyeonghaseyo Jaehwa."
"Dokter bagaimana hasilnya?"
"Begini, sebetulnya anakmu harus menjalankan terapi lagi sekitar 1 atu 2 kali lagi. Tapi aku lihat sepertinya Jaehwa sudah baik-baik saja, jadi tidak usah terapi lagi hanya butuh istirahat yg cukup saja dan makan makanan yg sehat."
"Eomma aku sudah sembuh, jinjja?"
"Nee chagiya. Syukurlah."
"Minum saja vitamin yg aku berikan serajin mungkin."
"Arraseo. Kalau begitu kami pulang dulu, sekali lagi kamsahamnida dokter."
"Nee cheonma Rein."
"Bye dokter."
"Bye Jaehwa."
Mereka pun keluar dari ruangan, baru saja berjalan sebentar Rein terlihat memegang terus perutnya yg besar itu.
"Ja-eh-wa."
"Emm mwo?"
"Perut eomma sa-sa-kit sekali chagi. Uhh"
"Hah! Kenapa? Ada apa dengan eomma!"
"Tolong panggilkan dokter. Cepat!"
"Baiklah."
"Sebaiknya aku menelepon Jin." Guman Rein yg menahan sakitnya.
Jin pov
Kring-kring
"Solbin tolong ambilkan telepon ku."
"Nee. Ini pak"
"Rein?"
"Jinn! Seperti nya aku akan melahirkan!"
"Hah! Mwo!
"Cepatlah kerumah sakit Jin!"
"Nee-nee, aku akan kesana. Sebentar ya chagiya."
Jinpun menutup teleponnya dan segera menuju parkiran untuk mengambil mobilnya.
Jin pov end.
Setelah Jehwa memanggil dokter, akhirnya Rein dibawa keruangan persalinan. Sedangkan Jaehwa menunggu diluar seorang diri.
Lima menit sudah Jaehwa menunggu sang Appa yg belum juga sampai dari tadi.
Terdengar sudah tangisan bayi yg sudah keluar dari perut Rein. Tapi dari tadi Jin belum juga datang kerumah sakit.
Jaehwapun dipersilahkan masuk oleh doktee untuk melihat adiknya yg baru lahir tersebut.
"Eomma!"
"Chagiya."
"Ahh apakah ini adikku?" Tanya Jaehwa dengan wajah berkaca-kaca bahagia.
"Nee, ini adikmu chagi."
"Apakah dia perempuan?"
"Umm. Cantik kan? "
"Dia sangat lucu sekali!"
"Jaehwa apa, Appa sudah datang?"
"Belum Eomma, mungkin dia terjebak macet. Oh ya adik kecilku akan diberi nama apa Eomma?"
"Eomma dan Appa sudah memikirkan nama ini, tapi Eomma tidak tahu apa kau menyukainya atau tidak."
"Memangnya apa?"
"Kim Eun Hye, yg memiliki arti anugrah."
"Ahhh kiyowo sekali. Aku suka Eomma."
"Bagus,nee."
Saat ditengah pembicaraan Rein dan Jaehwa, tiba-tiba handphone Rein berdering. Ntah siapa yg menelpon karena disitu tidak tertera nama sang penelepon.
"Yeobohaseyo?"
"Apa ini Rein?"
"Nee, saya sendiri. Ada apa ya?"
"Kami dari pihak rumah sakit ingin menanyakan apakah pria yg bernama Kim Seokjin suami anda?"
"Umm nee dia suamiku ada apa ya?"
"Kim Seokjin sedang berada di ruangan ICU, dia terluka sangat parah disekujur tubuhnya akibat kecelakaan yg begitu hebat."
"Ahh kecelakaan!"
"Kalau begitu saya harap anda segera kesini untuk menemui suami anda."
Pihak rumah sakit pun menutup teleponnya.
"Eomma ada apa!"
"J-j-in, dia kecelakaan"
"Mwo! Appa!!"
Voment guys jangan lupa, oke👌
Cuman mau bilang aja, tinggal beberapa chapter lagi cerita ini bakal tamat.
Stay with Man Fill My Heart story, readers ♥️
Kamsahamnida ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Fill My Heart♡ [END]
RomanceCOMPLETED✔ Cash: -Kim Seokjin -Y/n Voment ya~ karena itu sangat berharga bagi Author.