Chapter 17

433 9 0
                                    

Semenjak kejadian mita dan wirawan yang sudah larut satu minggu kini Alena tetap murung seperti tak ada semangat untuk hidup.
Berkali-kali para sahabat nya mencoba menghibur nya tetapi hasil nya nihil.

"Sayang hadapi hidup ini dengan senyuman jangan nyerah gini yang" ucap bintang.

Saat ini mereka berada di taman sekolah mereka duduk di kursi panjang berdua, karena hari ini free class karena sudah siap UKK.
Tinggal menunggu bagi raport lusa.

"Bin aku bingung sampai sekarang aku belum tau mami di mana ini kamis,  senin mami sama papi akan ambil keputusan dan aku tinggal sama sindy, kak Chandra balik minggu"ujar Alena dengan mata berkaca-kaca lagi, sudah di pastikan sekali berkedip air akan membanjiri pipi nya.

"Sekarang keluarkan segala yang mengganjal di hati kamu, keluarkan amarah kamu, keluarkan emosi kamu,  aku siap jadi pendengar jika itu membuat kamu tenang, ingat sayang aku siap dengar keluh kesah kamu"ucap bintang dengan serius dan menggenggam erat jemari Alena.
"Sekarang keluarkan semua nya agar kamu lega"sambung bintang.
"Bin aku takut... Aku takut kalok mami pisah sama papi... Hiks... Aku malu bin hiks..... Apa kata orang nanti hiks.... Aku takut bin takut... "Ucap Alena terisak,  bintang langsung memeluk Alena dia sangat tidak bisa melihat wanita nya ini menangis.

"Ingat al aku selalu ada sama kamu kita selalu sama, jangan takut apapun itu kita hadapi, jangan menangis aku belum pernah liat kamu serapuh ini"ucap bintang masi tetap memeluk Alena.
"Jangan nangis kita selalu sama" sambung bintang dan sudah membingkai wajah Alena dengan tangan nya.

"Aku benci kenapa tuhan membalik kan tante yuni hiks.... " ucap Alena sambil teriska tangis.

"Jangan benci rencana tuhan karena di balik setiap rencana nya ada hal indah yang telah dia siap kan"jawab bintang dan menghapus air mata Alena.

Alena pun memeluk bintang dengan erat terasa nyaman bagi nya berada di pelukan bintang benar kata bintang kita tidak bisa menyalah kan rencana tuhan.
Karena ada pelangi yang indah setelah hujan.
•••
Mita kini sibuk di butik nya,  hanya pekerjaan yang bisa membuat nya melupakan masalah nya meskipun hanya sejenak.

"Maaf buk ada tamu yang mau bertemu" ucap salah satu pegawai mita saat dia sedang menggambar desain baju klaen nya.

"Klaen? Atau enggak?" tanya mita masi fokus dengan gambar nya.

"Seperti nya bukan buk"jawab pegawai nya lagi.

"Yaudah suruh tunggu di sofa sebentar lagi saya temui" jawab mita dan sudah sibuk menyusun peralatan nya.

mita pun keluar masi dengan meteran yang melingkar di leher nya.
Mita pun duduk di sofa depan pria yang menunggu nya.

"Farhan... Kamu suami yuni kan?" tanya mita saat mendapati suami yuni.

"Iya mit kamu masi ingat" jawab farhan dengan ramah.

"Ya tentu aku masi ingat" jawab mita dengan senyum yang masi dia paksa.

"Jadi gini mit kedatangan aku ke sini cuman mau bilang lindungi suami kamu, jangan biarkan yuni menjadi perusak rumah tangga kalian, karena aku korban, semenjak aku bangkrut dia meninggalkan ku dan dia mengejar suami mu kembali demi harta yang bisa mencukupi dia,  niat aku ke sini baik hanya untuk memperingati kamu aku kasian liat keluarga kamu jika hancur hanya karena yuni" ucap farhan yang langsung to the poin dan membuat mita menimbulkan banyak pertanyaan.

"Ma... Maksud kamu???  Bukan nya yuni bilang kamu yang meninggalkan dia karena sakit???" tanya mita dengan terbata.

"Itu rekayasa" jawab farhan dengan menghela nafas berat.

Cerita Cinta Kita {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang